Pihak rumah sakit menggelar rapat. Kebanyakan dari semua pihak menentang transplantasi ulang pada Bom Yi, karena meskipun operasinya berhasil, akan berefek samping pada yang lain.
Dir. Lee merasa terpojok saat pihak rapat mengatakan bahwa putri Dir. Lee yang akan dijadikan percobaan. Namun Dong Wook membantunya, ia mengatakan bahwa Bom Yi adalah seorang pasien yang membutuhkan pertolongan. Dan dalam kondisi ini, Bom Yi diperlukan untuk menjadi bahan percobaan. Dir. Lee mengangguk menandakan menyetujui ucapan Dong Wook.
Bom Yi sedang bersama Dong Ha dan tampak menikmati kebersamaan mereka. Bom Yi mulai menuliskan kata-kata di kertas kecil yang dimasukkan ke dalam kapsul kemudian ia isikan ke dalam botol.
“Tidak setiap hari menyenangkan. Namun ada sesuatu yang menyenangkan dalam setiap hari.”
Myung Hee tersenyum memperhatikan kedua cucunya. Ia begitu menikmati saat-saat itu. Ia seperti melihat Bom Yi kecilnya kembali.
Dir. Lee datang menyapa mereka, Poo Reum dan Ba Da langsung memberi salam kepada kakeknya.
Hari-hari demi hari berlalu. Setiap harinya Bom Yi mengisi botolnya dengan tulisan yang sama, yang menandakan bahwa ia selalu bahagia.
Poo Reum menggambar Bom Yi, sementara Ba Da menggambar Dong Ha. Setelah selesai, Dong Ha memasang hasil gambar mereka, “Ayah, Bom Yi, Poo Reum dan Ba Da.”
Bom Yi, Poo Reum dan Ba Da bertepuk tangan setelah Dong Ha selesai memasang gambar mereka.
Keluarga kembali berkumpul. Kali ini adalah antara menantu, mertua dan besan. Mereka begitu bahagia, suasana kebersamaan begitu terasa.
Ada hari juga dimana Dong Wook dan Ji Won begitu akrab dengan Poo Reum dan Ba Da. Bahkan gambar anggota keluarga juga bertambah. “Paman, Pacar Paman, Nenek, Nenek Cantik, Kakek Direktur.”
Dong Ha menatap gambar tersebut, kemudian melihat ke arah Bom Yi, dimana Ba Da terlelap dalam dekapan Bom Yi dan Poo Reum membacakan cerita.
Terdengar suara Dong Ha, “Ini ajaib. Kita tidak merasakan kehangatan satu sama lain. Tapi kita bisa merasakan kehangatan musim semi... ketika kita pergi bersama.”
Bom Yi dan Dong Ha merajut sarung tangan. Tiba-tiba Bom Yi terbatuk-batuk dan Dong Ha langsung menyuruhnya istirahat.
Dong Ha mengambilkan tissue karena batuk Bom Yi tak kunjung berhenti. Mereka berdua sama-sama terkejut saat melihat darah di telapak tangan Bom Yi. Dong Ha mencoba tenang, ia mengusap tangan Bom Yi dan memberikan tissue untuk membersihkan darah dibibir Bom Yi.
Dong Ha langsung menemui Dong Wook dan Dir. Lee. Ia tahu ada masalah dengan paru-paru Bom Yi. Dir. Lee menjelaskan bahwa Bom Yi menderita hipertensi pulmonaria dan pneumonia. Dan hal itu akan kesulitan untuk diatasi dengan operasi mekanikal jantung. Namun meskipun begitu, Dir. Lee tetap meminta melakukan operasi sebisa mungkin.
Dong Ha menyandarkan kepalanya ke dinding setelah keluar dari ruangan Dir. Lee. Ia sudah berusaha keras, namun ia tidak ingin menyerah begitu saja dan kehilangan Bom Yi.
Se Ra merasa sedih dengan keadaan Bom Yi. Ia berharap bisa mendapatkan pendonor secepatnya.
Hyung Wook mengusulkan bagaimana jika mereka mencarinya ke luar negeri. Karena Korea berada di urutan ke 13 pendonor, “Itu hal yang menyenangkan dan hadiah yang indah untuk seseorang. Tapi tidak semuanya bisa kau dapatkan dengan uang.”
Tangis Se Ra semakin menjadi. Ia kini tahu apa yang dirasakan Bom Yi, “Ia selalu berdoa pada seseorang yang meninggal dan bisa menyelamatkan hidupnya.” Hyung Wook kemudian duduk disamping Se Ra dan berusaha menenangkan Se Ra. *hebat ya Hyung Wook. Ia kini tidak cengeng lagi... LOL*
Bom Yi kembali menulis, kini botolnya sudah penuh. Dong Ha mengatakan bahwa kebahgiaan kini sudah berlimpah. Saat Dong Ha akan menyimpan botolnya, tiba-tiba Bom Yi memegang lengannya karena ia merasa kesakitan. Dengan cemas Dong Ha langsung menekan tombol darurat berulang kali, sesaat kemudian Bom Yi jatuh pingsan.
Dong Wook dan petugas medis yang lainn langsung berlarian ke ruangan Bom Yi. Melihat kondisi Bom Yi, Dong Ha cemas dan langsung teringat kejadian disaat detik-detik terakhir mendiang istrinya.
Dong Wook juga teringat kejadian tersebut. Dimana Dong Ha menyuruhnya untuk menyelamatkan So Jung. Dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ia menatap Dong Ha.
Dong Ha seakan mengerti dengan pandangan Dong Wook. Dengan cemas, namun pelan ia berkata, “Kau bisa, Dong Wook.”
Dong Wook mengangguk, ia kemudian meminta defribillator. Seolah mendapat respon meskipun kecil, Dong Wook kemudian memerintahkan supaya membawa Bom Yi ke ruang ICU.
Myung Hee dan Dong Ha menunggu dengan cemas. Dir. Lee dan Dong Wook yang baru keluar dari ICU membawa berita buruk yang semakin membuat Myung Hee lemas.
Dir. Lee memutuskan untuk melakukan operasi apapun akibatnya setelah Bom Yi sadar. Ia melarang Dong Wook untuk melakukan operasi karena akan berdampak buruk pada reputasi Dong Wook jika sampai operasinya gagal. Dir. Lee memilih mengambil resiko tersebut untuk dirinya.
Dir. Lee memberitahukan kepada pihak rumah sakit bahwa ia tetap akan melakukan operasi. Namun Pihak yang lain tetap menentangnya. Dir. Lee bersikeras, ia tetap akan melakukannya apapun yang terjadi, dan dia yang akan bertanggung jawab atas semuanya. Karena Bom Yi adalah putrinya, ia tidak akan mengambil resiko jika harus terlalu lama menunggu rapat kembali digelar.
Semua orang menunggu dengan cemas diluar ruang ICU. Hyun Soon mencoba menenangkan Myung Hee. Gil Dong menghampiri Dong Ha dan mencoba menguatkannya.
Komentar:
Awal yang membahagiakan, namun kita kembali disuguhkan dengan kecemasan dan kesedihan dibagian tengah.
Kometar selebihnya aku sertakan di bagian akhir saja ya... Bagaimana nantinya keadaan Bom Yi, apakah ia akan selamat? Apakah drama ini akan berakhir bahagia? Jawabannya akan kita ketahui di part 2.