Se Na menghampiri Shi Woo yang menelungkupkan kepalanya di mobilnya bagian luar. Shi Woo mengatakan bahwa Se Na tak mengerti apa-apa karena ia hanyalah trainee.
Se Na pun menerimanya, “Baiklah.. Aku akan mengatakan sesuatu pada idola sebagai trainee. Kau sangat menyedihkan. Ibumu melakukannya karena khawatir padamu. Dan kau malah karaokean...”
Shi Woo menyela dan menanyakan apa yang harus ia lakukan. Ia sudah berfikir selama di hotel, namun tak menemukan jawaban. Se Na menyaranka supaya Shi Woo mendiskusikannya bersama Ibunya. Namun Shi Woo tak menerima usulnya, “Ibuku tidak bisa diandalkan pada saat-saat seperti ini. Keluarga adalah beban bagiku. Beban yang harus ku biayai.”
“Aku kecewa padamu. Orang sepertimu... Aku kecewa padamu.”
“Jadi apa yang harus aku lakukan?”
“Benar. Awalnya aku fikir kau bisa berubah. Untuk pertama kalinya, seseorang menyanyikan laguku. Kau adalah penyanyi pertamaku. Aku fikir, aku bisa mengandalkanmu. Dan sekarang, aku harus melupakannya. Kau sudah puas?”
Se Na langsung pergi meninggalkan Shi Woo yang tampak frustasi.
Se Na sadar bahwa ia harus menjaga Shi Woo supaya tidak kabur. Ia berbalik namun tak menemukan Shi Woo. Ia menghubingi Hyun Wook yang sedang bersama Hae Yoon. Ia meminta maaf karena tak bisa menjaga Shi Woo. Hyun Wook menenangkan Se Na, itu semua bukan salahnya. Hyun Wook hendak mengatakan sesuatu pada Se Na namun ia urungkan.
Hae Yoon khawatir Shi Woo akan kabur. Hyun Wook justru bercanda bahwa nasib mereka akan tamat jika Shi Woo sampai melakukan itu. Ia kemudian optimis bahwa Shi Woo akan datang malam ini.
Shi Woo menangis di dalam mobil saat ia mengingat Ibu Rae Heon bersikap kasar kepada ibunya, dan bagaimana Se Na berfikir bahwa Shi Woo bisa berubah. Ia juga teringat saat ibunya terduduk ditanah saat Ibunya mengkhawatirkannya.
Hyun Wook memainkan game dengan tabletnya di ruangannya. Hae Yoon duduk di sofa sebelah Hyun Wook. Ia masih khawatir tentang Shi Woo dan ia tak percaya Hyun Wook lebih mengkhawatirkan kalah dalam gamenya. Hae Yoon duduk di sebelah Hyun Wook dan memintanya untuk menunjukkan cara bermain game. Ia begitu terkejut saat Hyun Wook memegang tangannya untuk menunjukkan cara memainkan gamenya. Sementara Hyun Wook tak merasakan hal yang lain.
Shi Woo tiba dan kesal karena Hyun Wook tidak pernah menghubunginya untuk terus meyakinkannya. Hyun Wook dengan santainya menjawab, bahwa ia tidak menghubunginya karena Shi Woo sendiri yang bilang tidak ingin diganggu. Shi Woo telah memutuskan untuk bernyanyi solo. Shi Woo kesal karena Hyun Wook langsung menyuruhnya pulang untuk beristirahat dan karena Shi Woo juga lah yang lain harus bekerja lembur. Ia bertanya apa Hyun Wook sudah memiliki rencana. Hyun Wook dengan percaya dirinya mengatakan, bahwa ia tidak akan melangkah jika ia belum mempunyai rencana.
Hyun Wook menepikan mobilnya saat melihat Se Na duduk di pinggir jalan. Ia berdiri tak jauh dari Se Na dan menghubungi Se Na. Ia memberi tahu Se Na bahwa Shi Woo bersedia bernyanyi Solo. Melihat ekspresi Se Na yang begitu bahagia, Hyun Wook menanyakan apa Se Na sangat mengkhawatirkan Shi Woo. Se Na menyangkalnya, “Aku mengkhawatirkan orang lain.”
Se Na terkejut saat Hyun Wook tiba-tiba duduk disampingnya. Mereka bercakap-cakap dengan gaya candaan mereka. Hyun Wook terdiam cemburu saat mendengar Se Na yang menceritakan penilaiannya tentang Shi Woo. Se Na ingin numpang pulang, dan mereka justru saling mengatakan bahwa diri mereka lah yang lebih lelah daripada yang lain.
Joo Hong dan Gong Chan pulang ke rumah. Saat melihat Hyun Wook dan Se Na ada disana, ia langsung merapikan penampilan Gong Chan karena Hyun Wook adalah Presdir ANA. Gong Chan mengajak Hyun Wook minum bersama sebagai tetangga. Se Na menjawab bahwa Hyun Wook lelah dan harus segera pulang. Namun Hyun Wook dengan semangat menyangkalnya. Ia menerima ajakan Gong Chan sebagai tetangga yang baik, ia bahkan berjalan lebih dulu meninggalkan Se Na yang tak menyangka dengan sikap Hyun Wook.
Mereka berempat minum dan memesan barbeque di rumah Joo Hong. Gong Chan menanyakan apa ANA membutuhkan aktor, namun sayang Hyun Wook masih belum memikirkan hal itu. Hyun Wook dapat menebak bawha Gong Chan ingin menjadi aktor, Gong Chan dengan semangat membenarkannya, bahkan Joo Hong juga mendukungnya dengan segala macam pujian.
Gong Chan sudah tak sadarkan lebih dulu karena sudah sangat mabuk. Se Na yang sebenarnya sudah mabuk, membanggakan dirinya bahwa ia bisa melemparkan kacang kemudian langsung menangkapnya dengan mulutnya. Namun semua usahanya gagal dan justru mengenai Hyun Wook. Hyun Wook hendak merebut kacangnya dari tangan Se Na supaya Se Na berhenti, tapi Se Na tak mau memberikannya.
Joo Hong yang juga sudah mabuk menyebut mereka berdua pasangan yang serasi. Hyun Wook terkejut saat tahu bahwa Se Na dulu mengatainya Pemilik Anjing Gila, namun Joo Hong segera meralatnya. Ia mengatakan bahwa sekarang Hyun Wook adalah Pemilik Anjing Tampan, “Kau membayarkan hutang Se Na dan memberinya pekerjaan dengan gaji yang tinggi. Terima kasih banyak. Tolong jangan pernah berubah. Dan tetap menjaganya.”
Se Na meminta Joo Hong berhenti namun Joo Hong terus berbicara, “Perlu kau tahu, kehidupan Se Na sangat menyulitkan. Kakaknya meninggal. Ibunya meninggal karena kaget.”
Joo Hong masih tak mau berhenti meskipun Se Na kembali melarangnya, karena Se Na sangat menyedihkan. Namun Se Na tak merasa demikian, ia masih dapat menghadapinya. Kakaknya lebih menyedihkan daripada dirinya. Kakaknya telah pergi ke Seoul namun impiannya tetap tidak terwujud. Bahkan orang sekostnya tidak datang saat pemakamannya. Hyun Wook yang sedari tadi mendengarkan mereka berdua sangat merasa bersalah.
Joo Hong dan Gong Chan pergi ke kamar mereka. Se Na yang tak kuat, ia langsung merebahkan badannya di samping Hyun Wook. Dengan ragu, Hyun Wook menyibakkan rambu Se Na. Se Na menggeliat dan Hyun Wook langsung mengangkat tangannya. Hyun Wook tampak gelisah karena masa lalu yang telah dilakukannya.