Sebelum berperang atau melakukan penyerangan, Jalal biasanya suka menyelidiki negara musuh. Ia memperoleh banyak informasi tentang Negara Amer. Ia juga mendengar tentang Putri Jodha yang terkenal akan keberanian dan kecantikannya. Ia ingin melihat putri ini, putri yang bisa mengalahkan 10 prajurit seorang diri. Setiap kali Jalal mendengar Amer dan Jodha, ia merasakan ada satu kedekatan, yang kemuian memunculkan senyum jahat di wajahnya. Rasa ingin tahunya untuk melihat Jodha akhirnya membawa Jalal ke Amer.
Hari itu adalah waktu perayaan Ghangor. Ghangor adalah salah satu perayaan terbesar di Amer. Dalam perayaan ini, ada banyak pertandingan yang diselenggarakan. Dan banyak Raja Rajvanshi dan Pangeran dari negara bagian dan pelosok desa datang untuk ambil bagian dalam perayaan Ghangor yang agung ini. Ini adalah perayaan yang penuh dengan warna-warni kehidupan. Semua orang tampak sangat senang dan menikmati perayaan ini. Ada pasar besar, pertandingan, makanan, musik, drama dan permainan anak-anak dan lebih banyak lagi. Jalal sangat terkesan dengan pengaturan dan persiapan yang dibuat untuk perayaan ini. Ia berkeliling untuk melihat pasar & kekayaan Amer. Ia juga ingin melihat seberapa hebat prajurit mereka, akhirnya iapun pergi untuk melihat semua pertandingan. Ia terkejut melihat bagaimana disiplin dan sistematisnya pertandingan sebuah pertandingan dilaksanakan. Orang-orang menunjukkan cinta dan rasa hormat mereka pada tanah air mereka. Sebelum masuk, mereka membungkuk ke tanah air mereka. Ada 40 pertandingan yang berbeda. Orang-orang menunjukkan bermacam-macam bakatnya. Termasuk seni dan keahlian dalam berbagai bidang.
Jalal sedang melewati sebuah pertandingan ilmu pedang yang menjadi favoritnya. Ia berhenti dan melihat ada dua ahli pedang yang bertarung. Salah satunya adalah Jodha. Ia tampak berbeda dengan yang lain. Tidak berotot dan wajahnya ditutupi dengan sorbannya. Namun ia bertarung dengan hebat. Ia cukup terkesan dengan kelincahan Jodha ini. Kelincahan dan kecepatan adalah yang paling utama dalam pertarungan pedang. Ia berada di peringkat paling atas. Ia mengalahkan tiga tentara satu per satu dalam waktu singkat. Akhirnya, penyiar pun menyatakan ia sebagai pemenang dan mengumumkan pada penonton, jika ada yang ingin melawan Jodha. Jalal tak berani ambil bagian, karena takut terbongkar identitasnya. Ia termenung, sebelum akhirnya ia mendengar penyiar mengatakan bahwa tak ada lagi yang bisa mengalahkan Jodha. Jalal pun tak bisa menahan diri, sehingga ia memutuskan untuk melawan. Baginya menang adalah segalanya, sehingga ia memutuskan untuk mengambil risiko untuk masuk dalam pertandingan.
Jalal pun berteriak, "Aku akan bertarung dengannya. Akan aku tunjukkan kepadanya, pertarungan pedang yang sebenarnya.” Matanya mengerling pada Jodha. Jalal melompat ke areal pertarungan. Jalal belum pernah kalah dalam pertarungan pedang. Pada saat itu mungkin, ia adalah ahli pedang terbaik diseluruh Inia. Jodha langsung menyadari, bahwa lawannya bukan petarung biasa. Mereka pun bertarung untuk memenangkan kontes ini. Mereka berjuang selama sekitar sepuluh menit dengan gerakan yang berbeda. Jalal cukup terkesan dengan serangan cepat dan pertahanan Jodha yang kuat. Jalal dua kali jatuh, namun ia segera bangkit dengan cepat dan menyerang kembali lawannya. Tiba-tiba lawannya jatuh terjerembab ke tanah. Lawannya itu membuka penutup wajah, hingga rambutnya yang panjang terurai. Jalal benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rambut panjang itu terurai halus dan indah. Jalal hendak menyerang lagi, namun pedangnya terhenti. Ia belum pernah melihat ada wanita yang ahli pedang. Kecantikan dan rasa ingin tahunya, telah mengalihkan perhatiannya.