Bagaimana ini????
Na Yeong mengamati gambar dan mulai memprediksi bahwa pelakunya kemungkinan Ayah Yang Jisoo (Yang Mansuk) atau Yu Dongwoo.
Ketua Byun semakin stress karena kasus yang mereka tangani belum menemukan petunjuk. Min Jae berfikir kalau mereka berada dijalan yang salah, karena Park Hyungcul, Cho Byungwoo dan Choi Gyuhan sudah suka bermain wanita sejak muda jadi kemungkinan orang yang dendam kepada mereka sangat banyak.
Na Yeong menyanggahnya, “Tidak tidak. Instingku mengatakan ini ada hubungannya dengan kasus Yang Jisoo. Mungkin ada kaki tangan atau pembunuh bayaran?” Dan Cheo Yong memikirkan pendapat Na Yeong.
Sun Woo meneyerahkan hasil CCTV yang dia minta dari Pusat Pemulihan. Di foto itu terlihat Eunsung mendorong kursi roda Mansuk namun Eunsung masuk Rumah sakit sendirian. Mereka langsung berfikir kalau Choi Eunsung telah berbohong.
Sun Woo dan Cheo Yong mendatangi Choi Eunsung. Mereka mengatakan kalau Mansuk adalah tersangka utama dan memintanya supaya menceritakan semuanya dengan jujur. Eunsung mengatakan kalau semua yang terjadi kepada Mansuk dan Jisoo adalah salahnya.
Flashback:
Eunsung melihat Jisoo yang marah kepada ayahnya dan mengatakan kalau dia tidak suka melukis seperti saat dia masih kecil. Namun Mansuk tetap membujuk Jisoo agar mau masuk.
Tapi sebenarnya Jisoo tidak benar-benar marah kepada ayahnya. Dia memberikan semua alat melukisnya kepada Eunsung. Dia mengambil kuas yang dibelikan ayahnya saat dia masih SD dan tak memberikannya kepada Eunsung. Jisoo mulai berkaca-kaca, “Ayahku.. Diluar dia sangat kaku dan dingin. Tapi dia selalu melakukan apapun yang kuminta. Karena biaya untuk sekolah ini, dia bekerja keras seharian memindahkan kotak. Dia bahkan mengenakan jaket yang telah usang dimusim dingin. Dia selalu menahan rasa sakit dipunggungnya dengan obat pereda sakit. Jika aku kuliah nanti, aku ingin belajar diluar negeri. Dan ketika pulang aku ingin membuka studio seni. Jika hidupku seperti itu.. Ayahku.. Aku tidak ingin ayahku menderita.”
Jisoo menyiapkan pesta ulang tahun untuk ayahnya (Mansuk). Namun Mansuk tak kunjung datang sesuai yang dia jajikan sebelumnya, karena harus menggantikan rekannya lembur. Saat dia menghubungi ayahnya, Yu Dongwoo melihatnya dengan tatapan mencurigakan. Dia berbohong kepada ayahnya kalau dia tidak menyiapkan apapun dan hanya ingin makan malam dengannya.
Flashback End.
Eunsung melanjutkan ceritanya, “Itu hari dimana dia meninggal. Jisoo bilang dia tidak ingin pergi. Tapi.. Tapi untuk menghiburnya aku membawanya ke club. Karena aku..”
Ensung mulai emosi, “Pada pengadilan pertama aku bersaksi. Dan aku mengikuti ahjussi untuk mencari saksi lain. Tapi tidak ada yang percaya kepada kami. Semua kesaksianku menghilang bagai angin dan para saksi tidak pernah dipanggil dipengadilan.”
Cheo Yong menanyakan apa karena itu Eunsung membantu Mansuk.
Eunsung menatap Cheo Yong kesal, “Kenapa? Apa kau bilang akulah yang membunuh para b*j*g*n itu? Kalian tidak mau mendengarkan kami sebelum ada masalah ini tapi sekarang kenapa? Ah.. Jadi sepasang anak dari keluarga kaya itu mati.. DAN SEKARANG KAU YANG INGIN TAHU?? Aku tidak akan percaya apapun yang dikatakan polisi. Kalian jahat. Menutup mulut semua orang yang mengetahui kebenaran. Kembalilah.”
Sun Woo mencoba menenangkannya dan mengatakan akan menangkap penjahatnya dan juga membantu Yang Jisoo dan Yang Mansuk. Amarah Eunsung mulai reda, dia mengatakan kalau sebelumnya Mansuk ingin bertemu dengan Jisoo dipemakaman. Dia akan mengantarkannya namun Mansuk ingin pergi sendiri. Eunsung tidak mengatakan sebenarnya sebelumnya karena dia takut dan khawatir kepada Mansuk.
Cheo Yong dan Sun Woo makan malam berdua di sebuah kedai. Sun Woo meminta Soju untuk melepas kegelisahannya. Dia mata berkaca-kaca dia terus berbicara, “Sekarang benar-benar.. Jika Yang Mansuk pelaku sebenarnya.. Jika kasus ini dipecahkan dengan menyalahkan dia. Jika itu benar-benar terjadi.. Soenbae. Siapa yang membuatnya seperti itu? Tidakkah ini karena kita kan?”
Cheo Yong mencoba menenangkan Sun Woo, namun dia tersadar bahwa jika semua ini diselesaikan dengan hukum, tapi kematian putri Mansuk tidaklah diselesaikan dengan hukum yang benar. Dan mungkin Cheo Yong berfikir bahwa Mansuk pantas melakukan semua ini untuk membalas kematian putrinya.
Sun Woo berusaha keras menahan air matanya karena teringat masa lalunya dengan Na Yeong, “Kau bisa hidup dengan menyalahkan dan membenci.. Tapi seseorang yang berkorban untukmu.. Kau tidak akan pernah bisa menghilangkannya.. Apa aku harus melakukan itu? Karena ini berakhir, aku tidak bisa melindunginya.. Aku rasa kau harus hidup menghabiskan hidupmu dengan memikirkan itu..” Sun Woo berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri dengan meminum soju. Dan Cheo Yong hanya bisa menatapnya, dia juga merasakan hal yang sama.
Na Yeong terkejut saat mengetahui dari Cheo Yong bahwa Yang Mansuk adalah pelakunya. Dia menanyakan tentang yang Cheo Yong temukan dibawah tanah (Sketsa wajah dengan darah). Na Yeong fikir mungkin hantu (Jisoo) akan memberitahukan siapa pelakunya. Cheo Yong menyatakan, “Siapapun pelakunya, selama Choi Gyuhan masih hidup, dia tidak akan berhenti.”
Sun Woo dan Min Jae menemui dokter yang merawat Yang Mansuk. Dokter memberitahukan bahwa setiap harinya Yang Mansuk telah mati perlahan-lahan. Dokter juga menyebutkan bahwa Mansuk tidak mungkin bisa berjalan normal tanpa diberikan fentanyl (sejenis narkoba yang menyebankan kematian Park Hyungcul dan Cho Byungwoo). Sun Woo terkejut mendengarnya, dia bertanya apa dokter memberikan resep itu pada Mansuk. Namun dokter menyangkalnya, karena obat itu tidak diberikan kepada sembarang orang. Obat itu memang bisa membuat orang yang semula tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan normal. Namun apabila diberikan dengan dosis berlebihan akan menyebabkan orang yang memakainya mati mendadak.
Cheo Yong masuk ke rumah Yang Mansuk. Dirumah itu banyak lukisan terpajang. Cheo Yong terkejut saat melihat gambar wajah disana yang sama dengan sketsa wajah yang ditunjukkan Jisoo dibawah tanah.
Belum hilang keterkejutannya, dia tambah terkejut saat mendapatkan panggilan dari Sun Woo yang mengabarkan tentang fentanyl. Dan tidak hanya Choi Hosuk yang dapat datang kerumah sakit, juga para saksi mengatakan kalau ada orang yang meninggalkan seuatu ke Yang Mansuk. Cheo Yong langsung teringat dengan Kim Taemin yang tingkah lakunya mencurigakan saat diintrogasi Cheo Yong.
Choi Gyuhan masih dilindungi polisi. Dia mendapat panggilan dari Yu Dongwoo yang menghubbunginya dari telepon umum. Dongwoo marah karena mereka (Choi Gyuhan dan kedua temannya) membiarkan Dongsaengnya meninggal. Choi Gyuhan langsung panik saat mendengar ancaman Yu Dongwoo bahwa dia sudah merekam semua pembicaraan Ayah Gyuhan dan pengacaranya saat menemui Dongwoo.
Min Jae panik mencari seseorang di sekitar rumah sakit. Dan Sun Woo yang juga panik mencari didalam rumah sakit. Mereka bertemu dan sama-sama tidak menemukan Yang Mansuk dimanapun. Sun Woo mendapatkan kabar yang mengejutkan dari Ketua Byun, Choi Gyuhan menghilang. Mereka langsung berlari menuju kantor. *Hemm.. Masalah satu belum tuntas sudah bertambah lagi..*
Cheo Yong yang sedang menyetir sepertinya juga mendapatkan kabar yang sama. Dia langsung membanting stirnya dan berputar arah.
Ketua Byun memerintahkan anak buahnya mencoba melacak keberadaan Choi Gyuhan. Dia langsung frustasi saat Choi Gyuhan mematikan ponselnya sehingga keberadaannya tidak dapat terdeteksi.
Ketua Byun memejamkan matanya rapat-rapat saat melihat kedatangan Ayah Choi Gyuhan.
Dan ternyata disinilah Choi Gyuhan. Saat dia lengah, seseorang langsung menyuntikkan sesuatu kelehernya sehingga dia terjatuh tak sadarkan diri. Dan orang yang menyuntiknya tak lain tak bukan adalah Yang Mansuk.
Min Jae dan Sun Woo tiba dikantor. Mereka mendengar semua perkataan Ayah Choi Gyuhan kepada Ketua Byun yang menyalahkan kinerja detektif. Tak hanya itu, dia juga menyalahkan Yang Jisoo dan menyebutnya pelacur yang menyebabkan semua ini. Dia melihat Sun Woo yang menatapnya dengan penuh amarah.
Sun Woo yang tidak dapat menahan amarahnya akhirnya dia melontarkannya, “Kau sudah merasa hebat? Mau menghancurkan orang-orang? Apa yang dilakukan mendiang Yang Jisoo begitu salah hingga dipanggil pelacur oleh orang sepertimu? Apa yang dilakukannya salah? Apa yang dilakukannya salah hingga dia mati dilantai dingin seperti hewan.. Orang seperti dirimu..” Na Yeong mencoba menutup mulut Sun Woo walaupun tak bisa.
Ayah Choi Gyuhan yang tidak terima dengan perkataan Sun Woo hendak menghampiri Sun Woo namun dicegah Ketua Byun. Ketua Byun yang sebelumnya mencoba sabar juga kesal, “Anakmu yang kotor itu yang anjing! Siapa kau yang memanggil detektif itu anjing? Tutup mulutmu dan lihat saja. Jangan meluapkan amarahmu dan menyalahkan kami yang sedang mencari anakmu. Baiklah?”
Ketua Byun melepaskan pegangannya dari lengan Ayah Choi Gyuhan dan dia meninggalkan mereka tanpa satu kata pun terucap. Ketua Byun juga memberi isyarat kepada Sun Woo agar pergi.
Dan tinggallah disana Na yeong sendiri. Dia melihat ada pesan masuk dari Mansuk di ponsel Sun Woo, “Bukti dan senjata pembunuhan ada dikamarku di Pusat Penyembuhan. Aku minta maaf telah berbohong padamu. Aku hanya ingin memberi para b*j*g*n itu kesakitan yang mereka berikan kepada putriku. Hari ini hari ulang tahun kematian anakku. Aku akan menyelesaikan apa yang aku mulai dan setelah itu, menemui anakku. Tolong kembalikan kehormatan dan nama baik Jisoo setelah ini berakhir.”
Na yeong menjadi cemas setelah mengetahui Mansuk akan bunuh diri setelah balas dendam ke Choi Gyuhan. Dia semakin frustasi karena tak menemukan Cheo Yong. Dia menenangkan dirinya dan konsentrasi, “Hari ini hari kematian Yang Jisoo.. Dan dia ingin membuat mereka kesakitan yang sama. Jadi mungkinkah..”
Cheo Yong dan rekannya berhasil menemukan mobil Choi Gyuhan namun tak menemukan Choi Gyuhan.
Cheo Yong menerima panggilan dari Sun Na, “Ahjussi ini aku. Kita tidak punya waktu jadi kau bisa memakanku nanti! Aku fikir aku tahu dimana yang Mansuk berada!”
Cheo Yong akan mengatakan sesuatu namun Sun Na sudah menutup telfonnya. Dia kemudian memberi tahu rekannya untuk munuju ke tempat Sun Woo.
Choi Gyuhan dalam keadaan terlanjang dengan kaki dan tangannya terikat dan wajahnya sudah penuh dengan memar dan lebam. Yang Mansuk menghampirinya dan meletakkan beberapa suntikan disamping dia dan Choi Gyuhan, “Kau tahu hari ini hari apa? Ini hari anakku Jisoo dibunuh. Dengan tanganmu.. sangat kesakitan. Hari dimana dia berlumuran darah. Kau sudah lupa?”
Mansuk berdiri dan menyuntik leher Gyuhan. Gyuhan berteriak kesakitan.
Gyuhan dengan susah payah kembali duduk dibangkunya, “Jangan khawatir, ini tidak akan membunuhmu. Tapi kau akan mati secara perlahan dan menyakitkan. Itu hari yang sangat dingin.. Dan ditempat dingin seperti ini, dia mati. Sendirian.. Kesakitan.. Dia mati.. ANAKKU! Jangan terlalu sedih. Setelah aku membunuhmu. Aku akan menyusulmu. Setelah itu. Ayo bertemu di neraka.”
Mansuk menyiapkan suntikan yang kedua dan berdiri bersiap menyuntikkannya. Gyuhan menangis ketakutan dan menyesal. Dia meminta maaf dan memohon tidak dibunuh. Saat dia akan menancapkan suntikan itu ada suara yang menghentikannya.
Yang Mansuk heran karena Sun Na dapat menemukan keberadaannya. Sun Na mendekat perlahan dan mencoba menenangkan Mansuk. Mansuk memperingatkannya untuk mundur. Dia bersiap menancapkan kembali jarum suntik yang dipegangnya. Gedung bawah tanah bergetar sehingga Mansuk tak jadi menyuntiknya.
Sun Na melihat kehadiran Yang Jisoo yang melihat ayahnya (Yang Mansuk) dengan sedih. Gyuhan juga melihatnya. Mansuk tak memepercayai ucapan Gyuhan, namun Sun Na membenarkan bahwa Jisoo ada disana.
Jisoo menatap Sun Na meminta pertolongan. Sun Na menutup kedua matanya dan menyampaikan pesan Jisoo untuk Mansuk (ayahnya), “Hari itu, diulang tahunmu.. Ada sesuatu yang ingin dia sampaikan padamu. Kuas yang kau belikan untuknya.. Dia tidak membuangnya sama sekali. Seni.. Dia berfikir untuk melanjutkan seninya.”
Mansuk terperangah mendengarnya. Dia terus memanggila nama anaknya dan mencoba mencari keberadaannya.
Flashback:
Di Club, Jisoo menghubungi ayahnya, “Ayah, ini Jisoo.. Selamat ulang tahun ya. Maafkan aku memarahimu waktu itu.. Dan aku ingin mengatakan padamu secara langsung. Aku benar-benar minta maaf sebelumnya. Aku tidak mau mengecewakanmu lagi, ayah. Dan juga, aku..”
Belum selesai Jisoo bicara tiba-tiba Kim Taemin (teman Dongwoo) datang dan memaksanya untuk ikut dengannya. Dia membawa Jisoo kehadapan Choi Gyuhan, Cho Byungwoo dan Park Hyungcul. Jisoo mencoba untuk pergi namun ditahan oleh Byungwoo yang memberikan uang kepada Taemin.
Mereka bertiga membawa Jisoo ke gedung bawah tanah. Menyiksanya dan menikmati tubuhnya bergantian hingga Jisoo tak berdaya. Air mata Jisoo mengalir deras tak tertahan.
Mereka meninggalkan Jisoo ditempat yang dingin, yang merasakan kesakitan, dan sendirian. Dia berusaha keras menggunakan sisa tenaganya untuk mengambil ponselnya yang sudah rusak hingga tangannya berlumuran darah namun tak dapat menggapainya. “Ayah.. Aku minta maaf tidak mendengarkanmu.” Jisoo menutup matanya untuk selamanya.
Flashback End.
Sun Na masih melanjutkan menyampaikan pesan dari Jisoo dengan mata berkaca-kaca, “Dia bilang ini bukan salahmu. Dia bilang dia dihukum karena pergi malam hari. Karena tidak mendengarkanmu. Dia bilang semua ini adalah salahnya.”
Mansuk yang mendengar ucapan Jisoo melalui Sun Na juga tak dapat menahan air matanya dan terus mencoba mencari keberadaan Jisoo, “Tidak, tidak Jisoo! Kau sama sekali tidak salah Jisoo. Ayah.. Sangat ingin bertemu denganmu sekali lagi. Bahkan didalam mimpi aku sangat ingin.. Sangat keras.. aku berdoa sangat keras untuk bertemu denganmu.. Anakku.. Kau pasti sangat kedinginan.. Kau pasti sangat kesakitan.. Jisoo..”
Jisoo yang mendengar harapan ayahnya menangis sesenggukan. Dia menatap Sun Na. Sun Na pun menyampaikan pesannya, “Dia bilang dia baik-baik saja sekarang.. Sekarang dia telah bertemu denganmu.. Dia ingin memberitahumu sesuatu.. Dia bilang dia sangat bangga pada ayahnya lebih dari apapun yang ada didunia ini. Dia ingin tumbuh dan menjadi orang tua yang baik seperti ayahnya.”
Mansuk menangis semakin keras, “Jisoo.. Maafkan aku.. Maafkan aku tidak bisa melindungimu.. Jisoo.. Jisoo.. Jisoo..”
Merasa apa yang ingin dia sampaikan kini telah tersampaikan ke ayahnya. Bayangan Jisoo mulai memudar, menatap ayahnya kemudian lenyap.
Cheo Yong datang bersama dengan yang lainnya. Awalnya mereka menodongkan senjata. Karena situasi tidak membahayakan, Cheo Yong meminta yang lain menurunkan senjatanya.
Mansuk menjatuhkan suntikannya. Dia jatuh terduduk dan terus memanggil nama anaknya, Jisoo. Cheo Yong menatapnya sedih begitu pula Sun Na.
Setelah beberapa minggu Jong Hyun mencari informasi, kini dia datang ke kantor dengan riang. Di dekat lokasi kejadian orang yang mati karena dipatahkan lehernya tanpa luka, pelakunya terekam kamera CCTV. Na Yeong yang ikut melihatnya teerkejut dan langsung terduduk.
Cheo Yong datang, dia terkejut melihat Na Yeong yang menangis terduduk. Dia terkejut saat melihat apa yang ada ditangan Jong Hyun. Dia merebut rekaman CCTV yang ada ditangan Jong Hyun, dia gemetar saat mengamati rekaman CCTV itu. Orang yang ingin dia bunuh sudah mulai menampakkan dirinya.
Isi sinopsis ini dibuat sendiri oleh saya.
Komentar:
Aku sengaja memposting banyak gambar, karena setiap adegan di episode ini sangat sayang dtinggalkan. Nonton episode ini benar-benar miris. Menurutku tindakan yang paling kejam adalah di episode ini. Mau nulis sinopsisnya rasanya tak sanggup menuliskan mendetailnya. Bener-bener deh...
Mendengar harapan Mansuk yang tulus benar-benar tak dapat menahan air mataku.. Oke, cukup basa-basinya, langsung saja kita petik hikmah dari cerita di episode ini.
Di dunia ini masih banyak sekali praktek bahwa uanglah yang berkuasa. Memang benar. Bahkan dinegara kitapun tak jauh beda. Akankah seterusnya seperti ini? Akankah uang lebih berkuasa dari pada hukum? Akankah keadilan tidak ditegakkan?
Jika masih seperti itu, tentu tidak akan ada orang yang percaya kepada hukum seperti Yang Mansuk, sehingga dia membunuh orang yang telah merenggut kesucian putrinya, bahkan menganiayayanya sampai mati. Meskipun dikatakan bahwa hukumlah yang akan menangani, jika hukum bisa diatur dengan uang, tentu dia tidak akan percaya kepada hukum lagi.
Dan readers. Apakah Indonesia seterusnya akan seperti itu? Itu semua tergantung kepada kita. Bagaimana kita menegakkan keadilan. Bagaimana kita mendidik adik-adik dan putra-putri kita. Apakah kita didik dengan baik atau sebaliknya.
Drama ini adalah salah satu contohnya. Choi Gyuhan menjadi orang yang seperti itu (suka bermain wanita, merendahkan orang lain, melakukan apapun yang dia mau dengan uang) adalah buah dari didikan ayahnya yang juga selalu melakukan sesuatu dengan uangnya. Dia selalu menganggap bahwa uanglah yang berkuasa. Bahkan hukum pun dia taklukkan dengan uang.
NOTE: Untuk sinopsis Episode 9 aku belum tahu mau posting kapan. Karena subtitlenya juga belum keluar. Dan selama menunggu subtitlenya aku juga belum tahu mau buat sinopsis apa lagi untuk projectku selanjutnya. Mungkin ada yang punya saran?