JA: "Jodha!!! APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI ?" sedikit demi sedikit
api kemarahan mulai memercik dihatinya, mata memerahnya cukup memperlihatkan
amarah dalam hatinya.
Seluruh tubuh Jodha gemetar hebat mendengar suara kerasnya, dan
melihat kemarahan ekstrim di mata Jalal. Ketika Jodha tidak menanggapi
pertanyaanya dia kembali berteriak marah..."Apakah yang kau tuduhkan
kepadaku belum cukup? Atau kau mau menambah lagi daftar tuduhanmu padaku? Kau tahu
tuduhanmu sangat menyakitiku. Aku tidak akan mentolerir lagi cecaran pedasmu
padaku, Basss...KELUARLAH DARI SINI sebelum monster dalam diriku muncul dan
menyakitimu." Jalal meraung marah, matanya berapi-api mematikan sementara
untuk mencoba mengendalikanya dia menggenggam tinjunya erat-erat.
Melihat kemarahan ekstrim Jalal yang berapi-api membuat Jodha
ketakutan. Tanpa sadar dia melangkah mundur kebelakang, menjauh darinya untuk keluar
dari teror, seluruh tubuhnya menggigil dalam ketakutan. Dan untuk pertama
kalinya dia merasa bersalah, ia menyadari dampak dari kata-kata kasar dan kejamnya
akan memicu kebencian intens dan kepahitan dalam diri Jalal. Jodha menduga,
melihat seberapa kesakitanya Jalal akan sangat berbahaya untuk berbicara
dengannya lagi, itu bisa memperburuk kemarahan, kekerasan yang dengan susah
payah ditekan. Tetapi pada saat yang sama Jodha tahu ia telah menyakitinya
begitu banyak, dan Jalal benar-benar hancur dari dalam. Jodha tahu dia marah
dan kekacauan batinya sendiri akan membakar jiwa dan batinnya. Jadi meskipun takut,
mengetahui kondisi batinnya ia memutuskan untuk mengambil langkah berbahaya dan
tidak meninggalkan suaminya dalam kondisi seperti ini dan ia juga harus
mendapatkan maaf dari Jalal. Dalam nada gemetar dan takut Jodha
menjawab.."Shahenshah, aku ingin berbicara denganmu."
Jalal membuka kepalan tangannya sambil terengah-engah, seluruh
tubuhnya gemetar karena kemarahan ekstrim. Jalal dengan kasar meraih bahu jodha
dan mencengkeramnya, dengan kasar ia menghempaskan Jodha dipohon, Jalal memberinya
tatapan marah dan meraung lagi..."Apa lagi yang tersisa untuk berbicara
sekarang? Mengapa kau datang ke sini? Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi."Pegang-Nya
begitu kuat dan keras, tak terasa air mata keluar dari rasa sakit dari matanya.
Jodha mencoba berbicara.. dengan suara menggigil ia
berkata.."Shahenshah, tolong lepaskan aku. Kau menyakitiku.”
Kemarahan Jalal berada di puncak, tidak ada kata-katanya sampai
ke telinganya. Mata merahnya melebar dan memperketat cengkeramannya lebih kuat
ketika melihat air mata Jodha, air matanya yang selalu membuatnya lemah dan
marah.
Jodha meringis, dia mengaduh "Ahhh ... oooh ... Jalal
kau menyakitiku!!!" tanpa diundang air mata kesakitanya makin deras
mengalir.
Tiba-tiba Jalal menyadari bahwa ia menyakitinya. Dia
mendorongnya pergi dalam kemarahan dan dengan nada menyesal
bertanya..."Mengapa Jodha? Mengapa baru sekarang? Aku mohon padamu,tinggalkan
aku sendiri. Pergi dariku karena aku sudah tak punya kekuatan yang tersisa
untuk menghadapi kebencianmu lagi.” setelah melihat air mata Jodha, kemarahan
kekerasan itu berubah menjadi kesedihan besar yang menyakitkan dan air mata
yang sedari tadi ditahan menghianatinya, air matanya sekarang mengalir dengan
derasnya. Untuk menyembunyikan air matanya ia hampir berlari menuju danau dan
mencoba untuk mengahapus air matanya dengan marah.
Jodha mengikuti Jalal dan memeluknya erat-erat dari belakang,
sebelum Jalal bisa bereaksi dalam nada yang sangat tenang dan memohon ia
berkata.."Shahenshah, Maafkan aku karena kesalahan besarku."
Jalal kembali gagal mengendalikan air mata yang tak diharapkan
dan menjawab dalam suara rentan... "Jodha, sekali lagi aku memohon padamu tinggalkan
aku sendiri. Semuanya telah berakhir dan aku menyadari bahwa aku seorang rakasa
setan, Raja tak berperasaan dan aku tidak layak untuk cinta illahimu. Silakan
tinggalkan aku dan jangan pernah kembali ke sini lagi."
Jodha bisa merasakan sakit besar dalam nada suaranya. Ia bisa
merasakan matanya meneteskan air mata yang berusaha untuk ditutupinya. Dia
mencengkeram dia lebih erat dan berkata
JO:"Jalal maafkan aku, kalau tidak hatiku akan meledak dalam penyesalan.
Aku tidak bisa melihatmu dalam keadaan begitu banyak rasa sakit. Itu hanya
kemarahanku, aku tak bermaksud mengatakan itu semua padamu.” Dengan nada
memohon Jodha mencoba berbicara.
Kemarahan Jalal telah lenyap tapi ia masih memiliki sengatan
jauh di dalam hatinya, egonya masih tak bisa menerima...
JA: "Tinggalkan aku sendiri Jodha."dengan usara berat Jalal
Menjawabnya.
Lukanya masih menganga, Kata-kata Jodha masih
terlalu berat untuk mencair dalam pikirannya. Egonya memutuskan dia tidak
mencintainya dan tidak siap untuk mendengarkan lebih lanjut.
Mendengar ego Jalal yang berbicara, Jodha menjawabnya dengan
tak kalah pedas dan keras.."Kau menyuruhku untuk meninggalkanmu? baiklah,
kau bebas untuk pergi.” Ia berkata demikian dengan melepas pelukanya pada
Jalal. Dengan nada marah ia kembali melanjutkan cecaranya..."sekarang aku
sangat lega, kau tidak terikat lagi padaku. Jika ini adalah hukumanku maka aku
akan menerimanya. Jika kau senang dengan hal itu, maka aku juga sudah siap. Tapi
sebelum itu biarkan aku menanyakan sesuatu padamu. Ketika kau marah kau memiliki
hak untuk menyakitiku. Kau memiliki hak untuk pergi pada wanita lain hanya
untuk membuatku merasa cemburu, kau memiliki hak untuk berteriak padaku, kau memiliki
hak untuk mendorongku, bahkan menamparku. Lalu bagaimana denganku? Apa kau
pernah, bakhan sekali saja berpikir bagaimana aku menderita sepanjang malam?.”
Jodha kembali menumpahkan segala kekecewaanya pada Jalal.
Mendengar perkataan menyakitkan Jodha, Jalal cepat berbalik untuk melihatnya.
Jodha melihat lurus mata Jalal dan dengan nada sedih ia kembali berujar.."Jalal,
aku sedang menunggu untukmu dengan bersemangat sepanjang malam, mataku terjebak
di pintu dengan harapan akan kedatanganmu. Hatiku merasa kuat bahkan sampai tengah
malam, tapi kemudian aku tidak tahu bagaimana awal mulanya pikiran negatif mengambil
alih akal sehatku. Aku telah mati jutaan kali ketika menunggumu, kau tidak tahu
berapa banyak rasa sakit yang telah kulalui. Aku telah menunggumu ketika
matahari mulai terbenam, tapi kau tidak datang atau mengirim pesan padaku
karena keterlambatanmu. Ketika kau datang di pagi hari, hatiku benar-benar
hancur dan kemarahanku mengambil alih semua akal sehatku. Aku tidak tahu
mengapa dan bagaimana, aku tiba-tiba mengucapkan kata-kata kejam kepadamu. Aku
sangat marah pada diriku sendiri karena bahkan akalku tak mengizinkanku
berbicara.”
Jodha mengambil istirahat singkat untuk bernapas, Jalal menatapnya tanpa
berkedip dengan mata melebar. Kata-katanya penuh dengan begitu banyak kemarahan
dan rasa sakit. Semuanya terjadi begitu cepat, Jalal tidak pernah mendapat
kesempatan untuk berpikir dari sisi Jodha. Pikirannya sedang berjuang untuk
mencairkan rasa sakitnya.
Jodha melanjutkan dalam suara rendah.."Shahenshah, aku
tidak peduli dengan siapa kau menghabiskan malammu. Tapi aku tahu satu hal yang
pasti kau tidak pernah bisa mengkhianatiku.”
Kemarahan dan rasa sakit Jodha berubah menjadi air mata
dengan rasa bersalah yang ekstrim. Akhirnya dengan nada memohon ia berkata.."Shahenshah,
maafkan Jodhamu ini. Aku hanya punya satu penyesalan, jika kau mengatakan
kepadaku bahwa kau ingin bersama Rukaiya Begum, tak sekalipun aku akan bertanya
alasanya, aku akan langsung menyetujuinya. Kau tak memberiku pesan apapun, kau
bahkan tak sekalipun memikirkanku, bagaimana kau bisa menyakitiku seperti ini?
Apakah dalam keadaan seperti itu aku tak punya hak untuk marah? Dalam kemarahanku
aku menyakitimu dengan kata-kataku, kalau itu kau anggap salah maka tinggalkan
aku selamanya..”” dalam permintaan maafnya Jodha juga tak lupa mnyelipkan
ancaman untuk Jalal..(ck ck ck)
Setelah mendengar perkataanya, jalal menyadari akan satu hal.
Jodha benar-benar percaya padanya, ia benar-benar tak tahu apa-apa. Jalal perlahan-lahan
berjalan mendekatinya, memegang wajahnya dan berkata.."Jodha, kau tidak
perlu untuk meminta maaf dan kemarahanmu dibenarkan tetapi apakah kau tahu
dalam kemarahanmu, kau telah menyakiti hatiku. Aku tak pernah merasa sesepi ini
dalam hidupku, apakah kau tahu kenapa aku tak mendatangimu semalam?.”
Jodha menatapnya dengan cinta kasih dan Menjawabnya.."Tidak,
aku tidak mau tahu. Aku yakin pasti ada alasan mengapa kau tidak bisa
datang."
Jalal dengan nada menyesal berkata.."Tidak Jodha, kau perlu
tahu mengapa aku tidak bisa datang atau mengirim pesan apapun. Sebelum datang kepadamu,
aku pergi untuk melihat Rukaiya. Biasanya setiap kali aku datang kembali dari
perjalanan panjang aku akan menghabiskan malam denganya, jadi dia mengharapkan
kedatanganku dan itulah sebabnya aku memutuskan untuk melihat dia secara
pribadi untuk menginformasikan bahwa aku tidak akan bisa menghabiskan malam
denganya. Tapi ketika aku berada di kamarnya, tiba-tiba aku merasa semuanya
bergerak, kepalaku pusing sesaat sebelum aku kehilangan kesadaran. Aku
terbangun pada pagi hari dan melihat rukayah disebelahku, aku sadar saat itu
impianku telah hancur.”
Jodha sangat terkejut mendengar itu, ia benar-benar pingsan,
pikirnya. Jodha benar-benar merasa bersalah karena tidak mendengarkan dia.
Mereka berdua saling memandang dengan cinta abadi. Keduanya
merasakan sakit masing-masing, Keduanya memiliki air mata penyesalan dan
kesedihan mendalam di mata mereka. Perlahan Jalal menarik Jodha ke arah dirinya
dan lembut dengan banyak kasih sayang mencium keningnya dan memeluknya dalam
pelukannya dengan cinta. Pelukan ini memberi mereka berdua perdamaian besar,
meluruhkan penderitaan mereka.
Jalal dengan cinta yang mendalam berkata "Jodha, Jangan pernah
mengatakan kau membenciku, atau aku akan bunuh diri. Aku tidak bisa menjelaskan
dengan kata-kata bagaimana perasaanku, tanpamu tidak ada yang tersisa dalam
hidupku."
Jodha memeluk erat tubuh Jalal dan menjawabnya.."Jalal,
kau adalah hidupku, aku tidak bisa tinggal jauh darimu bahkan untuk kedua,
jangan pernah meninggalkan aku lagi. Aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu. Aku
tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata seberapa besar cintaku padamu.”
Akhirnya setelah badai terbesar dalam hidup mereka, mereka
mencair dalam pelukan masing-masing..........
Bersambung ke Part 2-->