Jodha tak pernah menyukai Kanika, mereka selalu memiliki bentrokan dengan argumen dan perkelahian. Kanika juga membenci Jodha sepanjang hidupnya karena dia pesaingnya. Meskipun Kanika sangat cantik dan berbakat tapi Jodha selalu mengunggulinya di setiap tantangan tunggal, jadi dia selalu siap untuk menghina Jodha di depan orang lain dan karena sikap arogan Kanika itu, Tidak ada yang ingin berteman dengan Kanika.
Jalal menatap Jodha dengan tatapan marah. Jodha menyadari melihat kemarahan Jalal bahwa dia kehilangan kendali dan berkata terlalu banyak. Dia dengan lembut mengundang semua orang ke meja makan.
Jalal melihat sambil makan bahwa Surya sering menatap Jodha dan mencoba untuk berinteraksi dengannya. Semua perhatiannya hanya untuk Jodha saja.
Jodha riang berkata kepada semuanya "Aku sangat senang kalian semua datang, kita akan memiliki begitu banyak waktu menyenangkan bersama-sama."
Jalal benar-benar kesal dengan perilaku Jodha sejak pagi dan setelah melihat Surya kemarahanya semakin meningkat. Jdoha dengan nada ketus berbicara denganya, sedangak ketika berbicara dengan Surya nada bicaranya berubah menjadi lemah lembut. Jadi untuk membalas dendam pada Jodha, Jalal mulai dengan menggoda Kanika. Jalal melihat Kanika dengan tatapan intens dan menunjukkan banyak perhatian padanya.
Dengan mengabaikan semua orang Jalal mengatakan "Kanika, kau memiliki selera yang benar-benar baik dalam Perhiasan dan pakaian. Perhiasanmu tampaknya unik dan cantik."
Mata Jodha melebar kaget melihat Jalal menggoda Kanika, Itu terlalu mengejutkan baginya untuk melihat dia memuji Kanika seperti itu. Padahal Jalal tidak pernah memujinya tentang pakaian atau perhiasanya. Dengan mata menyipit ia memberikan tatapan jengkel padanya. Jalal yang melihat Jodha cemburu, menyeringai senang melihat dia marah. Jalal mengabaikannya dan bertanya "Kanika, ceritakan pendapatmu tentang Holi?."
Kanika dengan sikap seperti putri arogan menjawab "Oh tidak, sama sekali tidak Shahenshah. Aku benci Holi, begitu berantakan, Aku tidak ingin merusak kulitku dengan semua warna-warna itu?."
Jalal dengan seringai berkata kepada semua orang "Aku juga senang kalian semua ada disini, kita akan bersenang-senang merayakan holi bersama-sama ... ini adalah pertama kalinya aku akan merayakan Holi."
Kanika mengubah pemikiranya dan dengan semangat menjawab "Oh yakinlah Shahenshah, kau akan bersenang-senang dengan kami."
Jodha mulai cemburu dengan Kanika dan sikapnya terhadap Jalal. Dengan nada pedas Jodha menjawab "Tapi Kanika, kau tadi baru saja mengatakan bahwa kau tidak bermain Holi, begitu berantakan dan bagaimana dengan kulitmu?."
Untuk menggoda Jodha lebih lama, Jalal langsung menjawab "Kali ini Kanika akan bermain holi dengan kami, benarkan Kanika?."
Kanika bersemangat menjawab "Oh yakin Shahenshah, apa pun untukmu!"
Jodha memberikan tampilan kesal pada Jalal. Jalal menyeringai polos ke arahnya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya setelah makan siang, mereka semua memutuskan untuk beristirahat sementara waktu dan kembali bersama-sama dalam satu jam.
Jodha dengan nada santai berkata "Shahenshah, mengapa kau tidak juga istirahat?"
Jalal menjawab dengan senyum misterius "Aku benar-benar tidur nyenyak kemarin dengan begumku setelah beberapa minggu, aku sama sekali tidak lelah. aku akan pergi dan menyelesaikan beberapa pekerjaan penting dengan Abdul" maka Jalal pergi dengan tatapan romantis pada Jodha.
Jodha terkejut dengan pernyataannya dan tersipu mengingat tidur dalam pelukannya.
Semua orang pergi dengan Jalal selain Lilavati. Jodha dan Lila sangat dekat satu sama lain, mereka selalu berbagi rahasia. Lila berkata kepada Jodha "Sudah lama kita tidak bercakap-cakap jika kau tidak lelah kita bisa duduk di luar, udaranya sangat segar dan ini adalah hari yang indah. "
Jodha dengan gembira setuju dan mereka berdua pergi keluar dan duduk di bangku. Bangku ini terletak di luar ruang utama. Jalal berada didalam ruang utama duduk di sofa menunggu Abdul, ia mendengar suara Jodha dari jendela. Ia melihat Jodha dan Lilavati duduk di luar sedang berbicara satu sama lain. dia bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas.
Jodha dengan riang berkata "Oh Lila, aku sangat senang melihatmu disini lagi. Aku tidak percaya kita berdua sudah menikah dan bisa duduk bersama-sama sendirian di bangku yang sama dan mengobrol ..."
Lila bersemangat menjawab "Kau benar Jodha, hanya dalam beberapa bulan semuanya telah berubah. Aku menangis dan sangat merindukanmu, aku ingin datang dan ingin melihatmu ketika mendengar tentang kematian Suryabhan singh dan pernikahan tiba-tibamu ... tapi kau tahu orang tuaku juga sama seperti Rajvanshis lain sehingga mereka tidak mengizinkanku untuk menghadiri pernikahanmu. Aku menangis begitu banyak menyesali ketika temanku membutuhkanku, aku tidak ada untuknya. Aku sangat menyesal Jodha, aku tak berdaya." Air mata Lila mulai membanjiri keluar.
Jodha menyeka air matanya dan berkata "Lupakan masa lalu. Itu takdirku dan aku tidak merasa menyesal untuk itu. Aku telah memilih untuk menyelamatkan Amer, dan aku sangat bangga pada diriku sendiri untuk menyelamatkan negeriku walaupun impianku sebagai imbalanya."
Setelah jeda yang panjang, untuk mengubah suasana hati Jodha dengan bersemangat bertanya "Lila, Apakah kau bahagia ?? Bagaimana suamimu dan keluarganya? Dan aku ingin tahu setiap detail tentang malam pertamamu?."
Dia terkikik, Jalal menyeringai mendengar tentang malam pertama.
Lila bersemangat menjawab "Oh Jodha, aku begitu putus asa untuk memberitahumu tentang segala sesuatu. Aku sangat, sangat-sangat senang. Aku tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata. Aku merasa seperti aku adalah orang paling beruntung di bumi. Dia sangat mencintaiku, dia peduli banyak tentangku dan mertuaku juga sangat mencintai dan juga peduli. Aku selalu ke Jaipur setiap minggunya. Jodha... kau tahu? Dia sangat mencintaiku sehingga ia berjanji tidak akan pernah menikah lagi. Dia memperlakukanku begitu istimewa. Sebelum aku mengatakan keinginanku dia sudah tahu lebih dahulu. Dia bisa mendengar kata-kata tak terkatakanku, Jodha aku tidak pernah tahu bahwa jatuh cinta akan begitu indah. Kau tahu ketika aku meminta kepadanya bahwa aku ingin datang ke sini untuk bertemu denganmu, tanpa pertanyaan ia mengabaikan pekerjaan penting dan setuju untuk ikut bersamaku. "
Jodha dengan nada konten menjawab "Lila, aku sangat senang karena temanku menemukan cinta dalam hidupnya.”
Lila hati-hati bertanya, dengan nada rendah dan serius "Jodha, bagaimana dengan hidupmu? Aku tahu mungkin itu sangat sulit bagimu untuk menyesuaikan di Agra tapi aku melihat di mata Shahenshah bahwa dia sangaat peduli tentangmu."
Jodha tidak tahu harus mulai dari mana, dan Sayangnya dia menjawab "Lila, aku tidak pernah membayangkan bahwa hidupku akan berubah drastis seperti ini. Aku ingin hidup sederhana sepertimu, aku iri padamu begitu banyak. Kau tidak harus bersaing dengan wanita lain dan dia mengasihimu, dia percaya padamu. Tetapi aku tidak beruntung sepertimu." Dengan mendalam mendesah keluar dia berkata, "Aku adalah ratu Hindustan tetapi apakah kau tahu bahwa Jalal memiliki tiga istri resmi yang dinikahinya, lebih dari 500 ratu dan begitu banyak selir di haremnya. Semuanya begitu berbeda di Agra, kadang-kadang aku merasa seperti aku terjebak di dalam penjara. Perempuan memiliki begitu banyak pembatasan. Tidak ada yang tahu tentang budaya kita, Jalal bahkan tidak tahu arti Aarti dan Sindoor." air mata Jodha mulai membanjiri keluar...
Jalal bisa mendengarnya menangis. Kata-katanya jatuh pada dirinya seperti asam.
"Aku tidak mengatakan hal ini kepada siapa pun Lila. Bahwa kami belum mengkonsumsi pernikahan kami seutuhnya. Kau tahu Lila, Aku mencintainya sehingga aku takut jika aku menerima dia aku tidak akan bisa hidup tanpa dia. Dia tidak mencintaiku tapi aku tahu dia juga sangat menyukaiku. Dia peduli tentangku tapi aku masih tidak tahu apakah ia memiliki kepercayaan padaku. Lila ... satu sentuhan kecilnya membuatku gila, aku ingin cintanya, aku mendambakan cintanya. aku hanya ingin dia mencintaiku, aku tidak akan dapat berbagi dia dengan perempuan lain. Aku tidak ingin menunggunya selama berbulan-bulan untuk melihat satu tatapanya, tapi itu takdirku, aku harus berbagi dia diantara ribuan wanita. Jadi aku telah memutuskan bahwa aku tidak akan pernah membiarkan dia datang dekat denganku. Kau tahu dia adalah cinta pertamaku dan aku tahu dia tidak akan pernah mencintaiku seperti aku mencintainya. Dia tidak memiliki hati untuk mencintai, jadi aku memutuskan untuk menjaga jarak darinya, jadi aku tidak pernah merasa posesif tentang dia. aku tahu dia harus memenuhi tugasnya, tapi setiap kali aku melihat dia dengan Rukaiya begum Aku merasakan sakit yang tak tertahankan dalam hatiku. Aku pikir dia mencintainya lagipula dia juga sahabatnya dan khaas begum. aku menangis ketika kau sendiri berpikir dia dengan wanita lain. Aku tidak tahu, mengapa aku sangat posesif tentang dia. Kau tahu tidak ada orang yang suka padaku dalam haremnya, beberapa dari mereka memperlakukanku seperti pembantu biasa tapi aku telah belajar untuk mengabaikan semua orang dan aku tidak menyalahkan mereka, kau tahu, diawal pernikahan kami ia memperlakukanku dengan sangat buruk sehingga semua orang di istana memperlakukanku dengan cara yang sama. Aku telah banyak mendengar kata-kata begitu pahit dari mereka, aku bahkan sudah lupa bagaimana untuk memperjuangkan harga diriku. Aku telah belajar untuk diam-diam berjalan keluar tanpa respon apapun.”
Lila dengan nada menyesal mengatakan "Ohh Jodha, kau telah berubah begitu banyak. Seluruh Rajvansh memanggilmu seorang putri yang berapi-api. Mengapa engkau berhenti berjuang? Mengapa kau membiarkan begum lain memperlakukanmu dengan buruk? "
Jodha menangis tersedu-sedu "Lila, kau tahu bahwa jika suamimu tidak menghormatimu, tidak ada orang lain yang akan menghormatimu dan ketika aku menikah aku tahu apa yang akan kuhadapi."
Jalal memejamkan mata mendengar rasa sakitnya, itu tak tertahankan baginya.
Jodha melanjutkan dengan nada sedih "Pokoknya aku bangga dengan pengorbananku. setidaknya Amerku aman, keluargaku senang, tapi aku hanya punya satu penyesalan bahwa aku tidak akan pernah bisa memberikan diriku kepadanya." Jodha berada di begitu banyak nyeri, ini adalah pertama kalinya ia mampu berbicara tentang ketakutan dan perasaanya kepada seseorang. Lila memeluknya dengan mata berkaca-kaca. mereka berdua begitu banyak kesedihan, mereka tidak bisa mengatakan sepatah kata pun. Jodha menangis hatinya ... dan Lila memeluknya untuk memberikan kehangatan.
Jalal sangat terkejut mendengar semuanya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa inilah yang selama ini ada di hati dan pikirannya. Dia tidak tahu, dia memiliki rasa takut kehilangan dia dan itulah sebabnya dia menjaga dirinya darinya ... Jalal merasakan sakit dia di dalam hatinya.
Sementara menangis Jodha melanjutkan perkataanya "Lila, aku sangat mencintainya, aku tidak bisa membayangkan satu menit tanpa dia tapi dia tidak mencintaiku dan dia tidak akan pernah mencintaiku. Aku takut sekali jika aku memberikan diriku sepenuhnya untuk dia, dia mungkin tidak datang padaku lagi. Mungkin aku hanya satu malam berdiri untuknya. "
Lila menyeka air matanya dan berkata "Jodha, jangan berpikir seperti itu, aku melihat di mata Jalal bahwa ia sangat peduli tentangmu, ia benar-benar menyukaimu. Aku belum pernah melihat Kau begitu negatif sebelumnya. percaya pada diri sendiri suatu hari ia akan mencintaimu."
Jodha dengan menyesal mengatakan "Lila, aku tahu dia menyukaiku dan dia akan memberikanku segalanya tapi tidak dengan hatinya. Dia mengklaim bahwa dia tidak punya hati. Jika aku menerima dia kemudian harapanku akan meningkat dan itu akan membunuhku jika aku harus menunggu dia untuk masa yang akan datang kepadaku. Dalam situasi saat ini, kita tidak memiliki harapan satu sama lain. Lila, aku jadi bingung, aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. aku berharap aku punya hidup sepertimu. "
Jalal menyadari apa yang diinginkan Jodha, Jodha ingin hati dan cintanya. Setidaknya sekarang ia tahu apa yang menghentikannya. Dia menyadari betapa posesifnya Jodha tentangnya. Ia tidak dapat berbagi dengan siapapun. Jalal tidak tahu bagaimana bereaksi terhadap hal ini.