“Kau cerewet sekali nona, diamlah sedikit” Balas Jalal pada Jodha dan dia
langsung memanggil beberapa pegawai dari boutique itu untuk mencarikan gaun
yang cocok untuk dikenakan oleh Jodha
“Selalu seperti itu? Membuat ku penasaran
dengan hal-hal aneh yang dilakukan nya” Bathin Jodha
Setelah
ditawarkan beberapa gaun akhirnya Jalal memilih beberapa gaun diantaranya untuk
Jodha kenakan, gaun-gaun yang dipilihkan Jalal untuk Jodha begitu indah dan
terlihat elegan, dan entah kenapa semua gaun itu sangat pas di tubuh Jodha,
tidak kebesaran juga tidak kekecilan.
“Bagaimana dia bisa tahu dengan baik
ukuran ku” Tanya Jodha dalam hati
dan membuatnya malu sendiri membayangkan itu semua
Jodha sudah
mencoba semua gaun pilihan, Jodha sendiri tidak bisa memutuskan jika harus di
suruh memilih salah satu diantara gaun-gaun indah itu, sebagai seorang wanita
pasti ia akan sangat senang jika mempunyai beberapa koleksi gaun mewah di
lemari nya tapi sebagai seorang Jodha itu sangat sulit ia wujudkan, tentu saja
karena harga gaun itu yang selangit, sangat tidak cocok untuk kantongnya. “OK, aku akan memilih satu gaun dengan harga
yang paling murah untuk aku beli, masa aku tidak membeli sama sekali setelah
mencoba beberapa gaun mewah disini, bisa-bisa para pegawai disini mengulitiku karena
sudah berani mencoba gaun mewah dan limited edition mereka, yahh,, walaupun
dengan begitu aku harus mengusik tabunganku, tapi tidak apa, setelah ini aku
harus benar-benar menekan pengeluaran ku untuk setahun kedepan, jangan sampai
anak-anak terlantar hanya karena ke-konyol-an ku membeli gaun disini,, hufhhh”
Bathin Jodha sambil melihat gaun-gaun
indah di depan nya
“Ayo, kita sudah
selesai memilih gaun nya. Ambil semua gaun nya untukmu” Kata Jalal pada Jodha
dan seketika membuyarkan lamunan Jodha
“iya,, eh,, apa tadi kau bilang? Ambil semuanya??” Tanya Jodha tidak percaya,
ia menelan ludah yang terasa berat di tenggorokan nya “Kalau ambil semuanya, aku tidak hanya berhemat selama setahun tapi
seumur hidup,,, ya Tuhan,, tidak,, tidak” Jodha meringis dalam hati dan menggelengkan
kepala nya kuat-kuat
“Hey,, apa yang kau fikirkan? Kenapa menggelengkan kepala seperti itu” Tanya
Jalal yang melihat kelakuan aneh Jodha barusan
“Ah,, Tidak apa-apa, Jalal, aku akan mengambil satu gaun saja” Jodha segera
memilih gaun-gaun itu, tentu saja Jodha bukan melihat model atau warna dari
gaun yang akan di pilihnya tapi yang ia lihat adalah harga yang tertera di
pricetag gaun-gaun itu dan akhirnya ia menemukan gaun yang paling murah
walaupun sebenarnya itu masih terlalu mahal untuknya dan ia segera membawa gaun
itu ke kasir untuk melakukan pembayaran lalu ia bisa segera pergi dari tempat
terkutuk ini.
Jalal yang melihat kelakuan polos Jodha hanya geleng-geleng kepala dan
tersenyum tipis, akhirnya ia mengerti sekarang, Jalal melihat ke salah satu
pegawai disana dan memberi isyarat padanya untuk membawa semua gaun yang sudah
dipilhnya tadi dan ia mengikuti Jodha berjalan menuju kasir.
“Kau ambil yang
itu nona? Hanya satu?” Tanya Jalal pada Jodha yang masih mengantri untuk
melakukan pembayaran
“Ya” Jawab Jodha singkat
“Kau yakin hanya mengambil satu Jodha, menurut ku semua gaun yang ku pilih tadi
bagus dan sangat cocok di tubuhmu” Kata Jalal lagi, ia ingin menggoda Jodha
sebelum ia menunjukan pada Jodha bahwa ia adalah pemilik dari boutique dan
barber shop ini, entah Jodha sadar atau tidak di depan toko mewah ini
sebenarnya terpampang nama “The Worlds” dengan jelas
“Eemm,, Aku,, Aku tidak suka yang lain, aku hanya suka yang ini” Jawab Jodha
“Melakukan itu lagi nona? Mengapa kau
sering mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan hatimu,,hhmm” Bathin Jalal, ia sangat tahu Jodha menyukai
semua gaun yang dipilhkan nya tadi itu terlihat dari ekspresi wajah Jodha yang
begitu sumringah saat mengenakan gaun-gaun itu.
“Hey,, Kenapa menatap ku seperti itu” Kata Jodha pada Jalal, kini ia sudah
sampai di depan kasir, saat ia akan melakukan pembayaran dengan menggunakan
credit card nya, Jalal memanggil pegawai yang tadi diminta nya untuk membawa
gaun-gaun pilihan nya dan meletakan nya di meja kasir tepat di hadapan Jodha.
Jodha yang melihat itu langsung bertanya pada pegawai yang menurutnya lancang
itu
“Maaf,, Saya tidak membeli gaun-gaun ini, saya hanya mau membeli gaun ini saja”
Kata Jodha
“Maaf nona, saya hanya melakukan apa yang disuruh oleh atasan kami” Jawab
pegawai itu pada Jodha
“Atasan? Tapi,, Untuk apa?,,, Aku tidak mengerti” Tanya Jodha bingung
“Maaf nona, tugas saya sudah selesai sekarang saya harus kembali, permisi nona”
Kata pegawai itu dan berlalu meninggalkan Jodha
“Hey,,, Siapa atasanmu, aku tidak mengenalnya” Kata Jodha sedikit berteriak
tapi pegawai itu tidak mendengarnya karena ia sudah masuk ke sebuah ruangan di
dalam sana
Pelayan kasir mulai menghitung harga untuk semua gaun-gaun itu sedangkan Jodha
hanya menatap horror dan terpaku melihat angka yang terus bertambah di layar
monitor yang berada di depan nya, tiba-tiba ia merasa oksigen di ruangan ini
menipis setiap detiknya, ia kesulitan bernafas melihat angka-angka di depan nya
yang tidak mungkin bisa ia bayar saat ini “Mati
kau Jodha, begini ternyata akhir hidupmu nona, miris,,,,” Lirih Jodha dalam hati
Jalal
menyaksikan itu semua tepat dihadapan nya, ia berusaha mati-matian dari tadi
untuk tidak tertawa melihat ekspresi Jodha.
Jalal yang berada tepat di belakang Jodha, mengedipkan matanya kearah petugas
kasir yang melayani Jodha dan seperti tahu apa maksud Jalal, petugas kasir itu
kemudian berbicara pada Jodha
“Silahkan nona, anda ingin melakukan pembayaran dengan cash atau,,,?”
“Eem,, Saya,, Sebenarnya,,,” Jodha langsung memotong ucapan pegawai kasir itu
tapi setelah itu dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi
“Ya?”
OK, sekarang Jalal sudah tidak tahan lagi menggoda Jodha, sudah cukup jangan
sampai Jodha menangis karena ulah nya barusan
“Jodha” Panggil Jalal lembut di belakang Jodha
Jodha langsung menoleh pada Jalal dan memandangnya seolah minta pertolongan
“Jalal,, Eem,, Tolong kau katakan padanya kalau aku hanya membeli satu gaun
saja bukan semuanya, kau lihat sendiri kan tadi tiba-tiba saja salah satu pegawai
disini membawa semua gaun pilihan mu karena disuruh oleh atasanya” kata Jodha
dengan nada sedikit merajuk pada Jalal
“Nona?” Panggil pegawai kasir itu pada Jodha
Jodha lalu mengalihkan pandangan nya pada pegawai kasir itu, ia lalu bertanya
“Siapa atasanmu itu? Aku ingin bertemu dengan nya, apa maksudnya menyuruh ku
membeli semua gaun-gaun ini” Kata Jodha sedikit ketus
Pegawai itu kelihatan menunduk dan melihat takut kearah belakang Jodha kearah
Jalal tepatnya untuk meminta persetujuan dan Jalal mengangguk padanya
“Maaf nona, atasan kami yang sekaligus pemilik dari boutique dan barber shop
ini adalah Mister Jalal, orang yang datang bersama anda kemari yang berada tepat
di belakang anda”
HAH,,,!!!!
Jodha langsung
melihat Jalal yang masih setia berdiri di belakang nya, Jalal yang ditatap
begitu intens oleh Jodha hanya tersenyum manis kearahnya
“Kau pemilik tempat juga?” Sebuah pertanyaan retoris terlontar dari mulut Jodha
“Kebiasaan,,, kenapa dia suka sekali
membuat ku terkejut dengan hal-hal tentang dirinya yang belum ku ketahui,
sepertinya aku harus sering-sering memeriksakan jantungku ke dokter karena
seringkali mendengar hal-hal yang membuat jantungku seolah berhenti berdetak
beberapa saat olehnya” Bathin Jodha
“Hhmm,,,” Jalal hanya mendehem ia lalu melirik kearah pegawai kasir nya “Berikan
gaun merah muda itu padaku dan gaun yang lain nya kau packing dan masukan ke
bagasi mobil ku”
“Jalal?” Jodha menatap kaget kearah Jalal
“Apa? Jangan memikirkan angka-angka di layar itu yang akan membuatmu sakit kepala,
semua gaun itu untukmu, ini kau akan memakai gaun yang ini untuk kerumah ku dan
satu lagi jangan memasang tampang seperti itu Jodha, ayo sekarang ikut aku ke
lantai atas, masih ada hal yang harus kau lakukan sebelum pergi ke rumahku”
Ajak Jalal dengan menggandeng tangan Jodha menaiki tangga menuju barber shop
yang berada di lantai dua. “Sekarang
apalagi,,,? Astaga,,,” Tanya Jodha
dalam hati
“Tolong rias
nona ini dan jangan kecewakan aku karena sudah mempekerjakan mu selama ini”
Perintah Jalal dengan sedikit ancaman pada salah satu karyawan barber shop nya
Jodha mendelik kesal pada Jalal, ada banyak pertanyaan yang berputar di
kepalanya saat ini yang ingin ia lontarkan pada Jalal tapi seolah situasi dan
kondisi sedang tidak berpihak padanya saat ini
Setelah hampir
satu jam, akhirnya Jodha selesai di hias ia pun sudah mengenakan gaun merah
muda yang tadi di pilihkan Jalal untuk dipakainya, wajahnya kelihatan lebih
fresh dan semakin cantik hingga begitu mempesona setiap orang yang memandangnya,
ingin rasanya Jalal menarik Jodha dan menyembunyikan Jodha dari dunia ia tidak
mau pria-pria mesum diluar sana melihat kecantikan Jodha, tidak,, tidak boleh.
“Jalal” Panggil Jodha pada Jalal, sejak melihat dia keluar tadi Jalal hanya
diam saja tidak berkata apapun, ekspresi yang di tunjukan Jalal sulit diartikan
oleh Jodha “Apa aku terlihat aneh” Tanya Jodha pada dirinya sendiri, ia lalu
memegang wajah dan rambut nya berantian
“Hey,, Jangan merusaknya Jodha, tidak ada yang perlu di rapikan. Sangat indah”
kata Jalal tersenyum pada Jodha
“Hmm,,, Jalal apa benar kau akan mengajak ku kerumah mu?”
“Ya” Jawab Jalal sigkat dan sorot matanya tidak lepas dari Jodha sejak tadi, ia
masih terus mengaggumi Jodha yang menjelma menjadi seorang dewi khayangan atau
dewi khayangan lah yang sedang menjelma menjadi sosok Jodha sekarang
“Tapi untuk apa ini semua? Ini berlebihan Jalal” Protes Jodha dengan wajah
cemberut nya dan ia mengembungkan kedua pipinya
CUP
Jalal mencium pipi sebelah kanan Jodha, ekspresi Jodha barusan membuatnya gemas
dan dengan spontan ia mencium pipi Jodha
“Apa tadi dia mencium pipiku?” Bathin
Jodha tidak percaya
“Kenapa? Kau mau pipi sebelah kirimu aku cium juga?” Goda Jalal tanpa canggung
sama sekali
“Jadi benar?” Bathin Jodha lagi
“Hey,, Kau kenapa diam saja,, hmm” Tanya Jalal pada Jodha yang diam saja dari
tadi
“Ah,, I-iya” Jawab Jodha gugup
“Benarkah?”
“Apanya”
“Ck,,, Jodha Jodha,,, tadi aku mengatakan padamu apa kau mau pipi sebelah
kirimu aku cium juga dan baru saja kau mengatakan iya,, so,,,?” Jawab Jalal
penuh kemenangan dan mendekatkan wajahnya pada Jodha
“Dasar mesum,,,” Hardik Jodha dan ia memukul lengan Jalal dengan tinju nya
“Hahaha,,, Ayo sekarang kita ke rumahku”
“Jalaaaallllll” Teriak Jodha
“Astaga,,, Apalagi Jodha?”
“Jawab dulu pertanyaan ku, kau senang sekali membuat orang penasaran,
menyebalkan, untuk apa kau mengajak ku ke rumah mu dengan berdandan berlebihan
seperti ini” Sungut Jodha
“Aku ingin mengajakmu dinner di rumah ku dan bertemu dengan mama ku” Kata Jalal
lembut pada Jodha
Jodha jadi gugup seketika mendengar jawaban Jalal, “apa maksudnya ini mengapa aku merasa seperti seseorang yang special
yang akan di kenalkan Jalal pada mamanya”
“Bertemu mama mu?”
“Ya, aku ingin mengenalkan mu dengan mama ku dengan mengundangmu dinner di
rumah ku”
“Dinner? Berarti malam hari” Tanya Jodha polos, entah dia sadar atau tidak
dengan pertanyaan bodoh nya itu barusan
Seketika Jalal tertawa mendegar pertanyaan konyol Jodha
“Hahaha,, Tentu saja malam hari nona, kalau siang hari namanya lunch”
“Hufh,, Ma,, Maksudku,,
aku tidak bisa memenuhi undangan mu kalau malam hari Jalal, maaf” Kata Jodha
sedikit tidak enak pada Jalal
Jalal langsung menghentikan tawanya dan memasang wajah serius pada Jodha
“Kenapa?”
“Eem,, Kau,, Kau kan tahu sendiri kalau aku bekerja part time sebagai seorang chef
jika malam hari”
“Kalau begitu jangan bekerja disana malam ini”
“Apa..Tidak bisa begitu Jalal, bagaimana kalau aku di pecat, tidak mudah
mendapatkan pekerjaan part time senyaman tempat bekerja ku sekarang” Dengus
Jodha
“Tidak akan ada yang memecatmu, aku cukup mengenal pemilik welligtone hotel,
tenang saja” Jawab Jalal dengan mengedipkan sebelah matanya pada Jodha.
Jalal kembali melanjutkan “Aku jadi berfikir bagaimana kalau,,,” Jalal
menggantung ucapan nya dan membuat Jodha yang mendengarnya penasaran
“Kalau apa?” Tanya Jodha tidak sabaran
“Mmm,,, Bagaimana kalau,,, aku beli saja Wellingtone Hotel, bagaimana menurutmu,
ide yang bagus bukan?” Kata Jalal santai
“Hah?” Jodha terperangah tidak percaya, Jalal berkata ingin membeli sebuah
Hotel mewah tapi dari nada bicara dan raut wajahnya dia tampak seperti hanya ingin
membeli sebotol air mineral di pinggir jalan, sangat biasa menurutnya
“Hey,,, Apa aku salah mengatakan sesuatu? Kenapa wajahmu kaget seperti itu?”
Tanya Jalal
“Ah,, Ti,,tidak, apa kau serius ingin membeli Wellingtone Hotel?
WELLING-TONE-HO-TEL Jalal?” Ulang Jodha masih tidak percaya
“Why not?”
“Hmm,, Baiklah aku lupa aku sedang berhadapan dengan siapa saat ini” Kata Jodha
pasrah
“Bagus”
“Emm,, Jalal”
“Apalagi nona?”
“Emm”
“Apa? Katakanlah”
“A,, Aku,, teringat dengan anak-anak, aku membayangkan mereka hanya diam di
rumah sedangkan aku,,” Jodha menunduk, ia tiba-tiba teringat bintang-bintang
nya yang pasti sekarang sedang menantinya di rumah, Jalal tersenyum melihat
Jodha
“Aku sudah menduganya” Kata Jalal misterius
Jodha menengok kearah Jalal dan mengernyit dahinya bingung kearah Jalal
“Kemarilah” Kata Jalal kemudian sedikit keras
Sedetik kemudian tiba-tiba pintu ruangan di belakang Jodha terbuka dan
keluarlah anak-anak asuh Jodha, mereka berlari menghambur kearah Jodha diantara
mereka juga ada Bhaksi dan Javeda
“Kalian,,,,” Kata Jodha, ia merentangkan tangan nya kearah anak-anak asuhnya
“Aunty Jo” Teriak anak-anak itu serempak dan berlarian menuju Jodha
“Oke,, Sudah lengkap semua, kita berangkat sekarang” Kata Jalal kemudian
“Iya” Jawab Jodha
Jalal menyiapkan mobil lain untuk anak-anak dan Bhaksi juga Javeda, sedangkan
Jodha tentu saja tetap berada satu mobil dengan nya
“Terima kasih” Kata Jodha tulus saat ia akan masuk ke mobil Jalal
“Sama-sama,,, Dan kau sangat cantik Jodha” Jawab Jalal berbisik di telinga
Jodha pada di kalimat terakhirnya dan sukses membuat wajah Jodha merona
^^^
Kini mereka sudah sampai di rumah Jalal dan sedang menyantap makan malam yang
sudah disiapkan,
Ny Hamida turut hadir di tengah-tengah mereka, dari tadi siang sejak Jalal
memberi tahunya ingin mengenalkan seorang gadis padanya ia sudah tidak sabar
untuk melihat siapa gadis itu, gadis yang pasti sangat special untuk putranya
dan ia akan dengan hati menerima nya, matanya melirik bergantian kearah Jodha
dan Jalal kemudian terseyum penuh arti “Serasi”
Batin nya senang.
Ny Hamida sangat
senang kedatangan para tamu nya malam ini, terutama Jodha dari awal Jalal
memperkenalkan Jodha padanya ia sudah menaruh harapan besar pada gadis itu,
walaupun Jalal tidak mengatakan dengan jelas hubungan nya dengan Jodha seperti
apa tapi hati seorang ibu sangat tahu apa yang tengah putranya rasakan saat
ini, ia melihat tatapan penuh cinta Jalal pada Jodha. Tatapan yang bahkan dulu
tidak ia lihat saat Jalal bertunangan dengan Ruk beberapa tahun lalu
Sedangkan Javeda dan Bhaksi, ini bukan pertama kalinya Ny Hamida bertemu mereka
karena saat masih di Indonesia Ruk sempat beberapa kali mengajak teman-teman
nya mengunjungi rumahnya menemui Jalal dan untuk anak-anak asuh mereka Ny
Hamida juga sangat menyukainya dalam sejenak rumah ini menjadi ramai penuh
dengan suka cita.
“Nyonya,, Makanan ini sangat lezat, apa anda
sendiri yang memasaknya” Kata Jodha membuka suara
“Terima kasih nak, iya semua makanan ini aku yang menyiapkan nya” Kata Ny
Hamida tersenyum ramah
“Waw,,, Anda luar biasa nyonya, anak-anak pun sangat menyukai makanan anda,
terima kasih banyak nyonya atas jamuan anda” Kata Javeda ceria dan antusias
seperti biasanya
“Biasa saja nak karena pada dasarnya aku memang suka memasak,,,, kalian
anak-anak manis jangan sungkan jika masih merasa lapar ambilah makanan yang
kalian sukai,, hmm” Kata Ny Hamida pada anak-anak asuh mereka
“Kalau begitu Nyonya sama dengan Jodha, dia juga suka memasak bahkan dia juga
seorang chef di Wellingtone Hotel” Timpal Bhaksi
“Oh ya,, Kau seorang chef nak?” Tanya Ny Hamida pada Jodha dengan berbinar
Jalal yang melihat kekaguman ibunya pada Jodha terus tersenyum dan bersyukur
dalam hati
“Iya Nyonya, tapi saya hanya sebagai chef biasa disana masih banyak yang harus
ku pelajari” Jawab Jodha merendah
“Aku yakin kau pasti salah satu chef handal Jodha, tidak sembarang orang bisa
diterima disana kan”
Jodha tersenyum malu kemudian mengangguk
Kini acara makan
malam telah selesai, setelah berbincang-bincang kini Jodha dan yang lain nya
berpamitan pada Jalal dan Ny Hamida, Jodha melarang Jalal untuk mengantarnya,
lebih baik ia menemani ibunya dirumah karena siang hari Jalal selalu sibuk
bekerja dan hanya malam hari lah waktu ia bisa berkumpul dengan ibu nya.
Kini Jodha sedang berpamitan pada Ny Hamida setelah sebelumnya ia juga
berpamitan pada Jalal
Tiba-tiba Ny Hamida memeluknya dan berbisik dengan sangat pelan di telinga
Jodha
“Aku merestui hubungan kalian nak” Setelah mengatakan itu Ny Hamida melepas
pelukan nya pada Jodha dan tersenyum lembut kearahnya, sedangkan Jodha masih
diam mematung ia terkejut dengan kata-kata Ny Hamida barusan padanya.
“Aku menyukaimu” Kata Ny Hamida lagi dan kali ini ia mencium sayang kepala
Jodha
Seketika Jodha menitikan air matanya dengan perlakuan hangat Ny Hamida padanya
saat ini, ia teringat pada Almh ibunya, ternyata selain pada bibi Anga ia juga dapat
merasakan kehangatan seorang ibu dari Ny Hamida, reflek Jodha memeluk erat Ny
Hamida
“Sayang,,, apa kau menangis nak?” Tanya Ny Hamida lembut dengan mengelus sayang
rambut Jodha
Jalal melihat itu seolah mengerti dan hatinya begitu terharu melihat kedekatan
antara Jodha dan ibunya
“Tolong biarkan aku memeluk anda sebentar lagi Nyonya, aku,, aku sangat
merindukan ibu ku” Kata Jodha dan ia semakin mengeratkan pelukan nya dan Ny
Hamida pun membalasnya