Rinka terbaring dikamarnya. Miki yang ada disampingnya, menyalahkan dirinya sediri karena telah menyudutkan Rinka. Mana menenangkannya, karena Rinka belum sadar dan mereka belum tahu alasan Rinka mencoba bunuh diri.
Natsu merasa bahwa Rinka lah yang membunuh Satsuki, karena itulah Rinka mencoba bunuh diri. Shino menyangkalnya, ia merasa bahwa dirinyalah yang menyebabkan Rinka frustasi sehingga ingin bunuh diri. Meskipun Rinka yang membunuh Satsuki, Natsu merasa bahwa semua itu terjadi karena paksaan Wataru.
Mana memberitahu Shino dan Natsu bahwa ia sudah memberi obat kepada Rinka dan untuk sementara Rinka akan teridur. Shino meminta Mana memberi tahu mereka jika ia tahu sesuatu. Mereka fikir, Wataru yang menghasut Rinka supaya membunuh Satsuki.
Mana berkaca-kaca mendengar sahabatnya yang terus menyalahkan Wataru, “Itu tidak bertanggung jawab... Kau menyalahkan semuanya kepada Wataru. Hentikan itu! Rinka masih belum sadar... Kita tak kan tahu apa yang sebenarnya terjadi!”
Shino masih terjaga di ruang tamu. Wataru melangkah mendekatinya, “Dengan begitu sudah jelas, kan? Rinka lah yang membunuh Satsuki.”
Shino menyalahkan Wataru atas semua yang terjadi pada mereka. Namun Wataru berbalik menyalahkannya, “Kurasa kau memaksa Rinka melakukan semua itu. Semua orang berbohong dan menyimpan rahasia. Dan kau bertingkah seperti orang baik. Aku tahu kau berusaha keras membuat orang lain merasa puas. Kau orang yang paling tidak disukai. Kau tidak menyadari ini... Yang paling menyakiti orang lain? Bukan hanya kau. Kalian semua tidak tahu apa-apa. Itu sebabnya Satsuki tewas.
Wataru menemui Miki yang masih menunggui Rinka. Ia mengajak Miki untuk segera pergi dari sana. Miki mendorongnya keluar dan menolak ajakan Wataru. Rinka dan Satsuki adalah sahabatnya, ia tidak akan meninggalkan mereka begitu saja. Mereka akan menemukan solusinya untuk semua yang terjadi.
Mana lama terdiam di kamarnya. Dan ia tampaknya sudah memutuskan sesuatu.
Natsu menemui Miki dan hendak menggantikan Miki yang tidak tidur sejak kemarin. Ia juga memberitahu Miki bahwa Wataru mengancam Rinka akan menyebarkan tentang pekerjaannya jika Rinka tidak memberikan kunci mobilnya kepada Wataru. Rinka sangat menyesal karena semua itu.
Miki menemui Shino dan memintanya menjawab semua pertanyaannya. Namun tanpa jawaban dari Shino, Miki sudah memiliki jawabannya sendiri. Ia fikir bahwa apa yang terjadi kepada Satsuki dan Rinka adalah salah kakaknya. Kemarahan Wataru kepada Satsuki juga tampak tidak wajar. Hal itu mungkin saja mendorong Wataru untuk membunuh Satsuki melalui tangan Rinka. Karena itulah Rinka merasa menyesal dan hendak mengakhiri hidupnya.
Mana menemui Wataru yang sedang berkemas. Wataru meminta Mana membujuk Miki supaya mau lari pergi bersamanya. Namun kali ini Mana menolak permintaannya, “Jika kau ingin lari, lari sendiri. Kumohon, jangan libatkan Miki lebih dari ini. Meski aku mengulangi hal ini... Kau seharusnya yang mengerti bahwa semua ini tidak akan berhasil.”
Miki bersama Shino masuk ke kamar Wataru. Miki menuduh Wataru ada hubungannya dengan kematian Satsuki. Wataru terus menyangkal semua tuduhan yang tertuju padanya. Dan jika Wataru ada hubungannya, maka ia tidak akan pernah memaafkan Wataru.
Mana tak tahan lagi menyaksikan semua itu, ia menghampiri Wataru, “Cukup! Buka matamu! Kau tidak seperti ini sebelumnya. Kau penuh percaya diri dan selalu berfikiran positif tentang segala hal. Tak peduli soal belajar, berolah raga, bermain. Ketika kau mencurahkan segalanya, kau inspirasiku! Ku mohon ingatlah! Aku... selalu membenci diriku sendiri. Aku, tidak bisa mengatakan berada disisi Miki. Tapi kau mengatakannya, Wataru? Kau bilang, “Keberadaan Mana penting bagiku.” Itulah sebabnya aku berfikir bisa berubah menjadi lebih baik. Kali ini giliranmu Wataru. Kembali ke dirimu sesengguhnya!”
Bukannya tersentuh, Wataru justru kesal. “Ayahku dan juga teman lamaku, semuanya! Aku adalah aku! Tidak ada yang berubah!”
Mana tak mempercayai ucapan Wataru. Ia membuka tirai yang menutupi lukisan Wataru. Wataru mencoba mencegahnya namun terlambat. Mana menunjukkan semuanya kepada Shino dan Miki, “Wataru yang sekarang tidak bisa melukis wajahnya sendiri!”
Wataru kesal dengan tindakan Mana. Ia menarik baju Mana dan langsung menamparnya dengan keras, hingga Mana jatuh tersungkur. Namun hal tiu tidak membuat Mana diam, “Itulah wataru yang sekarang. Wataru yang kini kosong. Jangan pengaruhi Miki dengan hal itu karena tidak ada artinya!”
Miki meminta penjelasan kepada Wataru tentang ucapan Mana. Wataru meminta Miki tak menghiraukan ucapan Mana dan hendak menyeretnya pergi. Shino berusaha melepaskan Miki.
Tanpa menghiraukan ancaman Wataru, Shino mengatakan yang sebenarnya, “Kau mengerti bukan? Perasaanmu kepada Miki.Kau mencintai Miki sebagai seorang wanita, bukan?”
Melihat Miki yang shock mendengar ucapan Shino, Wataru langsung menghajar Shino. Miki marah melihat hal itu, “Kakak, kau marah karena hal itu. Karena hal seperti itu Satsuki dan Rinka menderita? Karena hali seperti itu semua orang...”
Miki langsung mengeluarkan fotonya bersama Wataru saat kecil dan langsung merobeknya. Wataru tercengang menyaksikan semua itu. Sementara Miki dan Mana meneteskan air mata mereka. Dan Shino termangu menyaksikan hal itu.
Natsu datang ke kamar Wataru yang kini sudah hening. Ia memberitahu bahwa Rinka sudah sadar. Di luar, ia memberitahu Shino bahwa apa yang terjadi pada Satsuki tidak ada hubungannya dengan Wataru. Shino menatap tak percaya. Dan kini ia melihat Wataru yang sedih memunguti foto yang telah dirobek oleh Miki.
Miki memandang fotonya bersama Wataru yang masih tersisa. Ia tahu bahwa Shino sudah mengetahui perasaan kakanya terhadapnya. Shino meminta maaf. Awalnya ia ingin mengakhiri semuanya tanpa memberitahu Miki.
Mana mengatakan bahwa Wataru sudah kembali ke Tokyo, ia juga menyerahkan kunci mobilnya kepada Shino. Mana mengeluarkan beberapa lukisan Wataru yang serupa (tanpa wajah), “Wataru selalu sulit bergaul dan membaur ke masyarakat. Tanpa perubahan, waktu telah berhenti. Seringkali berhenti melukis wajah itu. Tanpa mengetahui diri sendiri, ia tidak bisa melukis wajahnya sendiri. Dengan hilangnya kepercayaan dirinya... Wataru menghilangkan dirinya dari lingkungan sekitar.”
Shino berfikir, mereka membuatnya kesal dengan masa depan yang mereka miliki. Mana menambahkan, “Mungkin hanya saat bersama Miki, ia bisa menjadi dirinya sendiri.”
Meskipun begitu, Miki masih tidak bisa memaafkan perbuatan kakaknya. Mana mengatakan bahwa sementara waktu Wataru tidak ingin bertemu Miki. Saat ini hanya ada dirinya di sisi Wataru. Ia juga yakin bahwa Wataru bisa berubah. Shino juga yakin, bahwa Wataru bisa berubah jika Mana yang ada disisi Wataru.
Natsu membantu Rinka yang masih lemas untuk menemui teman-temannya di ruang tamu. Ia mengakui bahwa ia lah yang membunuh Satsuki. Semuanya hanya terdiam menunggu penjelasan dari Rinka. “Meskipun kalian tidak ingin mendengarnya, aku akan ceritakan semuanya. Di hari itu... Hal-hal yang tak menyenangkan semuanya bertumpuk. Aku tidak tahan berada di kamar. Jadi aku pergi keluar. Di gunung... Tiba-tiba tanpa sengaja aku melihat Satsuki. Aku mengikuti Satsuki dan kami pergi ke tempat itu.”
Note:
Cetak tebal dan miring adalah suara Rinka di flashback.
Warna ungu adalah percakapan Rinka dengan Satsuki saat flashback.
Warna hijau adalah percakapan Satsuki dengan Rinka saat flashback.
“Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?”
“Aku ingin mengambil kembali kunci mobil itu! Wataru menyimpannya kan? Meski aku mengkhianati semua orang, aku ingin meminta maaf dan aku ingin mereka memaafkanku. Aku tidak bisa biarkan mereka menderita.”
“Mereka terus menderita... Kau bilang kau ingin meminta maaf, tapi pada kenyataanya kau membencinya bukan? Miki. Kau selalu melihatnya dengan cemburu. Akan lebih baik kau bilang padanya kalau kau tidak menyukai Miki.”
“Aku tidak sepertimu Satsuki.”
“Tidak sepertiku?”
“Hentikan Satsuki!”
“Aku tidak sejahat kau, Rinka. Kau mencium Natsu untuk membuatnya menderita, kan? Semuanya sesuai rencanamu Rinka.”
“Bukan seperti itu!”
“Aku tidak menyalahkanmu. Karena aku juga tidak suka Miki.”
“Satsuki?”
“Akan lebih baik kalau dia lebih menderita lagi.”
“Satsuki... sangat aneh. Aku dengar Satsuki menghina Miki untuk yang pertama kalinya. Aku... jadi takut.”
Rinka hendak kembali kerumah namun Satsuki menghentikannya, “Lebih baik seperti ini. Kau suka Shino, bukan?”
“Lepaskan!”
“Biarkan saja. Jika kita biarkan seperti ini... Shino pasti dekat dengan Miki!”
“Hentikan! Sudah cukup!”
“Entah bagaimana kau sangat tidak kompeten, Rinka. Kalau seperti itu... Mustahil bersaing dengan Miki! Untuk Rinka, Miki pasti berfikir kau... Tidak lebih dari pelayan yang baik. Ada apa dengan wajah itu? Terima saja. Meskipun kau gunakan seluruh kekuatanmu, kau akan tetap menjasdi figuran, Rinka! Ayo ambil foto dan kirim ke Shino.”
“Hentikan.”
“Itu yang temanmu katakan. Tapi sebenarnya, tidak seperti itu kan? Hanya kau, Rinka, berfikir seperti ini... Bahkan tidak satu pun dari mereka menganggapmu teman. Kau tidak akan pernah setara dengan level mereka.”
Rinka tak tahan lagi, ia langsung mendorong Satsuki hingga menatap pembatas besi di tepi tebing. “Apa yang kau katakan tadi, tarik kembali! Apa yang aku jalani selama empat tahun ini... Kau fikir kau tahu? Jangan main-main denganku!”
Satsuki begitu ketakutan melihat ekspresi Rinka yang seolah kehilangan kesadarannya. Ia semakin ketakutan saat Rinka perlahan mendekatinya. Rinka sekuat tenaga mendorong dan hendak menjatuhkan Satsuki. Ia tak memperdulikan permohonan Satsuki dan permintaan maafnya. Karena semua yang telah ia ucapkan tidak dapat ditarik kembali. Rinka tersadar saat ia melihat Satsuki sudah tergeletak di bawah tebing.
Di Part 2, kita akan tahu alasan sebenarnya Satsuki melakukan semua itu. Dan betapa menyesalnya para seniornya berbuat tidak adil terhadapnya.