

Ji Sang berjalan didalam rumah sakit
dengan lesu. Ri Ta memblokir jalannya. Ji Sang kesal, “Apakah hobimu memblokir
jalan orang lain?” Ri Ta mendebatnya, meskipun dia bukan psikiater, dia tahu
bahwa Ji Sang sedang panik, “Untuk dokter bedah, tidak ada yang lebih penting
daripada kondisi mental mereka. Kami tidak tahu apa yang terjadi dengan anda
Manajer Park. Saya akan meminta peninjauan resmi. Sebuah tinjauan medis dan
penilaian psikologis.” Ji Sang menanggapinya dengan santai, “Itu bagus. Terima
kasih kepadamu, aku akan mendapatkan cek up fisik dan uji UHP.” , “Saya tidak
bercanda.” Ji Sang hanya mengedikkan bahunya, “Lakukan seperti yang kau
inginkan. Tapi, ada sesuatu yang harus kau ketahui. Ada tiga hal yang tidak
kusuka. Pertama, ketika sebuah ATM rusak. Kedua, ketika telur terjebak pada
panci dan tidak bisa membalik pada percobaan pertama. Dan ketiga, menghalagi
jalan visualku untuk alasan yang tidak berguna.” Ri Ta sedikit berteriak,
“Apa?” Ji Sang segera memotong ucapannya, “Ini adalah peringatan yang pertama.
Jangan pernah menghalagi jalanku tanpa izin.”
Ri Ta menyingkir dan memberikan jalan
pada Ji Sang. Baru beberapa langkah Ji Sang melewati Ri Ta, dia sudah berhenti,
“Ah.... dan hal keempat yang tidak ku suka. Parfum aroma umun.” Ji Sang
langsung meninggalkan Ri Ta. Ri Ta mendelik kesal, “Itu sedikit....” Ri Ta
menghembuskan nafasnya berat dan dihembuskan ke poninya. (Bisa membayangkannya,
kan?)
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Choi Kyung In menemui Jae Wook dan
memberitahukan bahwa Ri Ta ingin meminta surat resmi untuk pemeriksaan
kesehatan dan psikologis Ji Sang. Dia juga memberitahukan bahwa Ji Sang meminta
akses database keamanan. Jae Wook tersenyum, dan secara tidak langsung dia
menyuruh Kyung In untuk memberikan database keamanan tersebut.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Malam itu Ketua Yoo pergi ke rumah
keponakannya, Ri Ta. Ri Ta masih kesal dengan kejadian sebelumnya, jika Ketua
Yoo tidak menghentikannya, dia yakin bisa menyelesaikan operasi tersebut
meskipun tidak berjalan dengan sempurna. Ketua Yoo menenangkannya, dia tidak
ingin Ri Ta mendapatkan masalah atau mendapat penilaian buruk, “Kau tahu
tujuanku, kan?”
Ri Ta tersenyum dan teringat sesuatu,
“Paman, bukankah ada sesuatu yang bisa kau lakukan pada Manajer Park? Dia
begitu kasar! Apa gunanya jika dia berbakat?”
KY: “Ri Ta... Suatu hari kau akan
menjadi seseorang yang memimpin rumah sakit ini. Tidak peduli bagaimana orang
itu, kau hanya perlu membuat orang itu menjadi orangmu. Bagaimana lagi aku bisa
beristirahat dengan damai, Ketika saatnya tiba?”
RT: “Bukan berarti... Jangan berbicara
seperti itu lagi. Kenapa kau tidak melangkah keluar dari kehidupan sarjanamu?
Bertemu seseorang yang baik dan menghabiskan hidupmu bersamanya.” Dan mereka
tertawa lepas bersama, melanjutkan obrolan singkat sebelum Ri Ta beranjak untuk
membuatkan pamannya kimchi.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Hyun Woo sedang mengecek pil Ji Sang
buatannya yang tadi Ji Sang bilang bahwa pilnya tidak bekerja seperti biasanya.
Sementara itu, Ji Sang sedang merendam
tubuhnya didalam bathtub. Dia tenggelam dalam lamunannya mengingat kejadian yang
baru saja dialaminya tadi pagi di ruang operasi. Lamunannya langsung buyar saat
dia dikejutkan oleh kehadiran Luuvy.
L: “Suhu tubuh, denyut jantung,
pulsa... periksa sekarang. Jangan bergerak.”
Luuvy mulai mensersor dada kiri Ji
Sang, dan Ji Sang reflek langsung menutupinya, “Aku akan memeriksa sendiri,
jadi...” , “Jangan bergerak, mesin akan rusak.” Ji Sang menghembuskan nafasnya
dengan berat mendengar celotehan Luuvy.
Hasil pemeriksaan Hyun Woo sudah
keluar dan Ji Sang mengambilnya. Hyun Woo mengatakan bahwa pil itu memang
bentuknya sama, tetapi itu bukan yang dia buat. Pil itu adalah adrenalin murni
dan yang mengkonsumsinya akan menjadi seperti akrobatik.
JS: “Itu berarti...”
HW: “Seseorang telah menggantinya.
Itulah masalahnya. Fakta bahwa seseorang tahu kau mengkonsumsi obat itu adalah
masalah. Mereka bahkan tahu siapa dirimu.”
JS: “Siapa yang mungkin bisa?”
HW: “Apakah ada seseorang yang
mencurigakan?”
JS: “Aku merasakan ada frekuensi
tinggi disekitarku, tetapi tidak ada yang terinfeksi.”
HW: “Adapun suhu tubuh... itu mungkin
dirimu.”
JS: “Itu mungkin karena ada banyak
peralatan rumah sakit yang memiliki frekuensi tinggi.”
HW: “Jika mereka begitu dekat
denganmu, kau pasti sudah menemukannya, kan? Benar kan, Luuvy?”
L: “Ya, aroma das suhu tubuh sel darah
merah yang kuat dibawah 26 derajat celcius. Gelombang frekuensi tinggi dari
yang terinfeksi...” Ji Sang merasa kesal dan menghentikan ucapan Luuvy. Tapi Luuvy
tak menghiraukannya.
L: “Masih ada lagi... dalam darah
mereka.” Ji Sang berkata pada Hyun Woo bahwa dia akan mengeluarkan batreinya.
Luuvy segera bersiaga, “Oh tidak... Semoga malammu menyenangkan.” Dan dia
segera berjalan keluar.
Hyun Woo bangkit dari duduknya dan
berdiri disamping Ji Sang, dia menyuruh Ji Sang untuk bersiaga, dia juga
memberikan obat baru pada Ji Sang dan menyuruhnya untuk selalu membawanya dan
tidak meninggalkannya didalam brankas.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Jae Wook pergi ke sebuah gedung tua,
dan didalamnya ternyata seperti keadaan rumah sakit. Jae Wook mengamati seorang
pria yang sangat pucat dan taks sadarkan diri. Jae Wook berkata pada Seo Hye Ri,
“Kita harus segera mengosongkan tempat ini. dan mulai besok kita akan pindah ke
rumah sakit. Apakah kau sudah memberikannya obat?” Hye Ri baru akan
menjelaskannya, namun tiba-tiba pria yang berbarik tadi berteriak dan alarm
tanda bahaya berbunyi.
Hye Ri dan dua orang pria berpakaian
dokter segera memeganginya. Pria yang ternyata seorang vampir itu hampir
mencekik dan menggigit leher Hye Ri. Hye Ri menoleh ke arah Jae Wook meminta
persetujuan. Melihat Jae Wook yang mengangguk, Hye Ri langsung menancapkan
suntikan ke leher vampir tersebut, yang secara otomatis langsung membuatnya tak
berdaya. Jae Wook mendesah, “Ternyata membuat sebuah keajaiban... tidaklah
mudah.”
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Ji Sang sedang berada didalam ruang
kerjanya dirumahnya. Dia teringat dengan ucapan Hyun Woo tadi dan hanya bisa
mendesah.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Di sebuah cafe, Ri Ta sedang minum
bersama Choi Soo Eun. Ri Ta sudah sangat mabuk dan terus mencaci Ji Sang. Soo Eun
sangat kesal, karena Ri Ta membangunkannya malam-malam dan mengajak kesana
hanya untuk mendengarkan celotehannya tentang Ji Sang.
Dua orang pria menghampiri mereka dan
menawarkan diri untuk minum bersama dengan mereka. Soo Eun menolaknya secara
halus, tapi Ri Ta yang sudah sangat mabuk mulai berceloteh, dia mengijinkan
mereka berdua menemani dirinya dan Soo Eun minum jika dua pria itu mau melompat
dari ujung cafe ke ujung lainnya, setelah itu keluar dan memenangkan pertarungan
bersama anjing. Kedua pria itu hanya tersenyum dan melangkah pergi. Sementara
Soo Eun menutupi wajahnya karena malu.
Ri Ta memaki mereka dan tak lama
kemudian dia tidak sadarkan diri. Sekarang gantian Soo Eun yang mendelik kesal
karena kelakuan Ri Ta.
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Keesokan paginya di Rumah Sakit. Ji
Sang pergi ke ruang keamanan dan menyakan tentang rekaman CCTV. Seorang pria
gemuk mengatakan bahwa kamera CCTV disekitar ruangan Ji Sang sedang rusak dan
tidak bisa merekam apapun. Dia juga menjelaskan tentang pangkal kunci ruangan
Ji Sang yang rusak. Ji Sang terdiam, dia tahu bahwa semua itu percuma, dia
tidak akan mendapatkan apapun disana. Setelah kepergian Ji Sang, pria tersebut
menatap kepergian Ji Sang dan gelagatnya tampak mencurigakan.
Ji Sang berjalan dengan langkah gontai
dan sangat pelan. Dia sudah hampir sampai di depan ruangannya. Dia melihat
seorang pria sedang mengotak-atik pangkal pintu ruangannya.
Ji Sang langsung menyeret pria itu dan
merapatkan tubuhnya ke dinding sambil memegang dasinya. Pria itu mengaku bahwa
dia sedang memeriksa Pangkal kunci atas perintah manajer. Ji Sang akhirnya
membiarkan pria itu pergi....... TBC-->Part 2