Episode
7
Petak
Umpet
Woo Jin digiring ke dalam sel. Ia teringat dengan ucapan Pria yang menyekapnya sebelumnya sambil berbisik, “Pergilah ke Rutan Seoubu, pelakunya ada disana.” Teringat pesan yang ia tinggalkan untuk Penyidik Go agar tidak mencarinya. Dan pesan Ketua Choi supaya dirinya menyamar dengan baik dan memperoleh informasi dari orang yang satu sel dengannya.
Woo Jin berjalan sambil mengingat informasi yang diberikan Ketua Choi sebelumnya.
‘Kim Chang Gyu: 45 th. Kasus kekerasan. 15 tahun penjara. Wakil bos mafia (Ketua).’
‘Lee Bong Gyu: 35 th. Spesialisasi: merampok. 5 tahun penjara. Wakil ketua.’
‘Jang Myeong Soo: 32 th. Melanggar hukum medis.’
‘Joo Jae Young: 28 th. Pidana khusu (kabur dan melarikan diri). 2 th penjara. (#Teman satu sel Yoo Chang Seon, target utama untuk didekati.)’
Saat masuk selnya, Woo Jin melihat Chang Gyu yang tengkurap dan sedang dipasangi beberapa jarum oleh Myeong Soo. Sementara Jae Young yang memegangi pakaian Woo Chang Gyu. Namun Woo Jin tak mendapati Bong Gyu disana.
Woo Jin mengaku berasal dari Rutan Chungju saat ditanya oleh Chang Gyu. Chang Gyu menanyakan kabar orang-orang yang ada disana. Myeong Soo langsung menyudutkannya karena tak menjawab pertanyaan Ketua. Dengan mengingat daftar yang diberikan Ketua Choi, akhirnya Woo Jin dilepaskan dan bergabung dengan para tahanan yang satu sel dengannya.
Bong Gyu masuk dalam sel disaat Woo Jin bermain bersama Myeong Soo dan Jae Young dengan Woo Jin yang sellu menjadi pemenangnya. Woo Jin melakukan perannya dengan sangat baik. Ia melupakan jati dirinya sebagai Jaksa dan berubah menjadi preman. Ia hampir terlibat perkelahian dengan Bong Gyu namun dihentikan oleh Chang Gyu.
Mereka akhirnya duduk bersama dengan minum wine dan yogurt. Bong Gyu menatap Woo Jin dengan sinis. Dan diperlihatkan kilas balik saat Woo Jin berhasil menangkap Bong Gyu dengan kemampuan hipnotisnya. Saat itu Bong Gyu marah besar dan bersumpah akan membalas Woo Jin.
Semua tahanan sudah terlelap, kecuali Woo Jin. Woo Jin menerawang ke luar jendela yang terbatas dinding besi. Ia mengingat kenangan manis bersama Penyidik Go, Kabag Han serta Eun Bi.
Seseorang sedang membuat sebuah bola kecil disuatu ruangan.
Chang Gyu memberi tugas Jae Young untuk terus bersama Woo Jin, karena hanya dengan Jae Young lah Woo Jin tak ada masalah.
Saat semua tahanan berjalan ke ruang kerja masing-masing, tanpa sengaja Woo Jin berpapasan dengan rekan sel Chang Seon dulu yang pernah ia interogasi. Woo Jin segera memalingkan wajahnya agar tak dapat dikenali.
Pria itu menanyakan siapa Woo Jin kepada Jae Young. Karena Woo Jin menggunakan nama samaran, jadi ia masih aman dan belum ketahuan.
Jae Young mengajari Woo Jin untuk memotong kayu dengan mesin. Karena Woo Jin melamun, tangannya hampir terpotong. Beruntung Bong Gyu melihat hal tersebut dan langsung mendorong Woo Jin meskipun memukulnya. Jae Young yang juga berada didekatnya langsung mematikan mesinnya. Bong Gyu kesal dan marah, karena jika terjadi sesuatu dengan Woo Jin maka semua teman satu selnya harus bertanggung jawab. Woo Jin meminta maaf karena telah melakukan kesalahan. Chang Gyu sebagai ketua, ia hanya mengawasi saja.
Waktu istirahat masih tersisa. Woo Jin dan Jae Young duduk di tangga. Ia merasa aneh dengan sikap Woo Jin. Sudah lama tidak terdenagr kata maaf di rutan, “Kami semua merasa diri kami br*ngs*k sehingga tidak pernah mengatakan maaf.” Woo Jin kemudian mulai mencari tahu tentang Chang Seon, namun sayang alarm telah berbunyi menandakan bahwa waktu istirahat telah berakhir.
Direktur kesal dan langsung menendang kaki Asistennya saat mendengar kabar bahwa Woo Jin tiba-tiba menghilang. Ia juga marah karena sampai sekarang buku rekening Taek bersaudara masih belum didapatkan.
Dong Soo berjalan dilorong. Ia teringat dengan permintaan Woo Jin yang menyuruhnya menyelidiki kembali kematian Jo Bong Hak dan orang yang mengikutinya.
Ia akhirnya menemui direktur dan menanyakan kasus 7 tahun yang lalu tentang GK, “Mantan Chief saat itu, saat itu tidak mau menginvestigasi kasus GK dengan benar. Tapi tiba-tiba semua informasi yang ada menghilang. Hasil penyelidikan dihentikan begitu saja. Mantan Chief juga menyerahkan surat pengunduran diri.” Dong Soo merasa aneh dengan ini semua. Ditambah lagi Woo Jin yang mengakui bahwa ia membunuh Jo Bong Hak. Ia merasa yakin karena radarnya menunjukka seperti itu.
Direktur menutupi ketegangannya. Ia menyuruh Dong Soo menggunakan radarnya untuk menemukan Woo Jin. Dong Soo bingung dengan apa yang terjadi pada Woo Jin. Direktur kesal dan langsung menyalak membuat Dong Soo lari ketakutan.
Saat berada diluar ruangan, Dong Soo mendapat panggilan dari seseorang dan ia tampak terkejut saat tahu siapa yang menghubunginya.
Dong Soo sudah berada disebuah restoran. Ia berlatih melafalkan kata-kata yang akan ia bicarakan.
Dan ternyata orang yang menemuinya adalah Ketua Kim. Dong Soo langung tegang saat Ketua Kim menunjukkan foto keluarganya yang ia letakkan di mobil yang dipinjam oleh Woo Jin untuk mengecoh orang yang mengikutinya dulu.
Dengan santainya Ketua Kim berkata, “Melihatnya saja sudah membuat iri. Anakku bahkan belum sempat menikah sebelum mati. Jaksa Kim, sesibuk apapun dirimu, kau harus sering menemui anakmu. Seorang anak tidak sepenuhnya mengerti ayahnya. Juga, kau pasti tidak akan selalu berada disampingnya.”
Dong Soo menanyakan apa kemauan Ketua Kim. Raut wajah Ketua Kim berubah serius, “Kuberitahu kau... Kau bukanlah seorang jaksa seperti Cha Woo Jin. Kudengar kau adalah Chief selanjutnya. Aku takut hal-hal kecil bisa menghambatmu untuk melakukan hal-hal besar. Pepatah lama bilang, dengarkan perkataan orang tua seperti kue jatuh dari langit. Siapa tahu ada yang lebih bagus dari kue yang jatuh dari langit?” Ketua Kim melihat kesekeliling, “Sepertinya restoran ini mempunyai sup yang enak.” Ia pun berdiri dan meninggalkan Dong Soo yang tegang.
Sesampainya diluar, Ketua Kim memerintahkan anak buahnya supaya terus mengawasi Dong Soo.
Woo Jin sedang duduk menyendiri, sementara tahanan yang lain sedang bermain volly. Ada seseorang yang hendak mendekatinya, ia langsung menghindar saat Jae Young lebih dulu menghampiri Woo Jin.
Woo Jin memanfaatkan saat itu untuk mengorek informasi. Kali ini ia membicarakan tentang tato yang ada ditubuh Chang Seon yang didapatnya dari Rumah tahanan. Namun untuk mendapatkan informasi tersebut, haruslah ada bayarannya.
Jae Young dan Woo Jin mengendap-endap ke sebuah ruangan dan tanpa mereka sadari, Lee Tae Woon terus mengawasi mereka. Saat itulah terdengar penuturan Jae Young, “Sama seperti sidik jari, semuanya pasti tercatat. Mereka pasti merincinya didokumen terpisah. Tanpa ada uang tidak akan dapat apa-apa. Tapi semua terpecahkan selama ada boxer dari sutra.” Dan memang benar, tahanan yang sedang membersihkan ruangan tersebut menerima transaksinya.
Jae Young menyuruh Woo Jin segera bergegas mencari informasinya melalui komputer yang ada disana sementara ia mengawasi. Beberapa saat kemudian, Jae Young sadar ada seseorang yang datang. Ia segera mengajak Woo Jin keluar. Dengan terpaksa Woo Jin hanya mendapatkan potongan data yang berhasil ditemukannya.
Saat mereka keluar, seorang petugas masuk kedalam ruangan. Woo Jin teringat bahwa komputernya belum ia matikan. Ia hendak kembali namun Jae Young mencegahnya karena sudah tidak sempat lagi.
Melihat kepergian mereka berdua, Tae Won keluar dari persembunyiannya. Ia kemudian pergi ke ruang kesehatan dan memeriksakan dirinya. Ia memperhatika printer dan komputer yang masih menyala namun ia tak dapat melakukan apapun. Ia langsung pergi saat dokter menyatakan bahwa Tae Won baik-baik saja.
Woo Jin menanyakan orang yang ada secarik kertas yang berhasil ia dapatkan. Ia akan membujuk jae Young untuk memberitahunya di sel mana orang tersebut berada. Jae Young mau memberitahunya asalkan Woo Jin mau membayarnya dan ia akan memberi potongan.
Penyidik Go pergi ke rumah sakit. Ia menyakan keadaan Eun Bi kepada Kabag Han yang baru saja keluar dari ruangan. Kabag Han mengatakan bahwa Eun Bi tidak apa-apa. Penyidik Go merasa aneh karena Eun Bi juga lupa dengan kejadian saat ia diculik. Namun Kabag Han berfikir bahwa Eun Bi hanya sedang syok.
Penyidik Go menanyakan keadaan Kabag Han. Namun Kabag Han menagtakan bahwa ia sehat dan tak merasakan ada luka, padahal Kabag Han mendapatkan 10 jahitan karena lukanya.
Eun Bi melihat agenda Woo Jin masih didalam tasnya. Namun ia sadar ada sesuatu yang hilang. Ia tak memberitahukan hal tersebut pada Kabag Han saat Kabag Han menanyakan apa Eun Bi kehilangan sesuatu. Sementara Penyidik Go yang menyetir, hanya melirik Eun Bi dari kaca sepionnya dan merasa bersalah. Ia tahu bahwa yang dicari Eun Bi adalah foto ayahnya yang telah ia ambil sebelumnya.
Eun Bi teringat saat ia diculik. Ia tersadar dan berjalan dengan lemas sambil berpegangan dinding. Ia berjalan hingga keruangan Woo Jin diikat. Woo Jin saat itu masih merasa bahwa yang dihadapannya adalah Eun Bi. Dan pada akhirnya Eun Bi tahu bahwa ayahnya sudah meninggal dan berfikir bahwa Woo Jin lah yang membunuhnya. Kemudian ia berjalan hendak pergi namun ia kembali tak sadarkan diri.
Mengingat hal itu, membuat air mata Eun Bi terus mengalir. Ia terus menghapus air matanya, namun tetap saja air matanya tak berhenti mengalir.