“Jodha..apa
maksudmu..aku tidak akan melakukan keduanya..sudah kubilang..aku sudah cukup dg
cintamu..tidak ingin apapun..titik..semua pilihan itu hanya ingin menyakiti
dirimu sendiri” tentas Jalal.
“Mas..aku
akan lebih sakit, ketika suatu saat nanti kau datang bersama anak hasil
hubungan gelapmu..efek kekecewaanmu dg kondisiku..mungkin saat ini mas akan
bertahan hanya dg cintaku..tapi siapa yang akan menjamin mas akan tetap seperti
itu??!!” sepertinya Jodha mengantisipasi kejadian buruk dikemudian hari, yang
akan lebih menyakitkan dirinya, ketika diam2 Jalal mempunyai istri
dibelakangnya.
“Aku yang
akan menjamin diriku sendiri..tidak akan ada wanita lain..tidak akan ada cinta
lain yang mampu menggantikan posisimu dihatiku Jodha” Jalal kembali menegaskan.
“Tidak mas
aku tidak memberi pilihan itu..pilihannya cuma dua..pertama mas pilih ceraikan
atau mas menikah lagi” Jodha memperjelas keinginannya.
Jalal: “Jodha..kau
ini keras kepala..sudak ku bilang..mas tidak akan memilih keduanya!!”
Jodha: “Kalau
mas tidak memilih keduanya..berarti aku yang harus pergi dari kehidupanmu mas!!”
Jalal: “Jodha..kumohon
jangan tempatkan aku dlm kondisi sulit seperti ini..aku sudah merasa bahagia
hidup dg mu tidak perlu ada orang lain”
Jodha: “Ya..tapi
aku akan terus merasa bersalah seumur hidupku mas..sekarang aku hitung sampai
sepuluh..pada hitungan kesepuluh mas harus menentukan pilihan” Jodhapun mulai
menghitung.. “Satu..dua..tiga...empat..lima..enam...sepuluh..apa pilihannya?”
Jalal menatap
Jodha, hatinya terasa sakit mendengar pilihan yang diajukan Jodha. Jalal
berkata perlahan, “Mas.. ga akan sanggup melihatmu menderita sayang, membagi
cinta dg wanita lain pasti itu sangat menyakitkanmu.. hanya membayangkannya
saja mas sudah ga sanggup.. membayangkan harus menghabiskan malam dg wanita
selain dirimu, membuat hatiku perih, Jodha.”
Air mata
Jalal perlahan keluar dari sudut matanya, “Apa kau menganggap suamimu ini laki2
cengeng?? aku ga peduli Jodha.. mas hanya ingin kau tau, kalau suamimu ini
sangat mencintaimu.”
Jodha
terdiam..tak sepatah katapun keluar dari bibirnya.
Jalal pun
melanjutkan kata2 nya lagi “Suamimu tidak akan menceraikanmu dan tidak juga
akan menikah lagi.. mas mengambil pilihan lain.. terserah kau mau setuju
ataupun tidak.. sekarang untuk sementara kita pisah rumah, sampai kau bisa
menata hatimu kembali meyakini dengan sepenuh hati klo suamimu ini sangat
mencintaimu.”
**
Kini
mereka hidup terpisah, Jodha tinggal di istananya sedangkan Jalal tinggal
dirumah kayunya. Namun atas permintaan Jodha, Jalal harus tetap membantunya
mengurus Tajmahal corp, karena tenaga Jalal masih sangat dibutuhkan disana.
**
Dua bulan
telah berlalu, kurangnya komunikasi membuat hubungan mereka nampak kaku dan
canggung..(terlihat seperti pasangan pacaran yang tiba-tiba putus).
Suatu
waktu di ruang Presdir, laptop Jodha mengalami masalah, kebetulan orang IT nya
sedang cuti, Jodhapun menyuruh sekretarisnya memanggil Jalal.
Tak berapa
lama Jalal masuk “Ada apa?” tanya Jalal dingin
“Em..ini
mas..file2 ku tidak bisa dibuka” jawab Jodha.
Jalal
berdiri dibelakan Jodha, membungkukan badanya, wajah mereka bersebelahan sangat
dekat, tangannya meraih mose yang sedang di pegang Jodha. Ini kali pertama
mereka bersentuhan setelah lama berpisah, desiran dihati ke-2nya begitu
kencang.
***
Hari Kamis
siang di Tajmahal corp.
Sejak
Jalal menikah dg sang presdir, ada beberapa kebijakan baru seperti setiap hari
Senin dan Kamis seluruh karyawan Tajmahal corp yang muslim dan tidak sedang
berhalangan diharuskan berpuasa. jam istiraha biasanya di isi dg acara kajian
tujuannya agar karyawan selain memiliki IQ yang bagus juga diharapkan memiliki
kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan tentunya kecerdasan spiritual.
Semua
karyawan berkumpul di bagian atap gedung Tajmahal yang telah di sulap menjadi
Masjid dg kubah yang sisi2nya bertuliskan asmaul husna, dindingnya hanya
ditutup sepotong oleh taman gantung sehingga angin semilir terasa menyejukan
bagi setiap yang duduk dimasjid tsb.
Hari ini,
Jalal menjadi pembicara menggantikan ustad yang berhalangan hadir, Jalal
berjalan menuju mimbar, sisa2 air wudhu masih menempel diwajah dan
rambutnyanya. Jodha sudah duduk ditengah2 para akhwat. Ditatapnya wajah teduh
milik suaminya, wajah yang selalu memberikan kedamaian #nyess
Pemilik
mata tajam itu kini mengedarkan pandangnnya, mata yang selalu jadi buah bibir
para wanita diTajmalah corp, mata yang selalu terpelihara krna hanya akan
menatap pd satu wanita yang menjadi istrinya.
Oh..ikhwan
agra pesona dan karisma kesalehan mu sungguh membuat seluruh wanita rela tidak
mengedipkan matanya saat kau berbicara.
Kini pandangan
sang lelaki impian terhenti pada sorot mata indah milik seorang akhwat ‘Jodha’,
akhwat berkerudung lebar yang dulu sangat dekat dengannya, yang selalu
menggelayut manja atau hanya sekedar ngusel-ngusel keteknya agar dapat tertidur
pulas.
Namun dua
bulan terakhir,dua insan yang sangat saling mencinta ini harus terkunci dlm
dingin dan bekunya hati.
Jalal
segera mengalihkan pandangannya, dia mulai berbicara:
“Hari ini
saya akan membahas masalah poligami”
#Deg jantung Jodha serasa
berhenti berdetak.
Jalal
kembali menatap Jodha meyakinkan klo istrinya khusu mendengarkan, lalu ia
melanjutkan ceramahnya:
“Sebenarnya
kata yang tepat itu poligini bukan poligami yang artinya suami beristri banyak,
tujuan suci poligini sebenarnya menjadi sistem solusi sosial dlm masalah
perkawinan, namun banyaknya oknum laki2 yang tidak mempersiapkan dg matang
rencana ini menjadikan poligini sesuatu yang sangat menakutkan, dan menjadi sesuatu
yang sangat dibenci oleh kaum hawa,ketidakmampuan laki2 dlm menghargai perasaan
wanita kerap kali menjadi alasan terpenting penolakan ini, sebaiknya sebelum
laki2 meneguhkan hatinya untuk berpoligini dg alasan mengikuti sunah nabi..dia
harus mengetahui hikmah poligini Rosululloh,..diantaranya: pertama untuk
penyebaran Islam dan meraih dukungan da’wah dari kabilah asal istrinya, yang
kedua kehidupan Rosululloh yang umum atau yang khusus adalah teladan,kehidupan
khusus hanya bisa diterjemahkan olh istri2nya, ketiga mengajari kita cara
bergaul yang sukses dg individu yang berbeda..(Jalal berhenti sejenak)..Klo sy
ditawari poligini sy akan menolaknya, krena sy merasa sudah cukup dg cinta yang
diberikan istri sy.”
Seorang
karyawan bertanya, “Ma’af pa..apa klo istri anda pergi pun anda akan tetap
tidak menikah lg pa?”
Jalal
tersenyum lalu menjawab, “Betul..saya akan tetap menjaga cinta saya..bahkan
ketika dia tidak lagi mencintai sy sekalipun.”
#Jleb...kata2 jalal begitu
mengujam di hati Jodha
Jalal kini
kembali menatap Jodha, seolah matanya ingin berbicara ‘Karena aq hidup hanya untukmu’
Semua mata
menatap Jodha, andaikan mereka tidak sungkan berbicara dengan presdirnya tentu
mereka semua akan berkata ‘Presdir, anda
sangat beruntung memiliki suami seperti Pa Jalal.. manusia langka yang harus
dilestarikan’ namun tatapan mereka sudah mewakili apa yang ada di hatinya.
Itu semua
membuat Jodha sedikit salah tingkah.. ingin rasanya ia bersembunyi dibalik
punggung mas Bawel nya, yang karena kebawelannya telah membuatnya malu namun
berbunga-bunga.
**
Setelah
selesai shalat Dzuhur berjamaah, Jalal, Jodha beserta tim arsiteknya meninjau
proyek sekolah yang sedang ditanganni Tajmahal corp.
Setelah
mengenakan helm proyek, mereka kini mengelilingi bangunan berlantai tiga yang
baru setengah jadi. Jalal dan Jodha masih perang dingin, namun tampak mereka
saling memperhatikan satu sama lainnya.
Seperti
yang baru saja terjadi, sebuah batu bata tiba-tiba jatuh tepat di atas kepala
Jodha, Jalal yang berada di belakan berteriak, “Awas Jodha...!!!”
Tangan
Jalal reflek menarik tubuh Jodha dan segera mengamankan tubuh itu ke dalam
pelukannya, Jodha yang kaget hanya bisa membenamkan kepalanya di dada suaminya.
Kini batu bata itu telah hancur.. namun hati keduanya mulai menyatu kembali.
“Sayang.. kau
tidak apa-apa?” tanya Jalal.
Setelah
dua bulan, ini kali pertama Jalal memanggilnya dg sebutan sayang ( lagi).
Jarangnya kontak fisik membuat keduanya terhanyat dlm sensasi adrenalin yang
membuat jantung mereka berdegup kenjang.
Hingga
kehadiran seorang pekerja membuat mereka harus melepaskan pelukannya “Ehmm..aduh
pa bos...udah ga nahan ya pa...hehehe..”
To Be
Continued