Sepanjang malam Jalal dan Jodha tidak bisa tidur. Paginya Jodha mandi dan pergi ke kamar Jalal.
Jalal sedang tidur di tempat tidur, ia mendengar Zulfan Jodha. Saat tidur dia tersenyum jahat dan berkata dengan keras, "Selamat datang di kamarku Ratu Jodha. kemarilah dan duduk disebelahku."
Jodha diam-diam menuruti perintahnya. Dia melihat mata Jalal tertutup dengan seringai di wajahnya.
Jalal tiba-tiba membuka matanya tajam dan Jodha ketakutan melihat matanya. Jalal perlahan-lahan mendekat kepada Jodha. Ia berpura-pura akan menciumnya, ia sangat dekat dengan bibirnya, ia melihat Jodha yang ketakutan, matanya dialihkan dari mata Jalal tetapi dia tidak bergerak satu inci pun.
Melihat Jodha bergitu rentan dan sedih, awalnya Jalal merasa bahagia namun kebahagiaan ini berkurang dalam beberapa detik ketika ia melihat mata Jodha sedih dan suram, hatinya meringis kesakitan. Akan tetapi sakit hati Jalal sebelumnya membuatnya kembali melancarkan rencananya. Jalal memutuskan untuk mempermalukan Jodha sampai ia memohon untuk belas kasihannya.
Posisi Jalal sangat dekat dengan Jodha. Ia berbisik ke telinga Jodha, “Ratu Jodha, pijat kepalaku.”
Jodha belum pernah mengatakan satu kata pun sejak ia datang ke kamar Jalal. Jodha mulai memijat kepala Jalal dalam diam. Ia bertindak seperti bonekam wajahnya benar-benar pasif, tidak ada ekspresi apapun diwajahnya. Keheningan Jodha membuat Jalal terganggu. Perintah Jalal mulai membunuh Jodha dari dalam. Jalal merasa sakit melihat Jodha seperti itu. Namun egonya lebih besar dan ia tak memperdulikan rasa sakit itu.
Setelah beberapa saat Jalal memerintahkan Jodha untuk memijat kakinya. Jodha mengikuti instruksinya tanpa mengatakan satu kata pun.
Kemudian Jalal melepas puncaknya (kurta) dan menyuruh Jodha untuk memijat punggungnya. Jodha memandangnya dengan mata berkaca-kaca dan marah.
Jalal tersenyum jahat dan berkata, "Ratu Jodha, aku tidak menyentuhmu, kau yang menyentuhku. Aku tidak akan melanggar janjiku." Dia berbaring di tempat tidurnya. Jodha mendekati Jalal dan mulai memijat punggungnya dengan tangan yang lembut. Sentuhan Jodha membuat Jalal gila. Jalal tiba-tiba berubah ke arahnya dan Jodha merasa malu melihatnya, tanpa puncaknya dan begitu dekat dengannya. Ia memalingkan wajahnya ke sisi lain. Jalal memerintahkan Jodha untuk memiijat bahu dan tangannya. Jodah masih mengikuti perintahnya. Sekarang air matanya tidak tertahankan lagi. Jalal ingin melihat rasa sakit itu, tetapi sekarang rasa sakitnya justru mengganggunya. Ia selalu ingin Jodha membungkuk dikakinya, namun kemenangannya ini justru menyakitinya. Ia tidak tahan lagi melihat wajahnya yang rentan, jadi ia memerintahkan Jodha untuk membuat persiapan untuk mandi, pakaian dan perhiasannya. Jodha berjalan menuju kamar mandi tanpa reaksi apapun. Benar-benar tidak ada ekspresi di wajahnya. Jalal bingung dengan sendiri perasaan dan emosinya. Pikiran ingin menghancurkan Jodha namun hatinya menangis melihat Jodha dalam keadaan ini. Jalal memanggil beberapa pelayan dan mengatakan kepada mereka untuk membantu Jodha. Mereka terkejut melihat Jodha mempersiapkan pemandian untuk Jalal. Jodha yang dalam keheningan begitu mengerikan baginya. Jodha seperti kehilangan hidupnya.
Setelah mandi, Jalal kembali ke misinya lagi. Jodha menguji kesabarannya dengan keheningan. Jalal ingin memecahkan keheningan bagaimanapun caranya. Ia memerintahkan Jodha untuk memasak sarapan untuknya dan dirinya. Jodha belum selesai berdoa sehingga sesuai rutinitas sehari-hari, ia tidak bisa makan. Dia membuat Prasad untuk Khanah dan sarapan untuk Jalal.
Jalal tahu bahwa Jodha tidak akan makan tanpa melakukan doa. Ia berkata dalam hati, “Dia pasti ingin mengatakan sesuatu untuk menolak makanan. Aku tahu, Jodha tidak akan makan tanpa berdoa kepada Kresna terlebih dulu.”
Jalal memerintahkan Jodha, "Ratu Jodha, makan makananmu." Jalal tahu sekarang Jodha akan mengatakan sesuatu tapi Jodha masih diam. Jodha berada dalam dilema besar, disatu sisi orangtuanya dan disisi lain Kresna, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia gemetar, hatinya berdarahan. Air mata terus mengalir dalam keheningan. Ia merasa tercekik, seperti Jalal telah memotong hatinya dengan pisau tajam dan dijadikan potongan-potongan kecil.
Jodha begitu rentan dan tidak berdaya dalam keheningan. Dia mengambil sepotong kecil dari piring. Jalal melihat penderitaannya yang besar dan air mata diwajahnya. Jodha merasa seperti dia hendak minum racun. Tiba-tiba dia merasa sangat lemah. Dia tidak bisa menggerakkan tangannya, akhirnya dengan semua kekuatannya dia memegang tangannya di mulutnya dan hampir menempatkan gigitan di mulutnya. Tiba-tiba Jalal memegang tangannya dan memintanya untuk berhenti. Saat itu mata Jodha penuh dengan rasa sakit.
Jalal berkata dengan nada telah dikalahkan, “Ratu Jodha, pergi selesaikan doamu terlebih dahulu dan kemudian kembalilah kemari.”
Jodha mentap Jalal tanpa ekspresi apapun. Butuh beberapa detik untuknya keluar dari shock. Dia segera bangun dan berlari keluar dari kamar Jalal. Ia menangis keras di sudut kamarnya. Ia benar-benar hancur dan rusak. Ia merasa seperti meninggal seribu kali dalam satu menit.
Jalal sedang melihatnya dari jendela. Akhirnya, hatinya meleleh dan air matanya keluar matanya. Jalal tahu bahwa jika dia makan tanpa doa, dia akan mati tepat di depannya. Ini adalah hukuman yang berat untuk Jodha. Ia merasakan rasa sakitnya. Kemurnian dan kasih kepada Krishna dan orang tuanya jadi ilahi. Jalal merasa rapuh, Aku berharap kau akan mencintaiku seperti ini.”
Translate by ChusNiAnTi
NB:
Sebelum saya lanjutkan, saya ingin bertanya terlebih dahulu. Adakah pembaca blog saya yang masih dibawah umur? Comment Please...
FF tidak akan saya lanjutkan sebelum ada jawaban.