Miki memandang fotonya bersama Wataru yang masih tersisa. Ia tahu bahwa Shino sudah mengetahui perasaan kakanya terhadapnya. Shino meminta maaf. Awalnya ia ingin mengakhiri semuanya tanpa memberitahu Miki.
Mana mengatakan bahwa Wataru sudah kembali ke Tokyo, ia juga menyerahkan kunci mobilnya kepada Shino. Mana mengeluarkan beberapa lukisan Wataru yang serupa (tanpa wajah), “Wataru selalu sulit bergaul dan membaur ke masyarakat. Tanpa perubahan, waktu telah berhenti. Seringkali berhenti melukis wajah itu. Tanpa mengetahui diri sendiri, ia tidak bisa melukis wajahnya sendiri. Dengan hilangnya kepercayaan dirinya... Wataru menghilangkan dirinya dari lingkungan sekitar.”
Shino berfikir, mereka membuatnya kesal dengan masa depan yang mereka miliki. Mana menambahkan, “Mungkin hanya saat bersama Miki, ia bisa menjadi dirinya sendiri.”
Meskipun begitu, Miki masih tidak bisa memaafkan perbuatan kakaknya. Mana mengatakan bahwa sementara waktu Wataru tidak ingin bertemu Miki. Saat ini hanya ada dirinya di sisi Wataru. Ia juga yakin bahwa Wataru bisa berubah. Shino juga yakin, bahwa Wataru bisa berubah jika Mana yang ada disisi Wataru.
Natsu membantu Rinka yang masih lemas untuk menemui teman-temannya di ruang tamu. Ia mengakui bahwa ia lah yang membunuh Satsuki. Semuanya hanya terdiam menunggu penjelasan dari Rinka. “Meskipun kalian tidak ingin mendengarnya, aku akan ceritakan semuanya. Di hari itu... Hal-hal yang tak menyenangkan semuanya bertumpuk. Aku tidak tahan berada di kamar. Jadi aku pergi keluar. Di gunung... Tiba-tiba tanpa sengaja aku melihat Satsuki. Aku mengikuti Satsuki dan kami pergi ke tempat itu.”
Note:
Cetak tebal dan miring adalah suara Rinka di flashback.
Warna ungu adalah percakapan Rinka dengan Satsuki saat flashback.
Warna hijau adalah percakapan Satsuki dengan Rinka saat flashback.
“Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?”
“Aku ingin mengambil kembali kunci mobil itu! Wataru menyimpannya kan? Meski aku mengkhianati semua orang, aku ingin meminta maaf dan aku ingin mereka memaafkanku. Aku tidak bisa biarkan mereka menderita.”
“Mereka terus menderita... Kau bilang kau ingin meminta maaf, tapi pada kenyataanya kau membencinya bukan? Miki. Kau selalu melihatnya dengan cemburu. Akan lebih baik kau bilang padanya kalau kau tidak menyukai Miki.”
“Aku tidak sepertimu Satsuki.”
“Tidak sepertiku?”
“Hentikan Satsuki!”
“Aku tidak sejahat kau, Rinka. Kau mencium Natsu untuk membuatnya menderita, kan? Semuanya sesuai rencanamu Rinka.”
“Bukan seperti itu!”
“Aku tidak menyalahkanmu. Karena aku juga tidak suka Miki.”
“Satsuki?”
“Akan lebih baik kalau dia lebih menderita lagi.”
“Satsuki... sangat aneh. Aku dengar Satsuki menghina Miki untuk yang pertama kalinya. Aku... jadi takut.”
Rinka hendak kembali kerumah namun Satsuki menghentikannya, “Lebih baik seperti ini. Kau suka Shino, bukan?”
“Lepaskan!”
“Biarkan saja. Jika kita biarkan seperti ini... Shino pasti dekat dengan Miki!”
“Hentikan! Sudah cukup!”
“Entah bagaimana kau sangat tidak kompeten, Rinka. Kalau seperti itu... Mustahil bersaing dengan Miki! Untuk Rinka, Miki pasti berfikir kau... Tidak lebih dari pelayan yang baik. Ada apa dengan wajah itu? Terima saja. Meskipun kau gunakan seluruh kekuatanmu, kau akan tetap menjasdi figuran, Rinka! Ayo ambil foto dan kirim ke Shino.”
“Hentikan.”
“Itu yang temanmu katakan. Tapi sebenarnya, tidak seperti itu kan? Hanya kau, Rinka, berfikir seperti ini... Bahkan tidak satu pun dari mereka menganggapmu teman. Kau tidak akan pernah setara dengan level mereka.”
Rinka tak tahan lagi, ia langsung mendorong Satsuki hingga menatap pembatas besi di tepi tebing. “Apa yang kau katakan tadi, tarik kembali! Apa yang aku jalani selama empat tahun ini... Kau fikir kau tahu? Jangan main-main denganku!”
Satsuki begitu ketakutan melihat ekspresi Rinka yang seolah kehilangan kesadarannya. Ia semakin ketakutan saat Rinka perlahan mendekatinya. Rinka sekuat tenaga mendorong dan hendak menjatuhkan Satsuki. Ia tak memperdulikan permohonan Satsuki dan permintaan maafnya. Karena semua yang telah ia ucapkan tidak dapat ditarik kembali. Rinka tersadar saat ia melihat Satsuki sudah tergeletak di bawah tebing.
Di Part 2, kita akan tahu alasan sebenarnya Satsuki melakukan semua itu. Dan betapa menyesalnya para seniornya berbuat tidak adil terhadapnya.