mso 9]>
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
“Aku belum
selesai dengan mu Jodha, tetaplah disini” Kata Jalal pada Jodha yang sudah
membalikan badan nya, jujur saja Jodha senang mendengar itu, karena dia pun
belum selesai dengan Jalal, belum selesai melepas rindu padanya… xixixi “Ah,, Apa yang kau fikirkan Jodha” Kata
Jodha dalam hati
^^^
Salima tersenyum jahil dan mengedipkan sebelah matanya pada Jodha lalu ia
meninggalkan ruangan Jalal.
Sekarang hanya
ada Jodha dan Jalal disini (Uhuuyyy,,,)
“Memikirkan sesuatu nona?” Tanya Jalal pada Jodha dengan mengangkat sebelah
alisnya
“Eem,, Tidak” Balas Jodha
“Merindukan ku?” Tanya Jalal lagi
“Tidak, untuk apa aku merindukan mu, toh kau juga akan kembali lagi, ini kan
perusahaan mu”
Mendengar jawaban Jodha membuat Jalal menarik nafas panjang, tanda dia sedikit
kecewa dengan jawaban Jodha barusan.
“Duduklah” Jalal mempersilahkan Jodha duduk di sofa dan memilih untuk tidak
membahas jawaban Jodha tadi. Jodha mengikuti dan duduk di sofa di depan Jalal,
mereka kini berhadapan dan dipisahkan oleh meja yang melintang diantara
keduanya
“Ceritakan padaku sekarang” Kata Jalal lagi
“Apa? Bukan nya sudah ku katakan tadi kalau tidak merindukan mu” Kata Jodha
masih dengan kedustaan yang jelas akan membuat hatinya sendiri tidak tenang
“Bukan itu yang ku maksud Jodha”
“Lalu?”
“Wellingtone Hotel. Bukan kah semalam kau berjanji akan menceritakan nya pada
ku. Ada keperluan apa kau pergi malam-malam kesana seorang diri?” Jalal sudah
tidak bisa menahan lagi, ia ingin tahu sekarang dan semuanya,, ya semua tentang
Jodha.
“Oh,, masalah itu.
Aku bekerja di Wellingtone Hotel sebagai chef, tepatnya di Restaurant Goizeko
Wellingtone. Aku bekerja malam hari disana jadi tidak akan mengganggu aktifitas
ku di siang hari”
Jodha menjelaskan pada Jalal
“Bekerja? Apa kau tidak lelah sedangkan seharian kau sudah bekerja disini”
Tanya Jalal
“Hmm,,, Jika aku mengatakan tidak lelah maka aku berbohong Jalal. Hehe… Pasti
kami lelah melakukan double job seperti ini tapi lelah itu seakan lenyap entah
kemana dan berganti kepuasan tiada tara saat melihat anak-anak kami hidup
bahagia dan berkecukupan layaknya anak-anak lain” Jelas Jodha
Jodha pernah
beberapa kali mengajak Jalal ke appartement nya, jadi Jalal sudah cukup tahu
bagaimana kehidupan Jodha, Javeda, Bhaksi dan anak-anak mereka tapi kalau
mereka juga bekerja part time Jalal baru mengetahui nya sekarang. Tiba-tiba
hatinya terenyuh mendengar penuturan Jodha, betapa mandiri nya mereka, bekerja
tanpa kenal lelah demi membahagiakan anak-anak yang kurang beruntung dengan
jumlah anak-anak yang tidak sedikit.
“Berapa gajimu sebagai chef?” Tanya Jalal akhirnya setelah ia diam cukup lama
setelah mendengar penuturan Jodha
“Setengah dari gajiku bekerja sebagai staff mu” Jawab Jodha jujur
“Berhentilah bekerja part time seperti itu Jodha, aku akan menambahkan gaji mu,
berapa yang kau butuhkan setiap bulan nya untuk kalian” Kata Jalal
terang-terangan dan itu sukses membuat Jodha membelakak kaget tidak percaya
dengan apa yang di dengar nya, ia tidak menyangka Jalal akan bersikap seperti
itu padanya, “Apa maksudnya?” Batin Jodha
“Bagaimana?” Kata Jalal lagi
“Tidak” Tolak Jodha tegas
“Kenapa?”
“Tidak mau, apa kata staff khusus mu yang lain kalau mereka tahu gajiku lebih
besar sedangkan pekerjaan dan jabatan ku sama dengan mereka. Jangan berlebihan
Jalal”
“Tidak ada yang tahu jika tidak ada yang memberitahu, bukan begitu” Kata Jalal
santai
“Tetap saja, aku tidak mau. Lagipula aku senang menjadi chef, satu kemampuan ku
yang lain dalam diriku bisa aku tunjukan selain bekerja kantoran”
“Kalau begitu kau melamar saja jadi sekretarisku, gaji sebagai sekretaris ku
lebih besar dari gaji mu yang bekerja sebagai staff dan chef, seperti yang kau
tahu aku sedang meminta Salima mencari pengganti dirinya yang akan resign
sebentar lagi. Bagaimana?”
“Tap.. Tapi,, aku,, sama sekali tidak punya pengalaman di bidang itu Jalal, aku
tidak akan sedetail Salima dalam mengatur semua keperluan dan pekerjaanmu yang
menggunung itu setiap harinya” Jawab Jodha jujur
“Kau bisa Jodha, jangan terlalu merendah seperti itu. Nanti tanyakanlah pada
Salima apa saja persyaratan yang harus kau penuhi untuk melamar sebagai
sekretarisku,, Hmm”
“Tapi aku tidak janji Jalal, aku akan memikirkan nya dulu”
“Iya”
“Kalau begitu
aku permisi dulu. Selamat siang” Kata Jodha dan berdiri dan bergegas hendak
meninggalkan ruangan Jalal
“Apa kau benar-benar tidak merindukan ku Jodha selama satu minggu ini?” Tanya
Jalal tiba-tiba dan membuat Jodha menghentikan langkah nya seketika, ia pun
berbalik kembali menghadap Jalal yang saat ini masih duduk di sofa dengan
menatap intens kearahnya.
“Eemm,, Ak,,
Aku,,,” Jodha gugup dan menunjukan wajah bingung nya yang nampak lucu dimata
Jalal, ia juga menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal dan itu membuat
Jalal gemas padanya
Jalal beranjak dari duduk nya dan menghampiri Jodha, sedangkan Jodha masih diam
mematung memperhatikan Jalal yang kini semakin mendekat kearahnya
“Heyy,, Apa,, Apa,, yang akan dilakukan
nya, tatapan nya,, Ya Tuhan.. Kenapa hanya dengan tatapan telah membuat hatiku
tak karuan seperti ini” Kata Jodha
dalam hati
Saat sudah cukup
dengan Jodha, tanpa aba-aba Jalal langsung merengkuh tubuh Jodha dalam pelukan
nya, dan tentu saja hal itu membuat Jodha kaget luar biasa, ia sama sekali
tidak menyangka Jalal akan memeluknya, ya memeluknya, ok, sekali lagi ME-ME-LUK-NYA
“Terima kasih Tuhan,, Bisa kah waktu
berhenti sebentar saja” Teriak batin
Jodha. Tubuh Jodha yang tadinya sedikit menegang karena kaget sekarang lebih
rileks dan ia menikmati rengkuhan hangat yang diberikan Jalal padanya, tapi
Jodha masih belum membalas pelukan Jalal, ia masih malu melakukan nya, ini
adalah hal baru lagi yang mereka lakukan setelah genggaman tangan semalam.
“Tidak usah
dijawab, aku sudah tahu jawaban nya and I miss you too Jodha” Kata Jalal
akhirnya dan ia belum juga melepas pelukan nya (Kelamaan gak meluknya? Kalau
kelamaan daku stop nih.. Hehe)
“Jalal?” Panggil Jodha
“Hhmm…”
“Aku takut akan ada orang yang melihat kita seperti ini” Kata Jodha yang masih
berada dalam pelukan Jalal
“Aku akan memecat orang itu jika dia berani menggangguku”
“Ughh,, Kau ini” Keluh Jodha
“Sebentar lagi, biarkan seperti ini sebentar lagi” Jalal semakin mengeratkan
pelukan nya pada Jodha
Dan hal itu sudah pasti membuat Jodha tersenyum senang, rasanya pelukan hangat
dari Jalal masuk hingga kehatinya dan membuat ia betah berlama-lama seperti ini
dengan Jalal “Hati dan mulutmu memang
musuh bebuyutan Jodha, tidak pernah searah.. hhmm” Kata Jodha dalam hati
Setelah beberapa
saat, Jalal melepaskan pelukan nya pada Jodha. Jodha menunduk malu tidak berani
menatap Jalal, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana pada Jalal setelah ini
“Heyy” Panggil Jalal
“I,, iya” Jawab Jodha masih menunduk
“Aku rasa buah tomat tak ada bedanya dengan pipimu sekarang, jika didekatkan
aku pasti susah membedakan nya” Goda Jalal pada Jodha, dengan menoel sedikit
pipi Jodha. Jodha mendelik kesal kearah Jalal
“Puas menggoda ku Mister,, Uggh,, Aku permisi” Jodha langsung membalikan
tubuhnya dan menghentak-hentakan high heels nya dan keluar dari ruangan Jalal
dengan perasaan L.E.G.A sedangkan didalam sana Jalal tersenyum senang dengan
yang baru saja terjadi antara dirinya dan Jodha
“Ohh,, Terima
kasih Tuhan akhirnya aku bisa keluar
dari ruangan terkutuk itu” Bisik Jodha pelan setelah ia duduk di meja kerjanya.
“Terkutuk? Benarkah?. Aihh,,,Mulutmu
memang selalu penuh kebohongan jika sudah menyangkut pria itu” Batin Jodha
dan ia tersenyum sendiri akhirnya dan kembali melanjutkan pekerjaan nya
^^^
Siang ini, Jodha dan Salima makan bersama. Mereka berbicara santai seperti
biasanya, ada banyak hal yang mereka bicarakan jika sudah berdua seperti ini.
Hingga Jodha bertanya pertanyaan yang dari tadi sudah ingin ditanyakan nya pada
Salima
“Salima, apa sekretaris baru untuk mister sudah ada?” Tanya Jodha basa-basi
“Hhmm,, Masih belum Jodha, kenapa?”
“Memang nya apa saja persyaratan untuk menjadi sekretaris Mister”
Salima mulai menjelaskan pada Jodha sedangkan Jodha hanya mengangguk tanda
mengerti
“Kalau hanya itu, bukan kah tidak sulit” Kata Jodha lagi
“Tidak sulit memang, tapi setiap aku memberikan profile mereka pada Mister, ada
saja hal-hal yang menurutnya kurang dan menolak lamaran mereka tanpa melihat
lebih lanjut profile mereka” Keluh Salima
“Ohh..” Jawab Jodha singkat, ia pun menyesap minuman yang ada di depan nya
“Aha,, Bagaimana kalau kau saja yang melamar sebagai sekretaris Mister Jodha?”
Kata Salima antusias dan itu membuat Jodha kaget hingga tersedak dengan minuman
nya
“Hati-hati Jodha”
“Hhmm,, Ya” Jawab Jodha singkat dengan masih sedikit terbatuk
“Bagaimana?”
“Sudah lebih baik”
“Astaga,,, Bukan batuk mu yang kutanyakan,,” Gerutu Salima pada Jodha
“Lalu?”
“Melamar sebagai sekretaris Mister,, Ya Tuhan..”
“Ohh,,, Entahlah,.. Aku merasa tidak pantas Salima, jika aku menjadi
sekretarisnya aku bukan akan membantunya tapi malah mengacaukan pekerjaan nya
saja nanti” Kata Jodha jujur
“Iiissshhh… Kau pun belum mencoba nya. Nanti sore berikan profile mu padaku.
OK” Kata Salima memaksa
“Tapi,, Salima”
“Sudah,, Tidak ada tapi-tapian. Sekarang ayo kita kembali ke kantor, sudah
waktunya masuk kembali” Ajak Salima pada Jodha
To Be Continue