Versi
asli Bag. 13 - 14
By:
Viona Fitri
Kali ini
Jodha tidak mau lagi menumpahkan air mata nya. Sudah cukup ia membuang - buang
air mata nya hanya untuk Jalal. Semua sumpah nya telah kembali pada diri nya
lagi.
Bharmal
dan Meinawati melihat perubahan yang sangat besar dalam diri Jodha. Ia terlihat
beda dari hari yang sebelumnya. Ia terlihat tegar tapi matanya kosong tanpa
arah pandangan. “ Tidak ada guna nya aku menangis lagi sekarang. Ayah telah
memutuskan semua nya dengan tidak melanggar janjinya pada dewa. Entah takdir ku
akan seperti ini seterusnya entah tidak. Jadi aku akan menikah dengan Jalal
secepat nya. Aku permisi ! “ Jodha berlalu dari sana memasuki kamarnya.
* * *
* * * * *
Setelah
satu minggu kemudian persiapan-persiapan untuk pernikahan Jalal dan Jodha sudah
mulai di rancang. Pagi itu Hamida mengajak Jalal dan Jodha untuk ikut dengan
nya ke butik memilih Gaun pengantin untuk Jalal dan Jodha. Semenjak saat itu
aset perusahaan yang dulunya milik Bharmal kini menjadi milik nya lagi. Kondisi
Bharmal pun semakin lama kian membaik. Apapun yang telah Jalal ambil dari nya
kini kembali lagi kepada nya. Apalagi mengingat putri nya akan segera menikah ,
ia sangat bahagia menyambut hari itu.
Di butik
langganan nya Hamida menawari Jodha beberapa gaun pengantin untuk nya. Tapi
setiap kali Hamida menawari nya beberapa gaun , Jodha hanya menganggu setuju
saja.
Ternyata
Jalal juga merasakan perubahan yang begitu besar dalam diri Jodha. Tapi ia juga
merasa senang karna pada kenyataan nya sebentar lagi dirinya akan leluasa
membalaskan dendam nya pada Jodha. Setelah Gaun pengantin sudah di setujui oleh
Jalal dan Jodha , Hamida menyuruh keduanya untuk mencoba Gaun mereka.
Jodha dan
Jalal hanya menurut saja. Hamida sedang duduk di sofa sambil menunggu mereka
keluar dari ruang ganti. Jodha telah selesai memasang Gaun pengantin nya lalu
Jodha keluar menunggu Jalal di depan ruang ganti untuk pria. Sebenar nya ia
enggan melakukan itu ,tapi ia tidak ingin menyakiti hati calon mertua yang
sudah sangat baik pada nya.
Jalal
keluar dari ruang ganti dan terkejut begitu mendapati Jodha sedang menunggu nya
di depan pintu. Jalal memperhatikan penampilan Jodha dengan gaun pengantin yang
dia pakai.
Jodha
benar-benar terlihat begitu sempurna dan anggun di balut dengan gaun pengantin
yang terlihat sangat cocok dengan tubuh nya dan juga kulit nya yang putih mulus
itu.
“ Apa kau
sedang mengintip ku saat aku berganti pakaian tadi? Aku hara kau tidak
melakukan itu “ kata Jalal sambil tersenyum kulum.
“ Aku
hanya menunggu mu saja di sini. Kau tidak perlu berpikiran buruk tentang ku “
Jawab Jodha singkat.
Jalal
semakin mendekat ke arah Jodha. Tapi tidak ada reaksi apa pun dari Jodha. Dia
tau kalau saat itu Jalal sudah sangat dekat dengan nya tapi pikiran nya
mengatakan Jalal tidak mungkin akan melakukan hal-hal aneh di depan ruang ganti.
Dan lagi mungkin Jalal hanya ingin membuat nya gentar saja karna akan segera
dia akan segera menjadi istri Jalal.
“ Kenapa
kau diam saja? Dan kau harus ingat kau sekarang hari pernikahan kita semakin
dekat. Dan setelah kita menikah , kau akan tau akibat dari penghinaan mu itu. “
Jalal berbicara begitu lembut di telinga Jodha.
Jodha
merasa geli dengan bibir Jalal yang sangat dekat dengan Telinga nya. Jodha
memegang telinga nya sejenak lalu memalingkan wajah nya dari tatapan Jalal.
Jalal
memperhatikan calon istri nya yang sangat cantik itu. Bahkan tak jarang kalau
Jalal tersesat dan sihir dan pesona yg dimiliki nya.
CUP
Sebuah
kecupan hangat dari Jalal mendarat di sebelah pipi Jodha. Membuat pipi Jodha
langsung memerah dalam seketika. Jodha mendorong dada Jalal dgn sangat kuat ,
tapi Jalal memegangi tangan Jodha dan mencium nya juga. Jodha tidak terima
dengan sikap Jalal yg seperti itu padanya.
“ Kenapa
sayang? Kau tidak suka kalau calon suami mu ini mencium mu? Atau kau ingin
merasakan nya lagi. “ Kata Jalal tersenyum menang.
“ Kita
belum sah menjadi suami istri Jalal dan kau sudah berani mencium ku seperti ini.
Kalau pun kita sudah menikah nanti aku tidak akan pernah mau kau sentuh. “ kata
Jodha risih dengan sikap Jalal barusan.
“ Kau
harus mau melakukan nya. Aku tidak peduli kau suka atau tidak yg jelas malam
pertama kita nanti pasti akan sangat indah Jodha... “
PLAK...
Sebuah tamparan panas mendarat tepat di pipi Jalal yg langsung memerah. “ Kau
tidak bisa memaksakan kehendak mu pada ku “ kata Jodha ketus.
Jalal
memegan pipi nya yang Memerah dan menggenggam erat pergelangan tangan Jodha. “
Kau berani sekali untuk menampar ku yang ke dua kali nya. Asal kau tau kalau
tidak pernah tertarik pada mu. Aku menikahi mu bukan untuk membuat mu Bahagia ,
tapi aku akan memasukkan mu ke dalam neraka. “ Jalal lalu pergi meninggalkan
Jodha dari sana. Jodha melihat pergelangan tangan nya yg terlihat memar.
Jalal
menghampiri ibunya yang masih terduduk di sofa. “Jalal dimana Jodha? Kenapa dia
tidak bersama mu?” tanya Hamida sambil berharap calon menantu nya itu akan
segera datang.
“Dia akan
segera datang ibu!” kata Jalal santai. Namun setengah jam menunggu, Jodha masih
belum datang juga. Hamida merasa khawatir dan menyuruh Jalal untuk mencari nya.
“Dia
benar-benar sangat menyusahkan ku saja!” runtuk Jalal dalam hati sambil mencari
Jodha di sekitar ruang ganti tadi. Tapi Jodha sudah tidak ada lagi disana.
Jalal jadi bertambah emosi dengan hal itu. Di cari nya Jodha kesana kemari
namun belum di temukan nya juga. Jalal meliha Toilet wanita terbuka saat itu, Jalal
langsung masuk kedalam karna merasa tidak ada orang di dalam, tapi mungkin
Jodha ada di dalam sana .
Di lihat
nya sosok seorang gadis yg tengah berdiri di depan cermin sambil menangis
sesegukan. Jalal menghampiri sosok gadis yg sangat dia kenal itu.
“Kau malah
menangis disini sedangkan ammijan mengkhawatirkan mu disana? Apa kau
benar-benar tdk memperdulikan perasaan ammijan yg sangat menyayangi mu?” tanya
Jalal sambil mengguncangkan pundak Jodha.
“Aku tidak
bermaksud seperti itu Jalal. Aku akan segera menemui ammijan” baru saja Jodha
melangkah beberapa langkah dari Jalal, tiba-tiba saja mencekal tangan Jodha.
“Kenapa
kau selalu saja menangis Jodha? Kenapa kau terlalu cengeng sekali? Aku
benar-benar tdk akan menyangka bahwa aku akan menikahi gadis seperti mu.”
Jodha
langsung menghempaskan tangan Jalal dan berjalan menuju ruang utama tempat
calon mertua nya menunggu diri nya. Jodha memberi salam pada Hamida lalu duduk
disamping nya.
“Jodha
dari mana saja kamu nak? Ibu sangat mengkhawatirkan mu.” kata Hamida sambil
mengelus rambut panjang Jodha. Tidak lama setelah itu Jalal datang dan duduk di
samping ibunya.
“Ibu aku
tidak bermaksud membuat mu khawatir. Aku hanya pergi ke toilet sebentar. Tolong
ibu jangan marah padaku!” kata Jodha penuh harap.
“Ibu tidak
marah pada mu Jodha. Jalal seharusnya kau lebih memperhatikan calon istri mu
ini. Kalian akan menjadi pasangan suami istri nanti. Ibu tdk mau mendengar ada
perselisihan diantara kalian berdua.” Hamida menggenggam tangan Jodha.
Tiba-tiba saja rintihan kecil keluar dari mulut Jodha ketika Hamida memegang
pergelangan tangan nya yang memar itu.”Aw....”
Hamida
melihat pergelangan tangan Jodha yg memar dan langsung terkejut dgn apa yg
dilihat nya.
“Jodha
kenapa dengan tangan mu? Apa kau terluka?”tanya Hamida panik begitu melihat
memar itu.
“Ini tidak
apa-apa ibu, aku baik-baik saja.” kata Jodha meyakinkan Hamida. Tapi Hamida
tidak percaya dgn perkataan Jodha barusan. Lalu Hamida menatap Jalal dgn tatapan
menuntut jawaban.
“Jalal
kenapa kau tidak bicara sama sekali. Lihat Jodha memar seperti ini. Apa ini
ulah mu? Apa kau menyakiti nya Jalal?” tanya Hamida penuh selidik.
“Ibu
kenapa menyalahkan ku terus menerus seperti ini. Aku tidak tau apa-apa dgn hal
itu . Ibu tanya saja pada nya.” kata Jalal acuh tak acuh seperti tdk
bersemangat menjawab pertanyaan ibunya itu.
“Ibu, aku
tidak apa-apa. Jangan menyalahkan Jalal terus menerus seperti ini.” kata Jodha
lembut.
Hamida
hanya mengangguk dan meninggalkan mereka berdua sebentar untuk membung gaun
pengantin mereka. Jalal dan Jodha hanya terdiam tanpa kata sedikit pun.
Sesekali Jalal melirik kearah Jodha, yg sedari tadi sibuk dgn Gadget nya.
“Kenapa
melihat ku seperti itu? Aku sudah membela mu tadi kan? Kau tidak perlu
mengucapkan terima kasih pada ku karna telah melakukan hal itu.” kata Jodha
tanpa melihat ke arah Jalal.
“Kau
benar-benar tidak sopan sekali, calon suami mu ada di dekat mu tapi kau malah
mementingkan Gadget mu itu.” kata Jalal sambil menatap kearah Jodha. Jalal
ingin merampas Gadget Jodha tapi beruntung Jodha bisa mempertahankan Gadget
nya.
“Bahkan
kau ingin belajar menjadi seorang pencuri sekarang. Kalau ingin meminjamnya
kenapa tidak bilang pada ku? Kenapa harus mengambil nya secara paksa dari ku?”
tanya Jodha yg langsung menatap Jalal.
Jodha
melihat pipi Jalal yg masih memerah karna tamparan nya tadi. Jodha semakin
mendekat kearah Jalal bermaksud ingin menanyakan apakah benar itu bekas
tamparan akibat Jodha tadi. Tapi Jalal malah sema kin menjauh dari Jodha.
“Jangan
mendekat Jodha! Ada apa dengan mu, aku sedang tidak ingin kau mengganggu ku
dulu saat ini.” kata Jalal sedikit keras.
“Jalal
apakah itu bekas tamparan ku tadi? Aku tidak bermak.....” kata-kata Jodha
terhenti sesaat ketika Jalal melanjutkan perkataan nya. “Sudahlah Jodha ,
bukankah kau seharusnya senang dengan perbuatan mu itu? Kau berpura-pura peduli
pada ku.” Kata Jalal sambil mengalihkan pandangan nya dari Jodha.
“Aku
memang tidak pernah peduli pada mu, tapi aku tetap akan mengakui kesalahan ku
itu. Aku tau aku salah tapi aku tidak mau meminta maaf pada mu.” kata Jodha
sambil masih memperhatikan wajah Jalal yg memerah .
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~