Bom Yi melihat banyak turis yang hendak melewati tempat mereka. Bom Yi melepas jakenya (Aku lupa lebih tepatnya apa, namun semacam jaket lah) untuk menutupi bagian belakang Poo Reun sampai para turis lewat. Poo Reun berterima kasih untuk itu.
Bom Yi berbincang dengan mereka. Kini ia tahu nama mereka adalah Poo Reun dan Ba Da. Ia memuji nama mereka yang terdengar indah. Namun tidak dengan Ba Da. Ba Da mengatakan bahwa Neneknya menganggap Poo Reun Ba Da itu mengerikan, “Itu karena Poo Reun Ba Da memakan ibu kami. Ibu pergi ke surga. Ibu meninggal.”
Poo Reun mengerti dengan maksud ucapan Ba Da. Ia mengelus sayang punggung Ba Da. Ba Da tersenyum mendapat perlakuan hal itu. Kini ia merasakan apa yang dulu selalu ibunya lakukan terhadap kakaknya.
Setelah para turis itu pergi, Bom Yi melepas jaketnya dan mengikatkannya di pinggangnya sendiri. Setelah itu, ia melepas kemeja Poo Reun dan mengikatkannya di pinggang Poo Reun, “Jika kau memakainya seperti ini, ada 2 manfaatnya. Bisa menutupi bagian belakangmu dan menjaga perutmu tetap hangat.” Bom Yi juga berpesan supaya Poo Reun menandai kalendernya. Ia juga memberikan kartu namanya jika sewaktu-waktu Poo Reun memiliki pertanyaan.
Dong Ha menghampiri mereka dan ujung-ujungnya mereka kembali berdebat. Poo Reun meminta ayahnya berhenti, Bom Yi tidak melakukan apapun terhadapnya, justru menolongnya. Poo Reun jadi kesal karena ayahnya tetap keras kepala, ia menendang kaki Dong Ha kemudian membisikinya. Setelah tahu yang sebenarnya, Dong ha merasa tak enak hati, namun karena gengsinya, ia tetap berusaha membela dirinya tanpa menatap Bom Yi.
Sebelum pergi, Bom Yi berbisik kepada Dong Ha, “Mereka tidak punya ibu... jadi jaga mereka baik-baik ya? Jangan biarkan mereka makan makanan cepat saji. Dan berikan mereka rumput laut atau kacang. Pastikan mereka tidur dengan hangat ya?” Bom Yi pun pergi meninggalkan mereka dan Dong Ha terus menatap kepergiannya.
Hyung Woo bersama pengacaranya (dari pihak Dong Ha) menemui pihak Bom Yi yang diwakili oleh Bae Ji Won dan assistennya. Setelah menyaksikan video rekamannya, Ji Won beranggapan bahwa pihak mereka tidak bersalah.
Hyung Woo tetap bersikeras bahwa Bom Yi lah yang bersalah karena Bom Yin tidak datang dan tidak dapat dihubungi. Hyung Woo akan menuntut mereka jika sampai Bom Yi meminta ganti rugi yang sangat besar dan segala macam. Ji Won kesal mendengar semua ucapan Hyung Woo. Bom Yi bukanlah orang yang seperti apa yang difikirkan Hyung Woo. Dan jika Hyung Woo masih bersikeras, maka pihaknya juga akan memanggil pengacara. Dan Ji Won mempersilahkan Hyung Woo untuk segera pergi.
Mendengar penjelasan Ji Won, Hyuk Soo justru memuji putrinya pintar berkelahi. Namun tidak dengan Myung Hee, ia begitu kesal setelah mengetahui hal itu. Hyuk Soo mempersilahkan Myung Hee mengikat Bom Yi di rumah jika Myung Hee bisa melakukannya.
Kemudian Myung Hee meminta Ji Won menyelidiki latar belakang dan kehidupan Dong Wook, karena ia tidak tahu banyak tentang Dong Wook. Myung Hee semakin kesal terhadap suaminya yang terus mengatainya tinggi hati. Namun itu tidaklah salah, karena Myung Hee langsung berteriak, “Kau tahu keberadaan Bom Yi, kan?”
Hyuk Soo menemui Dong Wook yang sedang makan siang di kantin. Ia menanyakan apa Dong Wook memberikan catatan pemeriksaan Bom Yi, karena itu menjadi masalah di media sekarang ini. Dong Wook tersenyum mendengarnya, ia tidak tahu kalau Bom Yi melakukan itu. Sambil memakan makanan Dong Wook, Hyuk Soo mengatakan bahwa mungkin saja Bom Yi sedang bersama orang lain, karena Dong Wook bahkan tidak tahu kalau Bom Yi tidak dapat dihubungi.
Dong Wook menanyakan apa Bom Yi tahu dari mana Jantung yng dimilikinya berasal. Hyuk Soo tidak tahu akan hal itu, karena jantung itu datang dengan helikopter. Namun berdasarkan stiker yang tertempel di kamarn Bom Yi, sepertinya itu mengarah ke Pulau Udo. Dong Wook langsung berfikir bahwa Bom Yi pergi ke Pulau Udo. Apalagi hari ini adalah hari kematian si pendonor.
Bom Yi membawakan makanan dan meletakannya di atas bebatuan pantai. Ia berterima kasih kepada orang yang mendonorkan jantunnya untuk dirinya. Ia juga meminta maaf karena telah datang terlambat.
Bom Yi berdiri dan menatap ombak lepas dengan berkaca-kaca, “Bagaimana aku harus hidup? Bisa kau katakan padaku? Aku tahu... ada banyak tempat yang ingin kau kunjungi. Hal-hal yang ingin kau lakukan. Dan bahkan orang-orang yang ingin kau temui. Aku tidak tahu, tapi jika kau memberitahuku, aku akan melakukan apapun. Aku tahu, hal itu tidak akan memberikan perbedaan. Dan aku tahu ini untuk diriku sendiri, tapi... hanya inilah yang bisa aku lakukan untuk dirimu.”
Suara Dong Ha membuyarkan curahan hatinya. Dong Ha mengira bahwa Bom Yi akan bunuh diri. Namun Bom Yi tidak sebodoh itu, ia tidak akan mengakhiri hidupnya dan akan menjalani hidupnya dengan sangat baik, karena hidup sangat berharga baginya.
Meskipun begitu, Dong Ha memintanya turun. Karena bebatuan disana sangat licin. Bom Yi meminta Dong Ha tak perlu mengkhawatirkannya. Namun bukan Dong Ha yang khawatir, melainkan orang-orang disekitar pantai yang khawatir melihat aksi Bom Yi.
Bom Yi menolak bantuan Dong Ha dan akan turun sendiri. Alhasil, Bom Yi terpeleset dan tenggelam. Warga sekitar langsung berlarian dan Dong Ha lah yang pertama. Ia langsung berenang ke dalam air tanpa menghiraukan Ba Da yang melarangnya pergi.
Bom Yi merasa ada seseorang yang mendorong kakinya sehingga ia terangkat dan tangannya berhasil digapai Dong Ha. Dan setelah mereka menjauh, tampak seorang wanita yang melambaikan tangannya ke arah mereka. Wanita itu adalah mendiang istrinya Dong Ha, Soo Jeong.
Dong Ha berhasil membawa Bom Yi ke tepi pantai. Ia memberi Bom Yi nafas buatan karena Bom Yi tak kunjung sadar. Poo Reun yang berada tak jauh dari mereka, begitu terkejut saat Dong Ha begitu cemas memanggil Bom Yi dengan nama Soo Jeong. Jo Gil Dong menyadarkannya bahwa wanita didepannya bukanlah Soo Jeong. Dong Ha tersadar dan terus berusaha menyadarkan Bom Yi.
Saat sadar, Bom Yi berteriak bahwa ada seorang wanita di dalam air. Mengira Bom Yi kehilangan akalnya, Dong Ha meminta Gil Dong menaikkan Bom Yi ke punggungnya dan membawa lari ke rumah sakit. Poo Reun dan Ba Da yang mengikuti mereka, mengambil sepatu ayahnya yang terjatuh.
Sesampainya di rumah sakit, Bom Yi terus meronta karena ia baik-baik saja. Ia berulang kali bangun dan Dong Ha berulang kali membaringkannya kembali. Saat Bom Yi duduk dan menganga, dokter langsung memeriksa mulut Bom Yi, dan benar Bom Yi tidak apa-apa.
Bom Yi yang kesal, berniat menuntut Dong Ha karena menyebabkannya terjatuh ke dalam air karena Dong Ha membuatnya tergesa-gesa. Gil Dond menyuruh Bom Yi sebaiknya berterima kasih kepada Dong Ha, karena Dong Ha lah ia bisa selamat.
Dong Ha tak kalah kesal karena Bom Yi sering mengatakan tentang menuntut. Ia kemudian bertanya apa Bom Yi sudah pikun dan tak mengenalinya. Namun yang diingat Bom Yi hanyalah Dong Ha yang membuang sampah ke pantai dan mabuk di siang bolong.
Bom Yi menanyakan keberadaan tasnya, padahal tasnya masih melekat pada tubuhnya. Gil Dong sampai heran dengan orang Seoul (istilahnya orang kota kalau di negara kita), karena yang ia khawatirkan adalah barangnya.
Saat Dong Ha berbalik, Bom Yi cemas karena kaki Dong Ha berdarah akibat berlari tanpa alas kaki. Dokter dan Gil Dong langsung mendudukkan Dong Ha. Melihat Bom Yi yang basah kuyup, Dong Ha menawarinya ke rumahnya dan dengan kasar Bom Yi menolak tawaran itu.
Dengan konyolnya, Gil Dong menyarankan mereka untuk mandi berdua dan beristirahat sejenak. Bom Yi tak begitu menghiraukan ucapan Gil Dong. Sebelum ia pergi, tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada Dong Ha karena telah membantunya.
Bom Yi mengambil cermin yang ada didepannya. Ia tertawa geli melihat make up nya yang berantakan. Dan tanpa sengaja, ia melihat foto Dong Wook di depannya. Ia hendak menghubungi Dong Wook, namun ponselnya mati karena basah kuyup.
Dong Wook berusaha menghubungi Bom Yi namun tak ada hasil. Ia terus berfikir apa mungkin Bom Yi benar-benar pergi ke Pulau Udo.
Poo Reun dan Ba Da masih menunggu ayahnya. Mereka pun kini naik mobil terbuka dibagian belakang. Poo Reun menanyakan keberadaan Bom Yi. Dong Ha mengatakan bahwa Bom Yi akan pulang dengan kapal terakhir yang akan menuju Seoul. Pe Reun terkejut, karena tidak ada kapal yang akan berangkat.
Ba Da meminta Dong Ha menyanyikan sebuah lagu untuknya. Meskipun ragu, Ba Da menyerahkan gangsingnya sebagai imbalannya. Dan mereka pun menyanyi bersama dengan bahagia.
Dan yang dilakukan Dong Ha setelah itu adalah, menjadi supir Bis. Bom Yi terkejut akan hal itu. Bagaimana bisa Dong Ha muncul dihadapannya. Ia yang masih kesal, meminta Dong Ha menurunkannya di tengah kota, ia fikir bahwa disana ada tempat untuk menginap.
Namun tak ada satu pun penginapan disana, jalanan pun tampak sepi. Bom Yi menyusuri tempat itu dengan jalan kaki hingga akhirnya mempertemukannya lagi dengan Dong Ha. Ia sampai heran apa Dong Ha mempunyai kembaran. Dong Ha tak mau banyak berdebat, ia menyuruh Bom Yi segera naik jika mau menumpang.
Setelah melalui jalanan setapak yang bergelombang, akhirnya Bom Yi sampai di depan rumah. Disana ia bertemu dengan Gil Dong dan anak-anak Dong Ha. Bom Yi begitu terkejut saat tahu bahwa disana adalah tempat tinggal Poo Reun Ba Da.
Dong Ha berhenti sejenak sebelum melewati mereka, “Jika saja kau mengikutiku saat aku memintamu datang, pasti lebih mudah.” Bom Yi hanya dapat menahan kekesalannya, ia tak mempunyai pilihan lain karena ia juga tak punya tempat untuk menginap.
Bom Yi selesai membilas pakaiannya. Ia menanyakan apa tak masalah jika ia memakai baju ibu Poo Reun. Poo Reun menawarinya baju yang lain jika Bom Yi tak nyaman. Bom Yi pun tak mempermasalahkannya.
Kemudian kamera tersorot ke foto keluarga Dong Ha yang tampak bahagia.
Dong Wook menatap fotonya bersama Dong Ha dan Soo Jeong. Ia kembali teringat dengan pertanyaan Hyuk Soo tentang pendonor jantung untuk Bom Yi.
Flsahback:
Dong Wook tak mengatakan siapa pendonornya, karena itu adalah rahasia medis, “Anda tidak berfikir bahwa aku pergi ke rumah sakit ini untuk mengikuti jantung itu, kan? Memori seluler, hanyalah hipotesis. Ada kasus dimana memori itu dialihkan, tau transplantasi bisa menyebabkan perilaku atau kebiasaan yang mirip. Namun hal itu tidak bisa dijelaskan dengan cara ilmiah. Tentu saja, aku sangat senang dan terpukau saat pertama kali melihatnya. Dan itu membuatku semakin peduli dengannya. Tapi alasanku menyukai Bom Yi tidak ada hubungannya dengan jantung itu.”
Flashback End
Bom Yi menikmati bunga-bunga yang ada di taman di depan rumah Dong Ha. Dong Ha yang membawa sekeranjang bunga, begitu terkejut saat melihat Soo Jeong pada sosok Bom Yi ada dihadapannya.
Aku tidak tahu harus berkomentar apa. Alur drama ini terasa begitu cepat. Dan itu lah yang aku inginkan. Dan aku harap, drama ini berakhir bahagia untuk semuanya. Aku tidak ingin melihat Dong Wook sedih dan menderita nantinya.