Setelah, selesai shalat Maghrib berjamaah, Jalal membimbing hapalan Al Qur'an Jodha, Alhamdulillah berkat kesabaran dan motivasi yang di berikan mas bawell, Jodha sudah hapal juz 30 mulai dari surat An Naba sampai An Nas "kau belajar dengan cepat sayang, kamu pintar, sudah satu Juz kamu menghafal Al Qur'an... kau tau Jodha, menghafal Al Qur'an membuat otak kita semakin cerdas, ada lagi manfa'at menghafal Qur'an selain mendapat pahala dari Alloh SWT, yaitu menghindarkan kita dari kepikunan dimasa tua". kata Jalal memuji sang istri, Jodha tersenyum senang "Alhamdulillah sayang, semua berkat dirimu, yang tak kenal lelah membimbingku, semoga anak-anak kita nati bisa jadi penghafal Qur'an ya" tutur Jodha... "aamiin"
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Mereka bersiap2 menghadiri makan malam, Jodha mengenakan kerudung lebar berwarna pink dengan baju senada, sedangkan Jalal, mengenakan Jas hitam dengan daleman kaos oblong berwarna putih, nampak serasi sekali kedua sejoli ini. mereka menuju daerah Giza, disana ada sebuah restoran terapung di atas sungai Nil, sebuah tempat yang sangat romantis, ternyata Aisyah telah menunggu disana, mereka pun memesan makanan, kebetulan resto seafood khas Indonesia, makanan kesukaan Jalal.. "ini tempat berkumpul mahasiswa Indonesia di Mesir, tempatnya nyaman, dengan aliran sungai yang bersih dan terawat, sungai Nil memiliki irigasi terbaik didunia, dan sumber kehidupan warga Mesir" ujar Aisyah, mencoba mencairkan suasana.
Jalal pamit dulu ke belakang. Merasa dapat kesempatan, Jodha ingin menayakan sebuah pertanyaan pada Aisyah yang menjadi ganjalan di hatinya "Aisyah, boleh aku tanya sesuatu?" , "Tentu saja Jodha, kamu bebas menanyakan apapun, anggap aku sahabatmu" Jawab Aisyah dengan senyum penuh keramahan.
Jodha menarik napas panjang, mengumpulkan segenap keberanian, telunjuknya mengetuk2 meja menutupi kegelisahah di hatinya... "mmm.. Aisyah, kalau boleh tau.. kenapa anti dulu memutuskan khitbah dengan mas Jalal?" muka Jodha terlihat tegang. Aisyah tersenyum penuh pengertian..lalu berkata "Jodha, seminggu sebelum pernikahanku, aku bertemu dengan Fathimah di toko buku, dia menceritakan semua yang terjadi antara kau dengan mas Jalal. aku sempat bimbang, jujur kalau aku menuruti egoku, aku tidak ingin melepas sosok ikhwan dengan kepribadian yang nyaris sempurna seperti mas Jalal, tapi setelah aku pikir lagi, sepertinya dirimu lebih membutuhkan mas Jalal di bandingkan aku, akhirnya aku putuskan mundur, kebetulan ada peluang beasisiwa ke Mesir, yang bisa aku jadikan alasan untuk menenangkan keluargaku"
Perlahan ada air yang keluar dari sudut mata Jodha, dia terharu dengan pengorbanan sosok akhwat yang ada didepannya, sekaligus merasa bersalah, karena telah berburuk sangka pada wanita se shalehah Aisyah. Jodha bangkit dari duduknya, menghambur memeluk Aisyah... "ukhti afwan.. aku shu'udzon padamu, aku sempat cemburu karenamu... hatimu seperti malaikat, kau rela berkorban bahkan pada seseorang seperti aku, yang belum lama kau kenal" Aisyah, balas memeluk Jodha, menepuk-nepuk punggung sahabat barunya.. "aku senang melihatmu bahagia, melihat mas Jalal berhasil membimbingmu menjadi seorang akhwat sejati, itu semua sudah cukup bagiku" ucap Aisyah. Jodha: "Jazakillah khairan katsiran ukhti, semoga Alloh membalasnya dengan yang lebih baik, ketika Alloh tidak menikahkanmu dengan orang yang kau cintai, semoga Dia mengirim seseorang yang mencintaimu, yang akan menemenimu melanjutkan perjuangan meraih Ridho-Nya" Kata Jodha...
"ehm...." suara Jalal mengagetkan Jodha yang masih memeluk Aisyah. Jalal: "adakah sesuatu yang terjadi sepeninggalanku?" Jodha melepas pelukannya "mmm... ini urusan perempuan mas,, Ra-Ha-Sia" jawab Jodha.
Jalal nampak bahagia melihat dua wanita yang ada dihadapannya akur, itu terlihat dari senyum sumringahnya yang tidak bisa dia tutupi (rasa senengnya seperti ngelihat istri tua dan istri muda akur... sssstt.. jangan bilang mo poligami ya mas Bawel, nanti ditimpukin batu sama para begum),,, sekarang mereka menikmati makan malam dengan sangat damai, tidak ada cemburu, tidak ada curiga, tidak ada buruk sangka.. yang ada hanya kehangatan yang penuh dengan aura kental persahabatan.. Aisyah telah menutup rapat hatinya untuk Jalal, begitu pula Jalal.. masa lalunya dengan Aisyah hanyalah sedikit liku dalam pencarian jodohnya, pencarian teman sejati yang memang kadang harus melewati beberapa rintangan...
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Aisyah kembali ke asrama dan pasangan manten baru kita kembali ke hotel tempat mereka menghabiskan waktu bulan madu. "sayang badan mas pegel banget nih.. kira2 ada yang mau mijitin ga ya" Jalal menyuruh Jodha namun secara tidak langsung.. kelihatannya Jodha enggan, karena dia sendiri kelelahan... "ya udah kalau kamu ga mau, biar mas minta tolong sama pekerja hotel untuk nyariin tukang pijit, sepertinya wanita Mesir pada pinter-pinter mijit, siapa tau ada Cleopatra yang mau mijitin mas mu ini" ucap Jalal menggoda istrinya, membuat Jodha membulatkan matanya dan cemberut kesal dibuatnya "mm mas saya juga sama pegel2, habis muter2 seharian nemenin suamiku keliling Mesir,, bagaimana kalau kita suit aja.. yang menag dia yang dipijit duluan." Jodha memberi ide, "oh jadi ukhti Jodha sekarang sudah mulai hitung-hitungan sama suaminya, okelah kita suit" ucap Jalal,
Jalal yang cerdik akhirnya menang dan mas Bawel pun membuka bajunya, membiarkan istri tercintanya memijat, saking nikmatnya pijitan Jodha membuat mas Bawell hampir tertidur, hingga Jodha harus mendaratkan telunjuknya di pinggang Jalal.. "jangan pura2 tidur ya... ingat, tugas mas belum selesai, ayo sekarang giliranku" kata Jodha sampil mencari posisi yang wenak untuk dipijit, membuat Jalal yang hampir memasuki dunia mimpi terpaksa harus bangun...
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Seperti biasa disepertiga malam terakhir Jalal bangun, ada rutinitas yang selalu ia lakukan ketika bangun tidur, dan ini secara medis katanya mampu mengurangi resiko serangan jantung 'tips setengah menit untuk hidupmu', setengah menit pertama dia buka matanya, membiarkan kesadarannya pulih kembali sambil mengucap syukur atas kesempatan hidup yang diberikan Robb nya, setengah menit kedua dia duduk, memastikan fungsi tubuhnya siap beraktifitas kembali. Setengah menit ketiga dia gerak2 kan kaki dan badannya.
Kisahpun Berlanjut....
Ditatapnya wajah lembut istri tercintanya, dia tersenyum mengingat yang terjadi semalam, begitulah yang harus dilakukan seorang Isti, Islam mengajarkan kepada wanita untuk menjadikan rasa malu sebagai perisainya ketika diluar rumah, namun ketika sedang bersama suaminya dia harus lebih hebat dari wanita penghibur,, "dan itulah Jodha ku" gumam Jalal dalam hatinya...
"sayang.. ayo bangun" kata Jalal sambil menarik lembut hidung istrinya, Jodha membuka matanya, menarik selimut untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka "mas kan udah semalem.. aku cape" membuat Jalal tersenyum lucu "Jodha, aku membangunkanmu untuk shalat malam sayang... kamu GeEr aja" Jodha tersipu malu mukanya memerah.. "ayo segera bergegas.. atau aku tarik selimutmu" ... "iya.. iya.. aku bangun mas Bawell" kata Jodha.
"kamu masih ingatkan bagaimana cara Rosululloh mandi junub?" Jalal mengecek pengetahuan fiqih istrinya "tentu dong sayang, setelah niat Rosululloh SAW, memulai mandi dengan membasuh kedua tangannya, kemudian berwudu seperti berwudu unk shalat, beliau memasukan jari-jemarinya kedalam air dan menggosok pangkal rambutnya, lalu menyiramkan air tiga kali dengan kedua tangannya, dan terakhir mengalirkan air keseluruh tubuh..itu hadits sahih yang di riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim... betul kan pa guru?" kata Jodha sambil tersenyum genit, Jalal mengelus kepala Jodha sambil mengacak2 rambutnya "sip... kau murid yang hebat honey... ayo kita mandi"....
~~~~~~~~~~o0o~~~~~~~~~~
Selesai Qiyamu Lail, Jodha bersimpuh dipangkuan suaminya,,, "mas, ma'afkan aku.. aku belum bisa menjadi istri yang sempurna, kau telah memilihku diantara banyak wanita sempurna lainnya, meski kau harus kerja keras membentuku jadi sosok wanita shalehah, aku harap kau memiliki stok kesabaran yang banyak dalam menghadapiku..yang kadang manja, kadang bawel, kadang marah2, kadang cengeng.. dan berjuta kelemahanku lainnya" Jalal mengusap lembut kepala istrinya yang masih mengenakan mukena, sekarang Jodha merebahkan kepalanya di pangkuan suaminya.. "sayang.. kau mau dengar sebuah kisah?!" tanya Jalal "tentu honey, aku senang mendengar kisah-kisahmu.. ceritakanlah sebuah kisah untukku pa guru" jawab Jodha dengan sedikit menggoda, dia pun merubah posisinya, sekarang Jodha duduk menghadap Jalal..
"ceritanya begini,, ada seorang pria yang memiliki istri, yang sering menangis,, dia kesal dengan kelakuan istrinya.. lalu mengadu pada Tuhan.. 'Tuhan kenap sih wanita itu sukanya nangis?'... Tuhan pun menjawab... “AKU ciptakan wanita itu beda dengan laki-laki, AKU kuatkan bahunya unk menjaga anak-anak mu,AKU lembutkan hatinya unk memberimu rasa aman, AKU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benihmu, AKU kuatkan pribadinya unk terus berjuang saat yang lain menyerah, AKU beri naluri untuk tetap menyayangi walau tersakiti, AKU hembuskan kasih sayang agar bisa memberimu perhatian, AKU buat matanya indah karena ia akan menjadi jendela kedamaian, tapi bila suatu saat ia menangis, itu karena AKU memberinya air mata untuk membasuh luka hatinya, bukan tanda kelemahan atau kekalahannya...”pria itu pun tertegun sejenak... lalu dia bergegas memeluk istrinya, diusapnya air mata dipipi bidadari hatinya itu,,, sambil berkata 'aku akan membantumu menghapus luka batinmu, karena aku diciptakan dengan dada yang bidang, agar kau bisa membenamkan kepalamu sa'at kau ingin menumpahkan air matamu'.. begitu lah sayang seorang suami dituntut untuk dapat mengerti istrinya" Jalal menutup ceritanya.. Jodha menatap penuh haru "boleh aku pinjam pinjam dadamu suamiku..."