“Tapi jika kalian tidak setuju dengan
pilihan ini, katakan saja. Daddy tidak memaksamu Nak, begitupun denganmu Jihan”
Kata Faizal
“Baik, Dad”
“Ok, Kak”
Jihan dan James mengangguk dan menyetujui apa
yang dikatakan Faizal.
^^^
“Jihan….
Jihan…” Pagi itu Tiara langsung menghampiri Jihan dengan tergesa-gesa
“Hey… Ada apa? Buru-buru amat” Kata Jihan
“Aku minta tolong kamu dong, Jihan. Pleaseee…”
“Yaelah… Kirain apaan. Minta tolong apa Tiara, aku pasti tolongin kamu kalo aku
bisa”
“Malem ini aku titip Albert dirumah kamu dong, besok pagi aku jemput sekalian
kita berangkat kerja bareng”
“Boleh bangett… Tapi emang malem ini kamu mau kemana?”
“Ntar siang aku pergi ke Bandung sama Mrs Law, tadinya sih aku gak ikut tapi
mendadak tadi pagi Mrs Law telpon aku, minta supaya aku ikut. Sedangkan yang
jagain Albert kan gak bisa kalo disuruh nginep” Jelas Tiara
“Ohh… Pertemuan sama supplier accessories itu ya?” Kata Jihan yang memang
mengetahui schedule pertemuan tersebut,
Tiara mengangguk
“Aku gak tau pulang jam berapa, soalnya pertemuan itu juga sekalian sama makan
malam bersama katanya. Dan ini tas yang isinya perlengkapan Albert buat ntar
malem sama besok pagi” Kata Tiara dan menyerahkan tas ukuran sedang berisi perlengkapan
anaknya
“Oke… Oke… Ntar sore pulang kerja aku jemput Albert di rumah kamu” Kata Jihan
“Heemm…. Makasih ya calon mantu” Canda Tiara
“Hahaha… Sama-sama calon mertua” Timpal Jihan
Jam makan siang
pun tiba, seperti biasa Jihan dan Tiara makan siang bersama. Sepanjang makan
siang tersebut, Tiara memberi “pidato” panjang lebar mengenai Albert pada
Jihan, seperti Albert yang harus sudah tidur di jam berapa, jangan diberi
makanan sembarangan, jangan dibiarkan dekat-dekat dengan alat elektronik dan hal
umum lainnya yang harus dihindari oleh balita seumuran Albert
Tiara berbicara
seakan Albert akan tinggal dirumah Jihan untuk selamanya saja padahal itu hanya
satu malam, namun Jihan tetap meng-iyakan semua itu, yah berdo’a saja Ia bisa
mengingat semuanya nanti.
Bukan tanpa
alasan sebenarnya Tiara memberitahu ini-itu pada Jihan, Tiara sangat tahu bahwa
Jihan adalah gadis yang ceroboh, semoga saja dia bisa menjaga Albert dengan
baik hingga besok pagi karena selain Jihan, Tiara tidak percaya siapapun untuk
menitipkan anaknya malam ini, lagipula Albert juga tidak akan mau tinggal
bersama orang yang tidak dikenalnya, itu malah akan membuat Tiara tambah cemas.
Setelah jam
makan berakhir, Tiara bersama Mrs Law sudah berangkat menuju Bandung. Jihan
melanjutkan pekerjaannya, tapi sebelumnya ia mengirim pesan pada Faizal.
Jihan : Kak, nanti sore jemput aku cepet ya.
Soalnya mau jemput Albert dulu dirumahnya
Tidak ada
balasan pesan dari Faizal tapi ternyata kakaknya itu langsung menelpon
“Halo, Sayang”
Sapa Faizal
“Halo, Kak. Bisa ya jemput aku lebih cepet hari ini”
“Begini sayang. Kakak lupa bilang kalo sore ini Kakak gak bisa jemput kamu…”
“Emang Kakak mau kemana?” Potong Jihan langsung
“Ada saudara jauh dari Ayah yang meninggal tadi pagi di Bogor”
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Siapa Kak?”
“Om Wira. Jadi sore ini kamu dijemput sama James ya, Kakak udah bilang ke dia
tadi”
“Eh eh… Gak usah, yaudah aku naik taksi aja kalo gitu”
“Enak aja, siapa yang bolehin kamu naik taksi. Harus pulang bareng James, nanti
Kakak telpon dia lagi buat jemput kamu lebih cepet”
Dan Faizal
langsung mematikan sambungan telponnya, dan Jihan hanya bisa menurut.
^^^
Sore harinya,
benar saja saat Jihan keluar dari Boutique,
mobil James sudah terparkir manis di depan. Setengah hati Jihan berjalan menuju
mobil tersebut dan langsung masuk.
Semenjak Faizal
di Indonesia, Jihan selalu minta diantar jemput oleh Faizal dan ini adalah
pertama kalinya dia bersama dalam satu mobil lagi dengan James.
“Ke rumah Tiara dulu ya, jemput Albert”
“Oke” Sahut James dan mulai menjalankan mobilnya
Saat dalam
perjalanan, terdengar alunan musik di dalam mobil tersebut
^^^
UNGU – CINTA
DALAM HATI
mungkin ini memang jalan
takdirku
mengagumi tanpa dicintai
tak mengapa bagiku
asal kau pun bahagia dalam hidupmu, dalam hidupmu
telah lama kupendam
perasaan itu
menunggu hatimu menyambut diriku
tak mengapa bagiku
mencintaimu pun adalah bahagia untukku, bahagia untukku
kuingin kau tau diriku
disini menanti dirimu
meski kutunggu hingga ujung waktuku
dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
dan ijinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
tuk ucapkan slamat tinggal untuk slamanya
dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja
"Ngejek
bener ni lagu. Sopan!” Umpat Jihan dalam hati mendengar lagu tersebut
Akhirnya mereka
sampai di rumah Tiara. Jihan langsung turun dari mobil dan tak berapa lama
kemudian tampak ia sudah membawa Albert dalam gendongannya.
“Tidur ya?”
Tanya James saat Jihan sudah masuk kembali ke dalam mobil
“Hhmm…”
Jihan
menepuk-nepuk pantat Albert yang tidur tenang dalam dekapannya, lama-kelamaan
Jihan juga ikut tertidur bersama Albert. James melajukan mobilnya dengan pelan
demi memberi kenyamanan bagi Jihan dan Albert yang tengah tertidur pulas,
sesekali dia membenarkan kepala Jihan yang miring ke kiri & kanan. Perasaan
hangat menyelimuti hatinya melihat pemandangan Indah disampingnya.
“Aunty… Aunty…
Hey…” James membangunkan Jihan saat mereka sudah sampai di rumah, Jihan
menggeliat namun masih belum membuka matanya.
Khas Jihan yang
selalu sulit dibangunkan jika sedang tidur.
James sedikit
menggoyang-goyangkan bahu Jihan dan berhasil, perlahan Jihan mulai membuka
matanya dan sadar sepenuhnya.
“Udah sampe ya?”
“Iya, sini biar aku yang bawa Albert kedalem”
“Em… Gak usah biar aku aja, kamu tolong bawain tas nya aja nih” Kata Jihan
James
membukakan pintu untuk Jihan. Namun tiba-tiba seseorang hadir di tengah-tengah
mereka bak benalu.
“Jameeesssss…
Ternyata kamu pulang cepet ya tadi. Pantesan waktu aku ke Resto mobil kamu udah
gak ada, tadinya aku mau nebeng bareng kamu lagi” Kata Mayra dengan manja,
membuat Jihan yang baru saja turun dari mobil mual mendengar suaranya,
menyebalkan.
“Memangnya mobil kamu kenapa lagi?” Tanya James dingin
“Ya gak apa-apa. Mau nebeng bareng kamu ajahh” Jawab Mayra percaya diri
“Bisa minggir
dulu gak kalian?” Kata Jihan galak
“Eh… Ada Aunty Jihan, hai Aunty… Gendong siapa tuh? Lucu ya dedeknya… Hehehe…”
Sapa Mayra sok ramah
“Bisa diem gak, berisik banget sih daritadi. Gak liat ini anak kecil lagi
tidur. Huh!” Semprot Jihan dan seketika membuat Mayra mengkerut
“Lebih baik kamu pulang, May. Kami sedang sibuk” Kata James lalu membantu
Jihan, mereka meninggalkan Mayra yang cemberut disana.
James menutup
pintu. Jihan berjalan menuju kamarnya untuk menidurkan Albert disana.
“Gak dibangunin
dulu, Aunty. Dia belum mandi kan?” Kata James yang entah sejak kapan sudah
berada di kamar Jihan
“Kata Tiara, biasanya bentar lagi dia bangun sendiri baru dimandiin abis itu”
Jawab Jihan
“Emang dokter
genit itu sering nebeng sama kamu ya? Kok mau-mau nya sih kamu nebengin kaleng
rombeg begitu” Kata Jihan tiba-tiba pada James
“Dokter genit? Kaleng rombeng?” Tanya James tidak mengerti
“Hhh… Mayra-Mayra” Jihan meninggikan sedikit suaranya dengan kesal
“Kebagusan tuh nama” Gumam Jihan pelan
“Oh… Itu, hanya
kadang-kadang saja, Aunty”
“Masa?”
“Tapi akhir-akhir ini dia sepertinya sengaja menunggu ku supaya dia bisa ikut”
Kata James jujur
“Emang dasar genit, kaleng rombeng, kecentilan, ganjen” Gerutu Jihan tanpa sadar
“Hiks… Hiks…
Mama…” Albert mulai terbangun
“Eh eh eh… Albert sayang, udah bangun ya. Sini sama Tante, sayang” Kata Jihan
menghampiri Albert
Namun Albert
masih terus menangis sambil memanggil mamanya, Jihan menggendong Albert.
“Mammaahh…”
Albert malah meronta, Jihan berusaha membujuknya namun Albert masih merengek
menanyakan dimana Mama-nya.
Melihat Jihan
yang tampak kebingungan menghadapi Albert, James menghampiri mereka dan
mengambil Albert dari Jihan lalu membawanya keluar, dan Albert tidak menolak
sama sekali.
“Om…” Panggil
Albert
“Iya, Sayang. Ini Om… Mau main sama Om?”
“Maauuu…” Jawab Albert antusias, ia seolah lupa kalau baru saja dia masih
menangis
Jihan melongo
melihat mereka, lalu kemudian dengan cepat dia mengeluarkan peralatan mandi
Albert. Jihan menyusul mereka.
“Al, Sayang…
Mandi sama Tante pacar yuk” Bujuk Jihan pada Albert yang berada dipangkuan
James
“Gak mau, Al mau main”
“Ehm… Al, kalo main air sama Om mau gak?” Ajak James
“Main air?”
“Iya. Mau?”
“Maauuu…”
“Sini, biar aku
saja yang memandikan Albert. Aunty mandilah dulu” Kata James, Jihan menyerahkan
peralatan mandi Albert
“Perasaan mandi ama maen aer sama, kenapa si
Albert langsung mau diajak maen aer sama si Jimmy sih. Hufh… Aku di cuekin” Oceh Jihan dalam hati
^^^
Faizal : Jihan, malam ini kakak nginep di Bogor
dulu ya. Besok pagi kami baru pulang
“Kak Faizal
sama Kak Jasmine malam ini gak pulang” Kata Jihan bermaksud memberi tahu James
“Hhmm…”
“Al, ikut Tante
yuk, kita bikin jus buah. Yuk sayang” Ajak Jihan
“Yuuukk…”
Jihan bersyukur
ada Albert malam ini dirumahnya, setidaknya ia tidak akan mati gaya ditinggal
berdua saja bersama James. Bisa-bisa ia khilaf lagi mencium James seperti malam
itu. Ckckck
Malam ini James
tidak sibuk dengan laptopnya yang seperti biasa Ia lakukan jika berada di rumah
malam hari, sejak selesai jam makan malam tadi James terus bermain dengan
Albert, dan saat Albert sedang bersama Jihan untuk membuat Jus, James justru
memperhatikan mereka dari kejauhan, tanpa sadar senyum manis tersungging di
bibirnya melihat interaksi lucu antara Jihan dan Albert disana.
Jus buah yang
dibuat Jihan sudah jadi, tapi Jihan kesusahan untuk membawa nya karena
tiba-tiba Albert yang tidak mau disuruh berjalan.
“Gantengnya
Tante kok gak mau jalan, Sayang. Kenapa… Hmm…” Kata Jihan pada Albert yang saat
ini menempel padanya persis seperti koala
“Mmm…” Albert menggumam manja sambil memainkan rambut Jihan
“Biar aku saja
yang bawakan jus nya ke ruang tengah” Kata James yang sudah berada di depan
Jihan
“Ayo…” Ajak James sambil membawa jus buah yang telah dibuat Jihan
Albert sedang
meminum jus yang dibuatkan Jihan, Tiara bilang selalu menyuruh Albert meminum Jus
atau Susu sebelum anaknya itu tidur, Jihan memilih untuk membuatkannya Jus
malam ini. Albert memberikan gelas kosong pada Jihan, ia menghabiskan jus nya.
Jihan dan James juga menikmati Jus mereka.
“Pinternya
pacar Tante” Puji Jihan dan mencium kening Albert membuat bocah kecil itu
tertawa senang.
“Mama belom
pulang ya Tante?” Tanya Albert yang masih setia berada di pangkuan Jihan
“Belom sayang. Besok ya kita ketemu Mama nya. Malam ini bobo sama Tante dulu
ya, Sayang”
Albert menganggukan kepalanya saja, sepertinya ia sudah mulai mengantuk, Jihan
memposisikan bantal dibawah kepala Albert untuk membuat tidurnya lebih nyaman.
“Tidak langsung
diajak ke kamar, Aunty?” Tanya James yang berada di samping Jihan
“Disini aja dulu deh, aku belom terlalu ngantuk” Jawab Jihan dan menepuk pantat
Albert
“Kamu kalo udah ngantuk, tidur aja duluan sana” Kata Jiihan lagi
James tersenyum
melihat Jihan, bibirnya baru saja mengatakan kalau dia belum mengantuk tetapi
dia sudah mulai menguap. Menggemaskan
“Tidak, aku
juga mau disini dulu saja” Kata James dan mengelus kepala Albert. Albert
menggeliat pelan dan semakin merapatkan dirinya dalam pelukan Jihan
Dan benar saja,
tak berapa lama Jihan ikut terlelap menyusul Albert ke alam mimpi. Tanpa sadar
Jihan menyandarkan kepalanya di bahu James, dia bersandar dengan nyaman disana.
Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia, James hendak melingkarkan
lengannya ke bahu Jihan, namun ia segera mengurungkannya.
“Kamu tau,
seperti inilah gambaran keluarga kecil yang ku impikan bersamamu saat pertama
kali aku bertemu denganmu, Aunty” Kata James setengah berbisik, Ia menyelipkan
rambut Jihan kebalik telinganya
“Eegghh…” Jihan menggeliat kecil dan mencari kenyamanan dalam tidurnya dan
semakin membuatnya semakin menyandarkan tubuhnya pada James.
^^^
Pagi-pagi
sekali Faizal dan Jasmine sudah kembali ke rumah. Setelah membersihkan diri,
Jasmine menuju kamar Jihan untuk membangunkannya. Sedangkan Faizal, sepertinya
ia sedang tidur setelah cukup lelah menyetir, berbeda dengan Jasmine yang
justru terlelap selama perjalanan mereka kembali.
Pintu kamar Jihan
tidak terkunci, Jasmine langsung masuk kedalam.
Didalam ia
melihat Jihan yang masih terlelap bersama Albert.
“Jihan… Jihan…”
“Hhmm…”
“Ayo bangun, Jihan. Sudah pagi. Bukankah sebentar lagi Tiara akan menjemput
Albert. Ayo bangun”
“Hhmm…”
“Jihan…” Jasmine menggeleng bahkan kadang Ia hampir menyerah dengan kebiasaan
Jihan yang sulit sekali dibangunkan setiap paginya ini
“Sebentar lagi, Kak”
“Sekarang Jihan, ayo bangun… Hey… Jihan…”
“Tante… Bangun Tante…” Sekarang bahkan Albert yang sudah terbangun ikut
membangunkan Jihan dengan menepuk-nepuk pipi Jihan
“Astaga… Yang dibangunin gak bangun-bangun, malah Albert yang udah bangun
duluan” Jasmine menepuk jidatnya
“Jihannnnn…”
Perlahan Jihan akhirnya mulai membuka matanya
“Akhirnya…” Jasmine menghembuskan napas lega, dan Jihan hanya menyengir tanpa
rasa bersalah seperti biasa. Jihan lalu duduk dan melihat sekelilingnya dengan
heran
“Kok aku
disini, Kak? Albert disini juga?” Tanya Jihan heran
“Ya, tentu saja kamu disini. Ini kan kamarmu, Jihan. Albert juga pasti tidur
bersamamu semalaman”
“Masa?”
“Hhh… Kamu ini kenapa sih. Yaudah mendingan kamu buruan mandi sana, biar gak
kayak orang bingung gitu. Albert biar Kakak yang mandiin” Kata Jasmine dan
menggendong Albert lalu membawanya keluar dari kamar Jihan.
“Perasaan
semalem aku masih di sofa depan deh sama Albert. Kok bangun-bangun udah ada
dikamar?” Jihan bertanya-tanya
“Jihan… Kamu
udah mandi belom?” Teriak Jasmine dari bawah sana
“I-iya Kak, ini baru mau mandi” Balas Jihan
Semalam saat
dipikirnya Jihan sudah benar-benar terlelap, James memindahkan Jihan dan Albert
secara bergantian ke kamarnya. Setelah memindahkan Albert, sebenarya James
berusaha membangunkan Jihan untuk segera pindah ke kamarnya, tapi seperti biasa
Jihan sangat sulit dibangunkan dan juga hari sudah cukup larut, James memilih
untuk menggendong Jihan menuju kamarnya. Dan bahkan sampai dikamar pun, tidur
Jihan tidak terusik sama sekali, ia masih sangat terlelap dalam tidurnya.
Ckckck...
^^^
Lagu : Ungu - Cinta Dalam Hati
- TBC -