Jalal menggoda Jodha, :” sebaiknya kau jawab pertanyaan Rahim”
Jodha salah tingkah, ia memarahi Jalal :” sebaiknya kau tidak berbicara seperti itu di depan anak kecil” pada para pelayannya, Jodha berkata :” Moti, Zakira, antar Rahim ke Kamar Ratu Salima”
Zakira menggenggam tangan Rahim dan mengajaknya pergi dari situ, para pelayan yg lain mengikuti. Jalal kembali menggoda Jodha, :” sekarang kau harus menjawabnya”
Jodha cemberut :” apakah semua orang bertanya seperti ini?”
Jalal :” Rahim yg bertanya, bukan aku. Lagipula, aku baru saja bermimpi, aku ingin tahu kapan mimpi ku akan jadi kenyataan? “ Jodha tersipu malu mendengar ucapan Jalal. Ia hendak perrgi, namun Jalal menahannya, ia memegang tangan Jodha, hingga Jodha berbalik melihatnya. Jodha lalu meletakan kepalanya di pundak Jalal, ia tersenyum bahagia. Jalal memejamkan mata, meresapi moment bahagia mereka berdua.
Shenaz sedang menulis surat di kamar, ia mencelupkan pena ke tinta. cahaya lentera menerangi ya.
narator : [ Shehnaz berpikir kalau Jalal yg bertanggung jawab atas penderitaan ibu nya.Dia berniat untuk merebut tahta Jalal, dia sedang mencari bantuan. Dia sedang mencari kesempatan untuk menyerang Jalal]
dalam hati Shehnaz, :’ aku akan mencari bantuan Jalal. dan kau akan menerima balasannya”
Pagi harinya, di ruang sidang dewan kerajaan, Athghah khan mengumumkan :” hari ini adalah hari dimana Jalalaludin Muhammad dengan bimbingan Bhairam Khan berhasil merebut tahtanya” semua orang sumringah mendengarnya, semuanya terlihat sangat bahagia. Athgah melanjutkan :” Selamat, yang Muia. Ratu Salima akan memberikan mahkota pada anda”
(kenapa Salima? kenapa bukan Ruqaiya atau Jodha? sebab Salima adalah janda mendiang Bhairam Khan, Hime)
Salima jadi teringat cerita Bhairam Khan :” kami berjuang sampai titik darah penghabisan demi merebut kerajaan ini. “
Salima berrdiri dengan bangga setelah mengingat ucapan mendiang suaminya, ia berjalan ke depan. Adham dan sharifudin tampak tidak suka akan perayaan ini. Jalal melepas mahkota (turban) yg di pakainya. Salima mengambil mahkota baru dari nampan yg di pegang pelayan. Salima hanya tersdiam menatap mahkota di tangannya. Jalal menatap Salima dengan pandangan sayu. tampaknya Salima dan Jalal sama-sama teringat pada mendiang Bhairam Khan, yg tidak ada untuk merayakan hari jadi kemenangan mereka. Ratu hamida yg melihat kejadian tsb, berjalan menghampiri Salima, ia berkata :” Ratu Salima, lakukanlah” Salima menatap Jalal untuk meminta ijin, Jalal mengangguk. Salima lalu memasangkan mahkota di kepala Jalal.
orang-orang yg hadir berseru :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad!”
para ulama yg hadir mendoakannya. Hamida, Jodha, Salima, Maham, dan Ruqaiya melihatnya dengan rasa bangga. Salima memberri salam lalu kemballi ke tempat duduk para ratu.
Jalal :” ini adalah hari yg indah dan jg suci, namun aku sangat merindukan Khan Baba” maham menunduk, ia agak iri
jalal meneruskan :” jika bukan karena dirinya, aku tidak akan menjadi raja. aku telah belajar banyak darinya, ia mengajariku banyak hal. jika beliau ada di sini, aku akan berterimakasih padanya atas nama kerajaan Mughal. aku akan selalu mengingat semua jasa dan pengorbanannya. ini hari yg istimewa, aku ingin bertemu dengan rakyatku” Jalal berdiri
Athgah dan semua yg hadir ikut berdiri, Athgah :’ baiklah Yang mulia” Jalal berjalan keluar dr ruang sidang.
di kamarnya, jodha sedang berhias di bantu para pelayannya. pemjaga mengumumkan :” perhatian!Raja Jallaludin Muhammad, tiba.”
Jodha tersenyum, Zakira berkata pada Jodha :” yang Mulia, semua nya sudah siap” jodha mengangguk. zakira, moti dan pelayan lainnya berjalan meninggalkan kamar, mereka berpapasan dengan Jalal.
Zakira :” Salam yang muia”
Jalal :” salam”
jodha berjalan menghampiri Jalal, mereka berdiri berhadapan :” Salam yang mulia”
jalal tersenyum :” Salam”
Jodha :” sepertinya kau sudah siap”
jalal merayu :” siap itu adalah ketika kau melihat orang yg kau cintai itu terlihat sangat cantik.”
Jodha tersipu, ia memasang wajah cemberut :’ kenapa kau selalu pura-pura memujiku?”
Jalal “ aku mengatakan yg sebenarnya” ia menyentuh kedua telinganya bergantian untuk menegaskan maksudnya.
Jalal kemudian berkata :’ aku ingin mengajakmu ikut membagikan koin dengan ku. “
Jodha, :’ baik, tapi aku punya permintaan”
Jalal :’ apa itu? katakan padaku”
Jodha :” kau punya 3 ratu istimewa, aku ingin agar kau tidak menyebut mereka istimewa” jalal bingung, ia bertanya :” kau ingin aku menghapus gelar itu?”
jodha :’ benar. hapus gelar itu, jika tidak maka kau harus membawa ketiga ratu mu bersamamu”
jalal mengangguk, ia akhirnya mengerti maksud Jodha. Jalal tersenyum :’ aku paham, maaf aku telah berdebat dengan mu, padahal aku tahu aku takkan bisa menang” jalal dan jodha saling melihat dengan wajah bahagia.
di kamar ruqaiya, pelayan sedang menjalin rambut ruqaiya, tanpa sengaja peayan menarik rambutnya agak keras. Ruqaiya :’ aduh.. pelan-pelan. aku ingin tampil cantik”
hoshiyar menegur pelayan tadi, :’ hati-hati jika merias ratu”
ruqaiya memberi tanda agar pelayan berhenti, ia melihat kedatangan salima dari kaca. ruqaiya tersenyum, salima memberi salam :” salam”
ruqaiya masih duduk di tempat nya semula, :’ salam ratu salima”
salima memuji :” Shubanallah, kau sangat cantik”
ruqaiya senang mendengarnya, ia berdiri lalu berbalik menghadap salima, :’ kita harus siap menemani Jalal bertemu dengan rakyat, bukan begitu?
Salima :” benar. raja memanggil ketiga istrinya”
ruqaiya, :’ aku, kau dan ratu jodha.” ruqaiya mengibaskan rambutnya dan berrbalik melihat cerrmin.
di halaman istana, shehnaz berkata dalam hati : “ ini adalah perayaan tahta kerajaan. aku akan merebut tahta itu darinya”
shenaz berkata keras-keras :” aku tak akan biarkan kau merebutnya”
“ merebut apa shehnaz?” jodha muncul dr belakangnya, :’ apa yg kau katakan?”
shenaz berbalik, dengan gugup ia berkata :’ rahim selalu menang saat bermain dengan ku, aku tak akan biarkan dia menang lagi.”
jodha tertawa “ jangan seperti itu. rahim hanyalah anak kecil”
shenaz marah :” tidak, aku takkan biarkan dia menang terus”
jodha membujuk :’ sudahlah, mari kita lihat perayaan tahta kerajaan. kau mau ikut dengan ku?”
Shenaz menggeleng :’ tidak. aku tunggu di sini saja”
jodha menyentuh wajah shenaz dan menepuk-nepuknya, :” baiklah. sampai jumpa”
setelah jodha berbaik pergi, senyum menghilang drr wajah shenaz, dalam hatinya :” aku kan segera merebut tahta ku. aku hanya tinggal menunggu kabar dari mata-mataku”
seorang pria sedang menaiki kuda, di pinggangnya tampak terselip gulungan surat
jodha berjalan bersama shivani, shivani berkata :” akan sangat menyenangkan biisa meihatmu duduk di singgasana bersama raja. “
jodha mengangguk,” benar shivani”
mereka terrus berjalan, Tejwant sudah menunggu mereka :” Salam Yang Mulia”
Jodha :’ salam adik ipar”
jodha melihat kelambu merah muda berkibar, ia bertanya :” kau baru datang?”
tejwant :” benar, ratu jodha”
jodha :’ kau adalah suami adikku, kau adik ipar ku, mengapa kau memanggilku ratu?”
shivani tersenyum senang :’ benar, dia adalah kakak iparmu,”
tejwant :’ baikah, aku akan memanggil anda kakak ipar”
jodha :” bagus”
jalal datang, di belakangnya athgah todar mal mengikuti. para ratu yg di lewati jalal memberri salam. ruqaiya tersenyum dan memberi saam, namun dia menurunkan kembali tangannya. sebab jalal tidak terus jalan, melainkan berhenti di depan jodha. ruqiaya merasa kecewa.
jalal melihat kelambu penutup di belakang tejwant, pd athgah ia bertanya :” apa itu?”
Athgah :’ ratu jodha meminta tejwant membuatkan ini khusus untuk hari ini”
seseorang naik untuk membuka kelambu penutup, ternyata itu sebuah singgasana emas. orang-orang islam, kecuali adham sngat senang meihatnya, mereka memanjatkan doa melihat simbul Islam yg terdapat di singgasana. singgasana tersebut seperti uang logam, dapat di putar. di sisi lainnya terdapat gambar dewa hindu. kini giliran orang-orang hindu yg berdoa setelah melihatnya.
jalal mendekat ke jodha , ia berbisik :’ Aku tak tahu di mana kau mendapat ide ini, tapi aku sangat menyukainya. terima kasih karena sudah membuatku bahagia”
jodha tersenyum :’ jika kau menjalankan tugas mu sebagai raja, bagaimana mungkin aku lupa untuk membuatmu selalu bahagia?” jalal tersenyum geli, ia menggelengkan kepalanya :’ aku lupa, aku tak pernah menang berdebat dengan mu” jalal dan jodha tertawa bersama [www.facebook.com/akdhalover]
jalal mengjak jodha pergi.
jalal menaiki kuda sedang para ratu aik ke atas tandu.
di sekelilingnya, terus terdengar orang meneriakkan :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad” [by hime]
setelah sampai di depan panggung, jalal turun dr kuda nya, begitu pun para ratu, mereka turun dari tandu nya. jalal dll naik ke atas panggung, rakyat terus menyerukan namanya. jalal bahagia melihat rakyat nya berkumpul, jalal mengangkat tangan ny memberri tanda agar mereka diam. jalal :” ini adalah hari yg sangat penting bagi ku. hari saat di mana aku mendapatkan tahtaku, aku berjanji akan melayani rakyatku” ia lalu meyuruh athgah membagikan koin. setelah menerima koin, reaksi merreka beragam.
rakyat muslim :’ ini dosa, ada ambang dewa hindu di baliknya”
jalal mendengarnya, begitu jg para ratu yg lain.
rakyat td berkata :” ini bertentangan dengan ajaran agama kita.”
athgah marah :” beraninya kau menentang keputusan raja!”
jalal :” tidak apa. biarkan dia menyampaiakan apa yg ingin dia katakan.”
jalal lalu turun dr mimbar mendekati pria tadi. “ silahkah sampaikan keluhan kalian”
rakyat :’ ada simbol hindu di baliknya, itu dosa. dengan menolaknya, berarti kita telah menghormati agama kita. anda mencoba menyatukan agama”
Jalal :’ benar, Islam dan Hindu adalah 1. meski kita mempunyai Tuhan yg berbeda,”
rakyat :’ kami tidak bs menerimanya”
jalal :” apa yg kau lihat di koin ini?”
rakyat :” tertera kata ‘ Bismilahirohmanirohim”
jalal :’ jika tertera kata itu, mengapa kau tidak bisa menerima koin ini? rakyat menunduk tidak mampu menjawab
jalal :” jika matahari menerangi rumahmu, maka matahari jg menerangi rumah orang hindu. air melepaskan dahaga orang hindu dan muslim, apa kita berhak membeda-bedakan? Tuhan tidak memisahkan kita, lalu mengapa kita lakukan ini atas dasar agama? aku lahir di rumah orang hindu. jika mereka tidak menolongku, aku tidak akan berdiri di sini sekarang” rakyat yg tadi nya protes terdiam mendengar pemaparan jalal. seluruh rakyat kemudian meneriakkan :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad” jalal melihat sekelilingnya dengan bangga, begitu jg dengan para ratu. merreka bangga mendengar rakyat terus meneriakkan nama jalal. seorang pria hindu yg sudah tua bersama anak lelakinya tampak menerobos kerumunan. athgah melihatnya, ia menyuruh pengawal menghentikan mereka. pak tua td tampak membawa sebuah gulungan kertas. jodha dan ratu2 lainnya mencemaskan keselamatan jalal. pria muslim yg tadi protes berkata, :” lihatlah yang mulia, itu adalah orang hindu. dia ingin membunuh anda”
jalal menyuruh pengawal membawa para pria hindu ke hadapannya, pengawal merebut kertas yg di bawa pak tua lalu menyerahkan nya pd jalal. jalal menyuruh athgah membaca nya.
tulisan di kertas :” AKBAR” [by hime]
jalal tidak mengerti, ia bertanya :” apa maksudnya?”
pria tua menjawab :” Yang mulia, kami memberi kan gelar ‘akbar’ pada anda” jalal terkejut mendengarnya, hamida tersenyum bangga, sedang pria tukang protes tertunduk malu.. pria tua hendak menyentuh kaki jalal, namun jalal mencegahnya.
jalal bertanya :” mengapa kau berrikan gelar ini?”
pria tua :’ karena anda satu-satu nya raja yg memikirkan kami yang beragama Hindu. anda bagaikan Tuhanmenghapuskan pajak ziarah, dn sekarang hal ini. anda sungguh raja yg mulia”
jalal tersenyum senang, begitu jg dengan jodha, ia tersenyum dan jg terharu
pria tua :’ itu sebabnya kami berikan gelar ini. Akbar yg artinya Maha Besar, Raja Jalalludin Muhammad Akbar”
pria tua berseru :” :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad Akbar!!” seluruh rakyat mengikutinya.
jalal tersenyum bangga :’ dengan gelar ini, aku akan bekerrja lebih keras demi kesejahteraan kalian.”
rakyat kembali meneriakkan :” Hidup Raja Jallaludin Muhammad Akbar”
jalal memandang jodha, lalu terdengar suara jiwa Jalal dengan latar makam dan 2 bayangan: “Aku selalu kalah dengan sikap mu yg keras kepala, aku ingin kau memanggil nama ku, tapi kau tak mau melakukannya.”
suara jiwa jodha menjawab, “aku tak pernah memanggil namamu, tapi sejak saat itu suara itu terus terdengar oleh ku, AKBAR”
Jalal masih terus menatap jodha, dari atas mimbar jodha berkata pelan, :’ aku sangat mencintai mu, rajaku, Akbar –ku”
jalal mengangguk.