Dong Ha membeli perkedel ikan basah yang terjual di pinggir jalan. Sementra itu, Bom Yi yang masih sibuk dengan aktivitasnya, tiba-tiba kembali kesulitan bernafas dan hampir roboh. Ia merasakan sakit yang teramat pada jantungnya.
Dokter yang memeriksa Bom Yi mengatakan hasil pemeriksaannya kepada Dir. Lee, “Dia mempunyai edema pada jaringan kardiovaskulernya. Dia punya peradangan yang luas. Bahkan dia punya kerusakan pada otot jantung.”
Dir. Lee tampak tak menerima hasil tersebut, namun ia berusaha menguasai dirinya. Akan tetapi ia tak dapat menahan kesedihannya. Kenapa harus sekarang. Saat Bom Yi ingin mendapatkan kebahagiannya, namun gangguan kesehatannya kembali menghalanginya.
Bom Yi sudah menyiapkan kue yang akan diberikannya kepada Dong Ha. Saat ia akan berangkat, ia melihat ayahnya yang pulang lebih awal.
Dir. Lee menyuruh Bom Yi berkemas dan segera pergi ke rumah sakit. Bom Yi tak menyangka mengapa ia mengalami penolakan. Setelah lima tahun, ia berfikir bahwa jantung itu sudah menjadi miliknya sekarang. Mengapa baru sekarang setelah lima tahun berlalu. Ia begitu menginginkan hidupnya. Air matanya tak mau berhenti mengalir memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya.
Dir. Lee menenangkan Bom Yi bahwa tak akan terjadi apapun pada Bom Yi. Ia mengambil tas Bom Yi hendak mengemasi barang-barang Bom Yi. Bom Yi mengambil kotak kuenya. Ia hendak pergi namun ditahan Dir. Lee.
Bom Yi terus memohon kepada ayahnya untuk membiarkannya pergi kali ini saja. Ia tidak ingin mengecewakan Dong Ha lagi. ini adalah kencan pertamanya. Ia tidak ingin membiarkan Dong Ha menunggu lagi untuk kesekian kali.
Dir. Lee meminta Bom Yi untuk tidak keras kepala. Kondisi Bom Yi sangat lemah, ia bisa pingsan kapan saja dan dimana saja.
Saat Dir. Lee sibuk bersiap, Bom Yi bergegas meninggalkan rumah. Dir. Lee sudah berkemas dengan cepat, namun saat ia keluar ia tak menemukan Bom Yi.
Baru beberapa langkah Bom Yi melewati gerbang. Tubuhnya sudah sangat lemah. Ia memegangi dadanya dan duduk dibelakang mobil sehingga Dir. Lee tak melihatnya.
Dong Ha menunggu Bom Yi di toko buku. Ia menyiapkan perkedel ikan basah yang sudah ia bungkus dan menyoret catatannya yang artinya ia sudah melakukannya.
Bom Yi berjalan dengan lemah menahan rasa sakitnya. Ia terus menapaki tangga yang masih terlalu jauh untuk mencapai ujungnya. Ia berpegangan pada pembatas tangga, namun sayang, hal itu membuat kue yang sudah ia siapkan tumpah. Ia terduduk. Menangis karena menahan rasa sakitnya. Ia memohon untuk diberi kekuatan paling tidak sepuluh menit lagi.
Akhirnya Bom Yi sampai dengan wajah yang pucat pasi. Ia mencoba tetap tersenyum menyembunyikan rasa sakitnya kemudian duduk didepan Dong Ha.
Dong Ha memberikan perkedel ikan basah yang masih hangat kepada Bom Yi. Bom Yi bertanya apa itu yang ingin Dong Ha berikan kepadanya? Bom Yi meminta maaf karena ia tak menyiapkan apapun.
Dong Ha menenangkannya. Kemudian ia mengeluarkan gelang yang sudah ia beli sebagai ganti gelang Bom Yi yang sudah usang.
Dong Ha merasa malu karena Bom Yi terus menatapnya. Bom Yi tak mengutarakan alasannya, ia hanya mengatakannya dalam hati, “Untuk mengingatmu didalam mataku dan mengenangmu didalam hatiku. Jadi aku bisa mengikurmu disana.”
Mendengar Bom Yi mengatakan tidak pantas menerima gelang itu, Dong Ha tahu bahwa Bom Yi merahasiakan sesuatu. Dong Ha membujuk Bom Yi supaya mengatakan yang sebenarnya, mereka sudah berjanji untuk tidak merahasiakan suatu hal satu sama lain.
Setelah diam beberapa saat, dengan mata berkaca-kaca dan menahan rasa sakitnya, Bom Yi mulai berbicara, “Aku yakin.. Aku yakin untuk segalanya. Aku fikir aku diizinkan.. Aku fikir.. Aku diizinkan bertemu denganmu.”
Dong Ha meminta Bom Yi untuk tidak mengatakan hal itu lagi. ia bisa jadi salah tingkah jika Bom Yi terus mengatakan hal itu.
Bom Yi melanjutkan ucapannya, “Terima kasih.. terima kasih banyak. Aku sudah senang sekarang. Aku terlalu membuat banyak janji. Aku tidak bisa terus menepatinya. Aku sangat menyesal.”
Bom Yi langsung beranjak meninggalkan Dong Ha yang masih belum mengerti dengan perubahan sikap Bom Yi dan maksud dibalik ucapan Bom Yi.
Bom Yi menangis di sepanjang jalan. Menangis karena penyesalannya, menangis karena harus kehilangan Dong Ha nantinya, menangis karena ia tak bisa bersama dengan orang-orang yang ia sayangi, serta menangis karena merasakan sakit pada jantungnya. Bom Yi tak mampu bertahan. Tubuhnya begitu lemah sehingga ia langsung jatuh tak sadarkan diri. Pejalan kaki yang dekat dengannya langsung menghampirinya. Salah seorang menghubungi ambulance.
Dong Ha beranjak dari tempat duduknya sambil membawa gelang yang tidak diterima Bom Yi dan meninggalakan bingkisan perkedel ikan basah. Ia terus berjalan dan tak melihat Bom Yi yang sedang dikerumuni banyak orang dan hendak dibawa ambulance.
Komentar:
Badai dari dua arah sudah berhasil ditaklukkan oleh Bom Yi dan Dong Ha. Namun ada rintangan lain yang menghadang. Saat mereka akan bersatu, jantung Bom Yi justru mengalami penolakan. Takdir belum bisa menyatukan mereka seutuhnya. Dong Ha dan Bom Yi harus memiliki perisai yang lebih kuat lagi untuk bisa melalui aral dan rintangan yang lain.
Mungkin Dong Wook lah yang bisa membantu menyelamatkan Bom Yi jika Pusat Transplantasi Organ kembali didirikan. Namun entah apa yang akan terjadi nantinya. Karena kontrak yang seharusnya ada pendirian kembali Pusat Transplantasi Organ, telah dihilangkan dari kontrak oleh Ji Won.
Aaaahhhhhh... semoga tak terjadi apapun dengan Bom Yi. Dan semoga drama ini berakhir dengan bahagia untuk semuanya. Tinggal 3 episode lagi. tak terasa minggu depan harus rela berpisah dengan drama ini.