Betapa terkejutnya Nadha saat melihat Jalal, Meinawati dan Bharmal Singh berada di rumah nenek Athifa. "Ada apa ini, kenapa mereka semua tiba-tiba ada disini??", batin Nadha penuh kebingungan sambil menatap Jalal untuk mencari jawaban.
Jalal yang sedari tadi bengong dan bingung dengan kedatangan Nadha yang tiba-tiba, langsung menanggapi tatapan Nadha yang ditujukan kepadanya. Seakan-akan Jalal bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Nadha. (Eyestalk)
"Kamu sudah pulang sayang?? Habis darimana?", tanya Jalal kikuk untuk menghilangkan kegugupannya. "Aku habis dari ketemu klien tadi diluar", jawab Nadha dengan raut wajah penuh kebingungan sambil mendekati Jalal. "Jalal, kamu kok tidak kabari aku kalau mau kesini??", tanya Nadha masih dengan ekspresi bingung. "Oohh, i... iya... tadi aku ada janji temu dengan paman Bharmal dan bibi Meinawati. Lalu aku langsung bawa mereka kesini karena mereka kangen denganmu sekaligus ingin tahu mengenai kondisimu. Sewaktu kita meninggalkan pesta, kamu sedang sakit", jawab Jalal berbohong melirik ke arah Bharmal dan Meinawati dan berusaha untuk memeluk Nadha.
Nadha tersenyum tipis saat mendengar jawaban Jalal lalu mendekati Bharmal dan Meinawati untuk mencium tangan mereka masing-masing. Namun, Meinawati hilang kendali, dia mencium kedua pipi dan kening Nadha lalu memeluknya erat. Melepaskan segala kerinduan yang sudah lama terpendam. Nadha yang mendapat perlakuan tersebut awalnya nampak kaget namun, dibalasnya pelukan Meinawati.
Meinawati melepaskan pelukannya dan memegang bahu Nadha, kedua matanya nampak berkaca-kaca dan hampir saja jatuh air matanya lalu bertanya, "bagaimana kabarmu, nak??". Melihat Meinawati yang nampak sedih, membuat Nadha menjadi bertanya-tanya. "Sebenarnya ada apa dengan kalian semua?? Apakah ada yang kalian sembunyikan dariku??", batin Nadha bertanya. "Aku baik-baik saja, Bi. Kabar Bibi dan paman sendiri bagaimana??", jawab dan tanya Nadha. "Kami semua sehat", jawab Meinawati.
Tiba-tiba nenek Athifa berbicara untuk memecah kesunyian, "oooiya.... bagaimana kalau kalian semua makan malam disini?? jarang-jarang dirumahku mengadakan jamuan makan malam. Kebetulan hari ini aku lagi masak lebih", ucap nenek Athifa gugup. "Iya bibi dan paman Bharmal, kalian harus menyicipi masakan nenekku. Dijamin kalian akan ketagihan. Jalal pun sampai betah untuk berlama-lama disini", ucap Nadha menegaskan sambil senyum menggoda ke Jalal.
Jalal membalas senyum menggoda Nadha dengan mengeluarkan jurus senyuman mautnya "killer smile". Nenek Athifa mengajak semua tamunya ke ruang makan. Jalal dan Nadha mengikuti dari belakang.
Sebelum mereka berdua menuju ruang makan, Jalal menarik tangan Nadha dan memeluk. Nadha nampak kaget karena mendapat pelukan Jalal tiba-tiba. Nadha melepaskan pelukan Jalal lalu memukul dada Jalal yang bidang sambil berkata ,"dear, kamu itu ya..! Selalu aja mengambil kesempatan dalam kesempitan!!.", ucap Nadha merengut. "Aku kangen sama kamu, sayang. Sehari aja tidak melihat dirimu atau senyummu, membuat hidupku gelisah.", ucap Jalal menggombali Nadha sambil killer smile. Tangannya mengusap rambut dan pipi Nadha. (Eeeeaaaa... koq serasa penulis yang digombali.... hahahaha) Nadha tersipu malu saat mendengar gombalan Jalal. Lalu Jalal menarik Nadha , "ayo kita segera ke ruang makan, mereka pasti sudah menunggu kita", ucap Jalal menggoda.
Selama sesi makan malam. Nampak suasana kekikukan disana karena semua orang sedang bersandiwara di depan Nadha. Nadha kembali merasakan keanehan dengan mereka semua dan timbul kecurigaan di dalam hatinya. Nenek Athifa yang menyadari kekikukan itu langsung mengeluarkan suaranya dengan mengeluarkan berbagai macam pertanyaan dan menceritakan bagaimana Nadha dulu waktu masih remaja. Jalal dan Nadha hanya saling CCP "curi-curi pandang" dan tersenyum saat kedua mata mereka bertemu.
Setelah sesi makan malam. Mereka semua menuju ke ruang keluarga dan disana, Jalal, Meinawati dan Bharmal melihat kumpulan foto-foto Nadha sewaktu masih remaja hingga sekarang. Lagi-lagi Meinawati hampir menangis karena begitu bahagianya dia bahwa putrinya masih hidup. Tak lama kemudian, Bharmal dan Meinawati izin pamit pulang. Sebelum pulang, kembali Meinawati memeluk Nadha. Lalu mereka pun pulang. Rohit sudah pulang dari tadi karena masih harus mengurusi pekerjaannya yang lain. Sedangkan Jalal, masih berada dirumah tersebut.
Nadha dan Jalal berada di halaman belakang rumah Nadha. Posisi mereka sedang duduk. Jalal memeluk Nadha dan Nadha menyandarkan kepalanya di dada Jalal. "Dear, kamu tidak apa-apa kan?? Hari ini kamu tampak aneh, tidak seperti biasanya??", tanya Nadha curiga dengan mengangkat kepalanya untuk menatap Jalal. "I... iya sayang aku tidak apa-apa. Hanya saja hari ini hari terberatku. Tapi semuanya sudah terkendali sekarang. Kamu tidak usah khawatir ya. Setelah bertemu denganmu, beban berat dipundakku hilang sudah", jawab Jalal sambil memandang lembut wajah Nadha dan membelai pipinya.
Entah kenapa Nadha masih saja merasakan keganjilan akan jawaban Jalal. Merasa seperti ada yang disembunyikan. Namun, Nadha memberikan senyuman manisnya untuk menghilangkan segala kegundahan hatinya.
Mereka kembali berpelukan dan menikmati keindahan malam yang bertaburan bintang-bintang di langit malam yang kelam. Tanpa sadar, Nadha tertidur di dalam pelukan Jalal. Ketika Jalal mengetahui hal itu, tak tega untuk membangunkan Nadha. Lalu Jalal menggendong Nadha ala bride sytle untuk membawanya ke kamarnya.
Ketika Jalal sudah menaruh Nadha di atas ranjangnya, Jalal menarik selimutnya untuk menutupi tubuh Nadha. Sejenak dia pandangi wajah kekasihnya. Sambil menggenggam tangan Nadha, "Andai kau tahu sayang, hari ini aku sangat bahagia sekali karena akhirnya aku menemukanmu setelah sekian lama kita berpisah. Kamu kembali lagi ke dalam pelukanku. Tidak akan aku lepaskan kamu lagi dari sisiku. Mulai saat ini kita akan selalu bersama... I love u My Jodhaaa....", ucap Jalal lalu mencium tangan Nadha. Membelai rambut dan pipinya lalu mencium keningnya Nadha dan berlalu dari sana.
Sesampainya di kamar Jalal, Jalal melepaskan jas dan dasinya. Lalu mengeluarkan bagian kemejanya yang tersembunyi di dalam celananya dan menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya lalu dia mengambil kotak hitam mungil dan melihat isinya... dia tersenyum dan berkata, "tak lama lagi kita akan bersama, my Jodhaaa...".
~~~~~~~~~~~~~~~~0O0~~~~~~~~~~~~~~
Sudah sebulan sejak pernyataan cinta Jalal kepada Nadha. Akhirnya Jalal memutuskan untuk melamar Nadha. Segala macam konsep untuk melamar Nadha sudah dipikirkannya dengan matang dan sekarang tinggal eksekusinya.
Hari Sabtu yang sangat cerah Jalal sudah menjemput Nadha dan dia berencana untuk mengajak Nadha tur keliling Agra. Dia teringat akan acara study tour dulu sewaktu mereka masih sekolah. Misi Jalal selain untuk melamar Nadha namun juga karena ingin mengembalikan ingatan masa lalu Nadha dengan membawa Nadha ke tempat-tempat yang penuh kenangan akan mereka berdua. (duhhh romantisnya... emak2 GKM dilarang ngikut...!!)
Tur pertama mereka dimulai dengan mengunjungi Fatehpur Sikri. Selama disana, mereka mengikuti penjelasan dari guide tentang sejarah "City of Victory" itu dan masuk kedalam warisan budaya UNESCO.
Ketika guide memandu mereka ke dalam Tomb of Salim Chishti. Si guide menceritakan tentang siapa Salim Christi itu, yang dulunya adalah seorang sufi terkenal. Makam itu ditutup dengan tembok marmer dengan ventilasi bolong-bolong.
Guide kembali menjelaskan kalau ,"konon katanya kalau kita mengikat tali disini, maka cinta kita dengan pasangan bakal awet". Mendengar hal itu, Jalal dan Nadha saling berpandangan dan kedua mata mereka seakan mengisyaratkan untuk mencoba hal itu. Akhirnya mereka berdua mengikatkan tali mereka di dinding yang bolong-bolong itu sambil mengucapkan doa. Saat mengikat tali itu, Jalal terkenang bagaimana dulu dia menggoda Jodha mengenai hal ini.
Begitu pula dengan Nadha, tiba-tiba muncul bayangan dari masa lalu seperti Deja Vu. Nadha tiba-tiba melamun, "rasanya aku seperti pernah datang kesini sebelumnya", batinnya berkata.
Jalal yang usai mengikat talinya, memanggil Nadha lembut karena melihat wajah kekasihnya melamun, "ada apa sayang?? Kenapa kamu tiba-tiba melamun??", tanya Jalal cemas. "Aahh... tidak, tidak apa-apa, dear. Oya, kamu berdoa apa kalau aku boleh tau??", tanya Nadha penasaran. "Jika aku memberitahu doaku apakah kamu juga akan memberitahu aku apa doamu??", tanya Jalal.
Ketika Nadha mengganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Jalal menatap mata Nadha intens dan memegang kedua bahunya, "Semoga aku melalui semua babak kehidupanku bersama dirimu yang akan selalu ada disampingku sampai Akhir hayatku...!". "Aku sudah memberitahu apa doaku dan sekarang beritahu aku apa doamu??", pinta Jalal.
Sebelum menjawabnya, Nadha mengambil nafas, "baiklah, akan aku beritahu doaku, "Apapun yang diminta oleh kekasihku Jalaluddin Mohammed Akbar, tolong kabulkanlah...", jawab Nadha bahagia sambil tersenyum.
Jalal sangat bahagia mendengar doanya Nadha. Dia tersenyum dan berkata, "terima kasih sayangku atas doanya". Lalu Jalal mencium kening Nadha dan menarik tangan Nadha untuk pergi dari sana.
Perjalanan mereka dilanjutkan menuju Taj Mahal. Kembali mereka mengikuti penjelasan guide dan setelah puas berkeliling, mereka duduk menghampar di rerumputan yang ada di salah satu taman disana.
Saat duduk santai disana, ketika Nadha melihat sekumpulan anak-anak remaja yang sedang becanda. Lagi-lagi muncul bayang masa lalu Nadha seperti DeJa Vu. Batinnya, "lagi-lagi seperti ini. Sebenarnya, ada apa dengan diriku ini??!!".
Jalal yang sudah selesai menelepon seseorang. Menghampiri Nadha dan berkata, "heii sayang, ada apa?? Hari ini aku lihat kamu melamun terus??", selidik Jalal. "Tidak, aku tidak apa-apa. Mungkin aku hanya sedikit lelah.", jawab Nadha datar masih memandang kumpulan anak2 remaja itu. "Heiii... aku juga perhatikan kamu sedari tadi sering menghilang tiba-tiba...!!! Ada yang kamu sembunyikan dariku ya??", selidik Nadha sambil tolak pinggang berlagak kesal dan marah. "Ahhh... iya.. iya... maaf sayangku, tadi aku menerima telpon dari salah staffku yang sedang lembur. Menanyakan urusan pekerjaan.", jawab Jalal sekenanya sambil lirik kanan kiri agar tidak ketahuan bohong. (Bayangin wajah Shahensha Jalal kalau ketangkep basah oleh Jodha)
"Sudah sore, sebaiknya kita ke hotel. Aku tadi sudah booking kamar untuk kita. Besok aku akan mengajakmu ke tempat wisata yang lain. Tapi malam ini, aku ingin memberimu kejutan", ucap Jalal menggoda sambil senyum misterius. "Kejutan??!! Kamu akan memberi aku kejutan apa, Jalal??, tanya Nadha penasaran dengan ekspresi muka kaget. "Nanti kamu akan tahu, setelah kita sudah berada di hotel", goda Jalal lalu mencium pipi Nadha dan berlari. "Awas yaa kamuu, Jalal", teriak Nadha sambil ngejar Jalal.
Mereka berdua nampak sangat bahagia hari itu seperti dua insan remaja yang sedang di mabuk cinta.
Mereka berdua sampai di lobi hotel The Oberoi Amarvillas, Agra. Jalal memesan dua kamar VVIP suite dengan king bed. Lalu mereka berdua pun masuk ke kamar masing2. Jalal kembali menelepon seseorang tentang segala persiapan untuk proses lamarannya.
Setelah melihat-lihat isi kamarnya, Nadha langsung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang untuk menghilangkan rasa letihnya. Ketika berusaha untuk memejamkan matanya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh petugas hotel dan dia menyerahkan bingkisan yang dibawanya kepada Nadha.
Nadha nampak bingung, siapa yang memberikannya bingkisan itu. Ketika dibukanya kotak besar berwarna hitam itu, Nadha nampak terkejut dengan isinya yaitu sebuah Saree berwarna hijau dipadu dengan sulaman benang emas. Disitu ada pesannya, Nadha mengambilnya dan membacanya :
"Malam ini aku ingin melihatmu memakai Saree ini dan mengajakmu candle light dinner di suatu tempat. Temui aku di lobby hotel tepat pukul 7 malam".
Ps: Being gorgeus tonight, my love.
Nadha tersenyum setelah membaca pesan dari Jalal. Lalu Nadha membuka kotak hitam lainnya, di dalamnya terdapat sepasang high heel sandal bertali berwarna emas yang senada dgn Sareeny. Nadha membuka kotak hitam lainnya yang berbahan suede dan berukuran lebih kecil. Betapa kagetnya Nadha setelah melihat isinya, ternyata 1 set perhiasan green diamond utk menambah keindahan Saree tsb.
Setelah melihat semua kiriman dari Jalal. Nadha lalu bersiap-siap. Setelah mandi, Nadha mulai berdandan dgn masih memakai jubah mandinya. Wajahnya hanya dirias dengan make up tipis dan rambutnya digerai saja dengan dipertajam keikalan rambutnya. Setelah selesai dandan dan memakai Saree serta semua asesorisnya, Nadha keluar kamarnya dan menemui Jalal yang sudah menunggu di lobby hotel.
Jalal sudah menunggu Nadha di lobby hotel dengan memakai pakaian khas pria India. Kurta berwarna krem dipadu dengan sulaman benang emas begitu pula dengan salwarnya yang bewarna senada dengan kurtanya. Tak lupa selendang bewarna senada menyampir di lehernya Jalal.
Nadha menghampiri Jalal. Ketika Jalal melihat Nadha, nampak Jalal tercengang dengan apa yang dilihatnya. Pandangan matanya terbius oleh kecantikan Nadha yang memakai Saree. Ini pertama kalinya, Jalal melihat Nadha memakai Saree. "Ya Allah, sungguh sempurna ciptaanMu. Ternyata tidak salah aku memilihkan Saree untuk dipakainya malam ini...!!", batin Jalal.
Ketika Nadha sudah berada dihadapan Jalal. Nadha berkata, "I'm so sorry dear, I'm late". Ucap Nadha sambil menangkupkan kedua tangannya sbg permintaan maaf. "Aku akan rela menunggumu sampai kapanpun, untuk wanita yang aku cintai", goda Jalal sambil killer smile. "Sebelum kita menuju ke tempat yang akan kita tuju, aku ingin kamu menutup matamu dulu karena ini adalah kejutan", pinta Jalal.
Nadha mengangguk sebagai tanda persetujuan. Lalu Jalal memakaikan selendang utk menutup matanya.
Jalal menuntun Nadha masuk ke dalam mobilnya. Lalu Audi hitam itupun melaju menuju ke Agra Fort.
Setelah sampai disana, Jalal mengeluarkan Nadha dari mobilnya dan menuntunnya ke sebuah tempat yang berada di kompleks Agra Fort yaitu ke SHISH MAHAL, sebuah ruangan yang arsitekturnya terdiri dari pecahan-pecahan cermin. Ruangan itu hanya diterangi oleh cahaya lilin dan juga dihiasi oleh berbagai macam bunga sehingga menambah kesan romantis.
Di dalam tengah ruangan itu sudah terdapat meja bundar dan dua buah kursi. Diatas meja itu dihiasi dengan berbagai bunga rose dan beberapa petal bunga rose.
Sebelum Jalal mengajak Nadha untuk duduk, terlebih dahulu Jalal membuka selendang yang menutupi mata Nadha. "Now, u can open your eyes, honey", pinta Jalal.
Betapa terkejutnya Nadha melihat apa yang ada di hadapannya. Kedua tangannya menutupi mulutnya nampak takjub dengan apa yang dilakukan oleh Jalal. Dia tidak percaya kalau Jalal adalah orang yang romantis dan dia sudah menyiapkan semua ini seharian. "It's so beautifull, dear. I loved it. Jadi inikah kejutan yang kau berikan kepadaku?", ucap Nadha menatap bahagia ke Jalal. "Masih ada kejutan lainnya, sayang.", goda Jalal dengan senyum misteriusnya.
Jalal menuntun Nadha ke meja makan. Menarik kursi untuknya lalu dia menuju ke kursinya sendiri. Sebelum acara makan dimulai Jalal menepuk kedua tangannya, datanglah seorang chef yang membawakan makanan. Setelah tersaji hidangannya di atas meja. Kembali lagi Jalal menepuk kedua tangannya lalu masuklah pemain biola yang akan mengiringi candle light dinner mereka.
Pemain biola itu lalu mulai memainkan lagu "Endless Love". Selama jamuan makan itu, Jalal dan Nadha hanya terdiam, saling memandang dan tersenyum. Mereka berdua sedang di mabuk cinta.
Setelah jamuan makan itu selesai, Jalal mengajak Nadha untuk berdansa. Jalal mengulurkan tangannya dan Nadha menyambutnya. Merekapun berpelukan dan dansa pun dimulai dengan iringan lagu "Tum Hi Ho" yang dimainkan oleh pemain biola tersebut.
Setelah lagu selesai dan dansa pun selesai. Jalal melepaskan pelukan Nadha. Tangan kanannya masih menggenggam tangan kiri Nadha dan Jalal pun berlutut dihadapannya dan berkata:
"Nadha, sejak pertama kali melihatmu, kau bagaikan mentari yg sengaja tuhan kirimkan untukku.
Dinginnya hatiku mencair karena mu.
Dirimu memberi kehangatan pada hidupku.
Senyumanmu, keceriaanmu, matamu memberikan warna dalam hidupku.
Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu, Nadha...."
Jalal lalu mengeluarkan kotak hitam mungil yang sedari tadi sudah ada dikantongnya. Lalu dia mengeluarkan isinya yaitu sebuah cincin green diamond yang ia beli sewaktu berada di Miami. "Nadha...Will u Marry Me??...."