Setelah Jalal dan Nadha puas saling berpelukan. Akhirnya mereka berdua melepaskan pelukannya. Jalal menggandeng tangan Nadha dan mengajaknya untuk duduk. Kedua tangannya tetap memegang tangan Nadha dan menatap kedua mata Nadha secara intens. Jalal kembali menanyakan pertanyaan yang sama.
"Ada apa denganmu Nadha?? Kenapa wajahmu begitu pucat dan tubuhmu sedikit kurus?? Apakah kamu sakit??", tanya Jalal khawatir sambil melirak lirik kedua matanya menatap mata Nadha.
Mendengar pertanyaan Jalal yang begitu mengkhawatirkan dirinya, membuat Nadha terenyuh, "Ya, Tuhan ternyata dia begitu mengkhawatirkan diriku disaat kami jauh", batin Nadha.
Melihat Nadha yang masih diam saja tidak merespon pertanyaannya, Jalal kembali bertanya, "atau jangan-jangan kamu menjadi begini karena rasa rindumu yang amat sangat kepada diriku??", goda Jalal sedikit tertawa sambil mencolek hidung mancungnya Nadha.
Mendengar pertanyaan Jalal yang mulai menggodanya, ekspresi wajah Nadha berubah menjadi kesal dan Nadha kembali memukul pelan dadanya Jalal yang bidang. Jalal menangkap tangannya, "bukankah kamu senang, Nadha, kalau digoda olehku??!!", goda Jalal kembali sambil mengedipkan sebelah matanya dan mengeluarkan jurus andalannya yaitu senyum mautnya.
"Iya, Puassss???!!!", jawab Nadha kesal sambil manyun dan membuang wajahnya.
"Heii... jangan marah dong, entah kenapa jika berada dekat denganmu, aku jadi senang sekali menggodamu", goda Jalal lagi sambil menarik dagunya Nadha menghadap ke arahnya.
Lama Jalal dan Nadha diam terpaku. Karena sama sekali tidak ada respon akan ucapan Jalal. Jalal mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Nadha dan hendak untuk menciumnya. Melihat gelagat Jalal seperti itu, Nadha langsung menarik kepalanya ke belakang dan mendaratkan jari telunjuknya ke bibir Jalal. Sebagai tanda penolakan dan menggeleng-gelengkan kepala.
Jalal yang melihat tindakan penolakan seakan mengerti dan menghentikan aksinya itu. Mereka terdiam kembali dan Jalal mulai memecah keheningan itu.
"Nadha, ada hal yang ingin aku beritahukan kepadamu", ucap Jalal serius.
"A... A... AKU MENCINTAIMU, NADHA...!!. Sejak pertama kali kita bertemu, aku merasakan dirimu berbeda dengan para wanita yang selalu berusaha mendekatiku. Aku selalu tidak menghiraukan keberadaan mereka karena saat itu hatiku masih milik Jodha. Namun, kehadiranmu telah merubahku. Kamu telah mencairkan hatiku dengan mengisi ruang kosong yang ada di hatiku. Hatiku mulai mencinta kembali. Saat berada jauh darimu, diriku sangat tersiksa, aku rindu akan suaramu, senyumanmu, tawamu dan aroma parfummu yang selalu menghipnotisku. Mulai saat ini aku tidak akan berada jauh lagi darimu. Kita selalu bersama-sama mulai saat ini", ucap Jalal tersenyum lega karena telah mengungkapkan perasaannya kepada Nadha dan matanya menatap mata Nadha untuk meyakinkan bahwa perasaan cintanya adalah benar.
Nadha tersipu malu dan ada semburat merah muncul di pipi Nadha. Perasaan Nadha saat ini tidak dapat diekspresikan oleh kata-kata. Betapa bahagianya dia saat ini karena pernyataan cinta Jalal. Nadha pun membalas ungkapan pernyataan cinta Jalal.
Nadha memegang kedua pipi Jalal, "aku juga ingin memberitahumu sesuatu, Jalal", ucap Nadha dengan mata berbinar-binar.
"A... A... AKU JUGA MENCINTAIMU, JALAL. Aku tidak tahu sejak kapan aku mulai mencintaimu. Aku merasakan perih saat kau jauh dariku. Hatiku serasa hampa...kosong. Namun, saat melihatmu kembali, aku sangat bahagia", ucap Nadha tersenyum bahagia dan hampir menangis.
Untuk mencegah Nadha menangis, perlahan-lahan Jalal mulai mendekatkan kembali wajahnya ke wajah Nadha. Wajah Jalal yang mulai mendekati wajahnya, Nadha dapat merasakan hembusan nafas Jalal dan aroma maskulin dari parfum Jalal mengirimkan sinyal-sinyal aneh di seluruh tubuh Nadha dan detak jantungnya pun berirama tidak beraturan. Jalal mendaratkan bibirnya diatas bibir tipis milik Nadha. Perlahan Jalal mulai mengecup bibir tipis Nadha dan melumatnya. Sebelum ciuman itu berubah menjadi menuntut mereka menghentikannya karena menyadari dimana posisi mereka sekarang.
Nadha tersipu malu dan menunduk tidak berani menatap Jalal. Jalal mendekatkan bibirnya di telinga Nadha, "terima kasih Nadha karena kamu mencintaiku", ucap Jalal menggoda Nadha.
Jalal melingkarkan lengan kirinya dipunggung Nadha dan menaruh kepala Nadha di dadanya sementara tangan kanannya menggenggam tangan kanan Nadha. Tangan kiri Nadha diletakkan di dada Jalal. Nadha merasakan kedamaian dan ketenangan berada di pelukan Jalal. Cukup lama mereka berada dalam posisi itu hingga suara ponsel Jalal merusak keromantisan mereka.
Jalal melihat layar ponselnya ternyata Rohit si detektif swasta yang meneleponnya. Jalal mengangkat telponnya. Entah apa yang dibicarakan oleh si Rohit dan ini adalah jawaban Jalal.
Jalal: "ooh, iya Rohit. Ada apa??!!. Ooh gitu, okeh besok kamu datang ke kantorku dan kita pergi bersama kesana". (Hanya penulis yang tau apa yang dibicarakan oleh Rohit. Pgn tau?? Kepo dehhhh...)
Nadha memutar kepalanya menghadap ke arah Jalal, "ada apa, Jalal?? Apakah ada sesuatu hal yang penting?? Wajahmu keliatan cemas..!", tanya Nadha khawatir.
"Tidak ada apa-apa sayangku. Kamu tidak usah khawatir ya", jawab Jalal tersenyum manis.
"Hanya saja besok hari yang sangat sibuk karena ada hal penting yang harus aku urus", ucap Jalal kembali menegaskan agar Nadha tidak khawatir.
"Sebaiknya aku pulang, sudah mulai malam. Aku tidak mau kekasihku yang cantik ini nanti sakit dan aku akan kehilangan senyum terindahnya", ucap Jalal dan sebelum Nadha membalas ucapannya, kembali Jalal mendaratkan bibirnya diatas bibir Nadha dan itu hanya sebuah ciuman kilat. Namun, mampu membuat Nadha melayang.
Jalal melepaskan pelukannya dan mengulurkan tangannya lalu membawa Nadha ke depan pintu rumah. Sebelum Jalal memasuki mobilnya, Jalal kembali mendaratkan bibirnya utk mencium kening Nadha.
Sesampainya Jalal dikamarnya, Jalal langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang dan memijat-mijat kepalanya yang tidak terasa sakit lalu langsung GGD begitu membayangkan peristiwa yang terjadi bersama Nadha. Jalal tidak menyangka kalau Nadha akan membalas cintanya. Begitu pula Nadha saat dia sedang di kamarnya, dia juga langsung GGD saat membayangkan peristiswa di halaman belakang rumah tadi. Betapa bahagianya dirinya saat ini.
Mr. Iceman sudah mencair. Hatinya sudah kembali hangat karena cinta Nadha.
~~~~~~0O0~~~~~~
Rohit berada dikantor Jalal untuk memberikan hasil laporan perihal penyelidikan yang ditugaskan kepadanya. Betapa terkejutnya Jalal saat mengetahui hasil laporan itu. Rohit meminta Jalal untuk mendatangi kantor polisi untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.
Rohit dan Jalal tiba di kantor Polisi dan bertemu dengan Ins. Vijay Kumar yang dulu menangani kasus kecelakaan dan kematian ayahnya serta Jodha.
"Selamat datang, Tuan Jalal. Ada keperluan apa, tiba2 Anda datang kesini?? Silahkan duduk", tanya Vijay curiga.
Rohit dan Jalal duduk, "tolong panggil aku, Jalal saja. Aku datang kesini karena aku ingin membuka kembali kasus kecelakaan yang tjd pada calon tunanganku yaitu Jodha", pinta Jalal.
"Kenapa Anda, ingin membuka kembali kasus itu?? Bukankah kasus itu terjadi 10 tahun yang lalu??", tanya Vijay bingung.
"Anda ingin tahu alasannya Inspektur??", tanya Jalal dengan nada meninggi.
"Iya, Jalal. Aku merasa kasus itu sudah selesai sekarang", jawab Vijay bingung.
"Siapa bilang kasus itu sudah selesai?? Aku menemukan kejanggalan atas kasus itu. Aku mendapatkan informasi bahwa telah terjadi kesalahan dalam identifikasi para jasad korban. Bagaimana hal itu bisa terjadi Inspektur?? Bisakah kau jelaskan??!!!", teriak Jalal dengan emosi tingkat dewa.
"Ba... baiklah akan aku jelaskan. Namun, sebelum aku selesai memberikan penjelasan Anda jangan berkomentar dulu", pinta Vijay.
Jalal menganggukkan kepalanya sbg tanda setuju. Lalu mendengarkan penjelasan Vijay.
"Kecelakaan itu terjadi di dalam jurang yang cukup dalam dan curam. Sehingga sangat sulit untuk mengevakuasi bangkai mobil beserta para jasad korban dan memerlukan waktu lama untuk melakukannya. Mengingat jasad para korban tidak utuh dan gosong sehingga proses identifikasi sulit dan membutuhkan waktu lama. Apalagi ketiadaan bukti yang akurat dari Ante dan Post Mortem para korban kecelakaan. Kami sudah mencari bukti dari berbagai sumber namun nihil. Bahkan sama sekali tidak ada laporan berita kehilangan anggota keluarganya. Begitu hasil identifikasi sudah jelas, ternyata diketahui bahwa jasad para korban itu adalah jasad 4 pria dewasa yang diduga sebagai penculik calon tunangan Anda. Begitu kami mengetahui kalau tidak ada jasad calon tunangan Anda akhirnya kami mulai pencarian di sekitar TKP. Saat hasilnya nihil, kami memperluas area pencarian. Selama bertahun-tahun kami terus melakukan pencarian namun hasilnya nihil dan Tuan serta Nyonya Bharmal Singh meminta kami untuk menutup kasus ini karena mereka sudah mengikhlaskan kepergian anak mereka.", ucap Vijay.
"Jadi Tuan dan Nyonya Bharmal Singh sudah mengetahui hal ini??", tanya Jalal penasaran.
"Iya, Jalal".
Pikiran Jalal kembali bercampur aduk di kepalanya, "Kenapa ayah dan ibunya Jodha tidak memberitahukan kepadaku perihal masalah penting ini??", batin Jalal bertanya-tanya.
"Benarkah kesalahan identifikasi ini murni karena kinerja kalian yang tidak becus??!! Bagaimana bisa kepolisian seperti kalian bisa sampai salah mengidentifikasi korban..??!!. Apakah kalian tidak tahu kalau yang kita bicarakan disini adalah calon tunanganku..!!", bentak Jalal mengeluarkan semua kemarahannya lalu berdiri dan jalan mondar mandir.
"Maafkan kami Jalal, kami telah salah dan lalai dalam tugas kami sebagai Polisi", ucap Vijay memelas.
"Apa katamu?? MAAF...??!!. Masalah begini besar, kamu hanya mengucapkan kata MAAF??!!. Apakah kalian tidak tahu kalau yang kita bicarakan disini adalah calon tunanganku..!! Entah dimana dirinya sekarang jika seandainya dia masih hidup...??!!! Dan ini semua terjadi karena kesalahan kalian...!!!", teriak Jalal kemarahannya semakin menjadi sampai menggebrak meja kerja Vijay.
Vijay hanya bisa terdiam tanpa bisa berkata apa-apalagi.
Jalal kembali berkata, "Aku tanya sekali lagi. Benarkah hal ini terjadi hanya sebatas kesalahan dan kelalaian kalian??!! Bukan karena KONSPIRASI atau ada seseorang yang MENYUAP kalian??!!", tanya Jalal dengan nada sedikit membentak.
"Apa maksudmu Jalal, aku tidak mengerti??!!", tanya Vijay sedikit nada tegas.
"Kesalahan itu murni karena kelalaian kami tapi....tunggu sebentar (Vijay mulai mengingat-ingat mengenai Hindal Mirza karena dia ikut terseret dalam kasus ini). Aku jadi teringat pamanmu yang bernama Hindal Mirza..!!", ucap Vijay menegaskan.
Jalal nampak kaget ketika mendengar nama Hindal Mirza kembali disebut, "ada apa dengan pamanku Hindal atas kejadian ini??", tanya Jalal penasaran.
"Kami baru mengetahui kalau ternyata pamanmu Hindal Mirza ikut terlibat dalam kasus ini. Namanya tercantum sebagai pemilik kendaraan yang digunakan untuk menculik tunanganmu..!!. Cukup sulit kami menyelidiki hal ini karena pamanmu membelinya memakai nama palsu dan mobil inipun ternyata mobil curian yang dibeli oleh pamanmu. Begitu kami mengetahui hal ini, kami berusaha ingin menangkapnya namun Anda sudah mengasingkan paman Anda ke Kabul, Afganistan. Kami melakukan pengejaran sampai kesana dan ternyata pamanmu sudah meninggal karena penyakit jantung. Karena pelakunya sudah meninggal akhirnya kasus ini ditutup.", ucap Vijay datar.
Jalal mendengar penjelasan Vijay bahwa ternyata, "Pamannya adalah otak dibalik semua perbuatan kotor ini.Mulai dari memalsukan surat wasiat ayahnya, membunuh ayahnya secara tragis dan sekarang dia juga dalang dari penculikan Jodha. Tapi untuk apa?? Kenapa dia ingin menculik dan menyingkirkan Jodha??!! Apa salahnya??", batin Jalal berperang dengan pikirannya.
"PAMAN HINDAlllll....!!!! aku tidak percaya kamu mampu melakukan semua rencana kotor ini!!!", teriak batin Jalal.
Jalal mulai gelap mata, emosinya sudah tidak dapat dibendung, dikepalkannya kedua tangannya dan hendak memukul tembok namun hal itu bisa dicegah oleh Rohit. Rohit berusaha menenangkan Jalal. Akhirnya Jalal jatuh duduk terkulai dan pikirannya mulai kehilangan kewarasannya dan mata mulai digenangi oleh airmata.
Tiba2 pintu ruangan Ins. Vijay diketok oleh salah 1 anak buahnya dan Vijay menyuruhnya masuk. Saat menyerahkan berkas kepada Vijay, anak buahnya melihat foto Jodha yang tergeletak di file yang ada di atas meja. Anak buahnya itu mengambil foto itu dan berusaha mengingat-ingatnya.
AB: "Pak, maaf...sepertinya saya pernah foto ini..!!".
Vijay dan Jalal kaget mendengar penuturan anak buahnya.
Vijay: "dimana kamu melihat foto ini??!!.
AB: "di bagian kasus orang hilang, Pak. Namun karena tidak diketahui siapa nama gadis ini dan tidak ada keterangan apa2, setelah 3 bulan tidak ada kabar mengenai kehilangan dirinya. Kasusnya ditutup, Pak".
Mendengar hal itu ada secercah harapan bahwa Jodha dapat ditemukan, "dapatkah kamu memberitahu kami siapa yang melaporkan gadis ini??!!", tanya Jalal tidak sabaran.
Anak buah Vijay itu mengambil berkas kasus laporan orang hilang tentang Jodha lalu dia menyerahkan kepada Jalal dan Vijay. Betapa terkejutnya Jalal kalau yang melaporkan tentang Jodha adalah nenek Athifa.....
Precap: Jalal, Bharmal dan Meinawati menemui Nenek Athifa.