Ahaayyy,,, Tumben nih saya update nya cepet, lagi keranjingan ngetik tadi siang,, xixixi
Happy reading aja yoww,, Muach,, :)
____________________________________
“Anakku sedang terluka Sayang” Kata Jalal lagi
“Anak kita” Protes Jodha membuat Jalal yang sebenarnya khawatir pada Rajatha
mau tidak mau tersenyum geli melihat tingkah istrinya yang masih sempat-sempatnya
memprotes disaat seperti ini, dia pun mencium kening Jodha dengan sayang.
^^^
Rajatha masuk kekamar nya, ia membersihkan diri lalu mengganti bajunya dan
mengambil air wudhu kemudian melaksanakan kewajiban untuk sholat Isya.
Selesai shalat, dengan penuh kepasrahan dan keyakinan sepenuh hati Rajatha
menengadahkan tangannya meminta, memohon dan berdo’a pada Allah swt,
Rajatha mencurahkan segala kegundahan serta kegelisahan yang ia rasakan, tiada
tempat mengadu terbaik selain pada DIA sang pemilik solusi dari segala masalah
pelik yang dialami umat-NYA.
Selesai memanjatkan do’a dan menumpahkan segala rasanya,
Rajatha menuju ranjang untuk merebahkan tubuh lelahnya terutama pikiran dan
hatinya yang juga lelah dengan semua kenyataan yang kembali ia lihat hari ini.
“Kenapa apa yang hatiku katakan tidak seperti kenyataan yang aku lihat. Hatiku
bersikeras mengatakan bahwa perasaan ini bukanlah sebuah kesalahan tetapi tidak
dengan kenyataan yang ku lihat, mencintai dan ingin memiliki istri orang lain
adalah kesalahan besar. Ya Allah, hanya Engkau yang tahu apa yang terbaik
bagiku” Dan Rajatha pun memejamkan matanya
^^^
Sedang ditempat lain, tepatnya di sebuah rumah minimalis di bilangan Jakarta,
Faridha tengah berada dipelukan seorang wanita yang menenangkannya.
“Jadi ini semua ulah dari wanita itu dan anaknya?!” Kata
Ardhan kesal setelah ia mendengar cerita dari Faridha
Faridha mengangguk lemah dalam pelukan Lavina, wanita yang memeluknya sejak
tadi ia masuk kerumah ini
“Lalu semalam kau tidur dimana Faridha?” Tanya Lavina
“Aku menginap di hotel Mbak, untunglah kemarin aku masih sempat membawa uang
cash karena kalau tidak mungkin aku sudah berakhir menjadi gelandangan, mereka
memblokir semua akses kartu kredit dan atm ku”
“Nora memang wanita jahat, sekarang kau aman disini bersama kami, hhmm”
“Terima kasih Mbak”
Sedang Ardhan nampak marah dan kelihatan sekali ia tengah menahan emosinya
“Kakak akan membantumu untuk mengambil hak mu kembali Dik dan membuat mereka
merasakan apa yang sudah mereka lakukan padamu”
“Jangan emosi seperti itu Kak, semua bisa dibicarakan dengan kepala dingin”
Nasihat Lavina
“Tidak bisa sayang, mereka berbahaya jangan sampai kita lengah”
“Terima kasih Kak, aku tahu Kak Ardhan pasti akan selalu membantuku. Tapi untuk
saat ini biarkan dulu mereka menikmati semuanya, aku juga masih ingin menata
hati dan kehidupanku kembali”
“Apa maksudmu? Kau akan membiarkan mereka hidup bebas, begitu?” Tanya Ardhan
tidak percaya
“Kakak…” Panggil Lavina dengan lembut berusaha menenangkan emosi suaminya
“Bukan begitu Kak, saat ini mereka sudah kabur entah kemana, susah untuk
melacaknya. Lagipula saat ini aku terlalu lelah untuk berpikir cara apa untuk membalas
mereka, pasti ada saatnya dimana aku menemukan mereka nanti, aku minta Kakak
jangan melakukan apapun dulu”
“Hhh,,, Baiklah jika itu mau mu, Kakak tidak akan bertindak apapun sekarang”
“Hhhmm,,,”
“Sekarang lebih baik kau istirahat Faridha, ayo ku antar kau
ke kamarmu” Ajak Lavina pada Faridha
“Selamat istirahat adikku” Kata Lavina dan mengecup kening Faridha dengan
sayang
“Terima kasih banyak Mbak dan maaf aku selalu merepotkan kalian”
“Sstt,, Tidak ada adik yang merepotkan Kakaknya,,Hmm”
“Aku sayang Mbak Lavina dan Kak Ardhan, aku seperti mendapatkan keluarga lagi
saat bersama kalian”
“Ya, kita memang sebuah keluarga sayang, sudah,, sekarang tidurlah. Selamat
malam”
“Selamat malam”
^^^
Pagi-pagi sekali Faridha sudah rapi, tadi ia meminjam rok dan kemeja milik
Lavina, kebetulan ukuran tubuh mereka sama
“Kau mau kemana Dik?” Tanya Ardhan heran melihat penampilan Faridha yang
seperti akan pergi bekerja
“Selamat pagi Kak. Dimana Mbak Lavina” Sapa Faridha ceria lalu menanyakan
keberadaan Lavina yang tidak ia lihat ada di meja makan saat ini
Faridha duduk di kursi dan mengambil sandwich yang tersedia disana
“Pagi. Mbak mu sedang membersihkan diri, tadi baru saja ia muntah-muntah
mencium bau susu yang ku minum” Jawab Ardhan
“Ohh,, Apa Mbak Lavina sedang hamil?” Tanya Faridha antusias
“Iya Faridha” Sahut Lavina yang tiba-tiba muncul dan duduk di sebelah suaminya
“Waww,, Selamat ya Mbak. Aku senang sekali mendengarnya, keluarga kecil kalian
akan semakin lengkap nanti” Kata Faridha
“Terima kasih Faridha” Kata Lavina sambil tersenyum
“Kau belum menjawab pertanyaan Kakak Dik, kau mau pergi kemana dengan pakaian
rapi seperti itu” Ardhan kembali bertanya pada Faridha
“Mencari kerja” Sahut Faridha enteng sambil mengunyah sandwichnya
“Untuk apa?” Tanya Ardhan heran sedangkan Faridha menatap aneh pada Ardhan
sedang Lavina hanya menggelengkan kepala melihat mereka
“Untuk apa? Tentu saja untuk mendapatkan uang dan memenuhi kebutuhanku, kalau
aku tidak bekerja bagaimana aku bisa makan dan hidup” Sahut Faridha jutek
“Tidak boleh, aku masih sangat sanggup membiayai hidupmu. Tinggal disini sesuka
hatimu dan katakan saja apa yang kau minta, Kakak pasti akan memberikannya
untukmu” Kata Ardhan tegas
“Aku ingin mandiri Kak, aku ingin merasakan bagaimana rasanya mencari uang dari
hasil keringat ku sendiri, sudah cukup selama ini aku berfoya-foya. Lagipula
aku tidak mau terus-terusan membebani kalian selama aku disini”
“Sekarang kau adalah tanggung jawabku Faridha, kau masih belum aman. Nora dan
Sheila bisa membahayakan mu diluar sana kapan saja. Pokoknya kau tidak boleh
kemana-mana” Putus Ardhan
“Mbakk,,,” Rajuk Faridha pada Lavina
“Jangan menyuruh Lavina untuk merayuku Faridha, aku tetap tidak akan
mengizinkanmu kemana-mana apalagi bekerja. Sudah cukup kau berada dijalanan
seharian kemarin” Kata Ardhan yang mengerti tatapan memohon Faridha pada Lavina
“Sayang,,,” Panggil Lavina lembut pada Ardhan
“Tidak Lavina” Kekeuh Ardhan, Lavina melirik kearah Faridha yang masih memasang
tatapan penuh permohonannya dan itu membuat Lavina tidak tega menolaknya, ia
mengerti perasaan Faridha karena saat ia meminjam bajunya tadi pagi Faridha
sudah mengatakan kalau ia sangat ingin memulai hidup mandiri salah satunya dengan
menghasilkan uang dari hasil jerih payahnya sendiri.
“Hhmm,, Menurutku tidak ada salahnya membiarkan Faridha
bekerja Kak” Kata Lavina mulai bicara, Ardhan langsung menatapnya tidak suka
“Dengarkan aku dulu” Lanjut Lavina lagi karena Ardhan sudah akan menyela
kata-katanya
“Faridha memang tanggung jawabmu Kak dan hanya kita orang dimiliki Faridha saat
ini, tentu saja aku juga tidak ingin siapapun membahayakan Faridha, aku sangat
menyayanginya seperti adikku sendiri. Faridha sudah dewasa dan pasti tahu
bagaimana menjaga dirinya, biarkan ia memilih ingin seperti apa hidupnya asal
itu adalah sebuah kebaikan dan tidak merugikan. Kita akan tetap menjaganya tapi
bukan berarti kita mengekang kehidupannya Kak” Lavina berkata dengan lembut dan
tenang pada Ardhan membuat pendirian Ardhan goyah dan Faridha menyunggingkan
senyum manisnya kearah Lavina
“Ternyata aku menikah dengan seorang penyihir cantik, kata-kata mu bagai mantra
yang tidak bisa kubantah Sayang” Kata Ardhan dan mencium bibir Lavina dengan
lembut membuat Faridha salah tingkah dan malu sendiri melihatnya
“Dan kau adalah pria yang penurut dan aku sangat suka pria yang penurut” Bisik
Lavina mesra, Ardhan sudah akan mencium kembali namun Lavina menghentikannya
“Sudah Kak, malu ah dengan Faridha”
“Memangnya kau bisa bekerja apa Faridha?” Kini Ardhan sudah
beralih menatap kearah Faridha
“Eemm,, Apa saja, jadi office girl juga tidak masalah”
“Office girl??!!”
“Tidak mungkin aku langsung menjadi direktur kan Kak. Huffhh” Dengus Faridha
“Tapi tidak dengan office girl juga Faridha, kau bisa memulai bekerja menjadi
seorang assistant, admin atau staff mungkin”
“Aku hanya punya ijazah SMA kak dan kau pasti tahu jaman sekarang pekerjaan apa
yang didapatkan untuk lulusan SMA, walaupun juga ada lulusan SMA yang
mendapatkan pekerjaan dengan posisi yang bagus tapi itu sangatlah jarang”
“Kenapa kau tidak membawa ijazah kuliah atau sertifikat pendidikan mu yang
lain? Ayah pasti tidak sembarangan memilihkan universitas untukmu dan Kakak
tahu kau gadis yang pintar Dik” Kata Ardhan membuat Faridha memutar bola
matanya karena kesal
“Ya, ayah memang memilihkan ku universitas yang bagus bahkan aku termasuk dalam
5 besar lulusan terbaik di Indonesia saat itu. Kemarin saat keluar dari rumah
aku sama sekali tidak terpikir untuk membawa hal-hal seperti itu Kak, lagipula
ijazah SMA yang aku punya ini juga hanya copy-an nya saja yang aku dapatkan
saat membuka-buka email lama ku semalam” Terang Faridha panjang lebar
“Astaga,,, Ya sudah kalau begitu kau bekerja di perusahaan Kakak saja” Tawar
Ardhan langsung
“Tidak mau, aku ingin mandiri Kak, tolong biarkan aku mencari pekerjaan sendiri
dengan caraku” Kata Faridha memelas membuat Ardhan jadi serba salah, tidak
tahukah Faridha bahwa Ardhan sangat tidak tega dan khawatir pada dirinya
Ardhan berjalan mendekati Faridha dan mencium keningnya lalu
memeluk Faridha dengan sayang. “Baiklah, satu minggu. Kakak berikan waktu satu
minggu untuk mu mencari kerja sendiri, tapi jika sampai satu minggu kau belum
dapat pekerjaan yang kau inginkan, kau harus memilih bekerja di perusahaan
Kakak atau tidak sama sekali” Putus Ardhan akhirnya, Faridha hanya bisa mengangguk.
^^^
Sudah tiga hari berlalu sejak Faridha meminta izin untuk
mencari kerja, dan sampai hari keempat Faridha masih belum juga mendapatkan
pekerjaan, setiap pagi ia selalu bersemangat untuk mencari kerja dengan membawa
kelengkapan surat seadanya, walau masih belum ada panggilan dan beberapa perusahaan
menolaknya secara langsung ia tetap semangat dan ceria menjalaninya, membuat
Lavina senang akan semangat yang dimiliki Faridha, sedang Ardhan sudah tidak
sabar menunggu satu minggu ini berlalu untuk mendengar apa keputusan Faridha,
karena Ardhan menjadi tidak tenang selama bekerja sejak hari itu, pikirannya
selalu was was akan Faridha walau saat kembali kerumah Faridha selalu baik-baik
saja. Ia benar-benar menyayangi mantan istri yang sudah seperti adiknya sendiri
itu.
Sekarang hari Kamis, tinggal hari ini dan besok kesempatan
Faridha untuk mendapatkan pekerjaan, karena di hari Sabtu kebanyakan perusahaan
akan tutup.
“Hhh,,, Kak Ardhan apa tidak tahu kalau mencari pekerjaan itu susah, bayangkan saja
dia hanya memberiku waktu satu minggu. Huuffhh” Keluh Faridha di tengah
panasnya ibukota Jakarta siang ini
Hari ini ia sudah keluar masuk empat perusahaan dan semua hasilnya sama, ia
ditolak karena mereka sedang tidak membutuhkan karyawan baru, lowongan untuk
office girl pun tidak ada.
Hingga ia sampai di sebuah gedung perusahaan yang menjulang
tinggi dengan kokohnya, dengan nama terbentang jelas “AKBAR INTERNATIONAL
GROUP”
“Waw,, Besar sekali perusahaan ini bahkan lebih besar dari gedung
perusahaan milik Ayah, tidak mungkin aku bisa diterima disini, perusahaan kecil
saja menolak lulusan SMA seperti ku apalagi perusahaan besar seperti ini” Kata
Faridha pada dirinya sendiri, tapi sebenarnya ia penasaran ingin masuk kedalam
gedung tersebut
Dan setelah mempertimbangkan kembali, akhirnya Faridha
memutuskan untuk masuk kedalam, masa bodoh dengan tatapan orang didalam sana nanti,
ia hanya penasaran, hingga seorang satpam menghentikan langkahnya.
“Maaf Nona, ada keperluan anda kemari” Tanya satpam dengan ramah
“Eem,, Sa,,saya,, ada keperluan bertemu seseorang, aku sudah janji
dengan,,Emm,, Pak Anwar, ya Pak Anwar” Bohong Faridha. Sang satpam menatap
curiga pada Faridha
“Sial” Batin Faridha
“Anda tidak percaya Pak. Baiklah, saya akan menelphon Pak Anwar dan mengatakan
padanya bahwa saya tamu yang dia tunggu-tunggu sejak tadi, sekarang ditahan
oleh salah satu satpam diluar” Ancam Faridha, mati-matian ia berbicara dengan
tegas untuk meyakinkan satpam didepannya ini. Good Faridha
“Maaf, baiklah kalau begitu, silahkan masuk Nona” Kata satpam tersebut
Dan dengan penuh percaya diri, Faridha melenggang masuk
kedalam gedung mewah yang sudah membuatnya penasaran setengah mati sejak tadi
ingin memasukinya
“Terima kasih Pak Anwar, siapapun kau
maaf ya sudah mencatut nama anda, tiba-tiba saja nama itu muncul dan beruntung
ternyata disini ada yang bernama Pak Anwar, hihihi ” Batin Faridha geli
Brakk
“Adduuhh”
Faridha yang sedang asik melihat-lihat tiba-tiba mendengar seperti suara orang jatuh
tepat dibelakangnya, ia pun menoleh dan langsung membantunya
“Tante tidak apa-apa?” Tanya Faridha setelah membawa wanita tersebut duduk di
salah satu kursi, sepertinya ini ruang tunggu
Orang-orang yang berjalan disekitar sana sudah akan membantu namun wanita
tersebut menolak dengan halus
“Saya tidak apa-apa, sudah ada yang membatu saya, lanjutkan saja pekerjaan
kalian. Terima kasih” Katanya
“Terima kasih sudah menolongku Nak..Kau,,,?”
“Ya?” Tanya Faridha bingung, wanita di depannya ini seperti mengenal dirinya
namun Faridha merasa ini adalah pertama kalinya melihat wanita yang baru saja
ia tolong ini
“Kau Faridha kan?”
“I-iya, Maaf tante siapa ya?”
“Jodha, kau masih ingat? Kau sudah bisa melihat sekarang, syukurlah ya Tuhan”
Ya, wanita cantik yang ditolong Faridha adalah Jodha, ibu Rajatha. Ia datang ke
perusahaan ini untuk mengantarkan makan siang untuk putra tersayangnya.
“Tante Jodha?” Faridha mencoba mengingat-ingat
“Tante Jodha,, Yang waktu itu menolongku terjatuh di supermarket?” Kata Faridha
akhirnya
“Iya sayang. Akhirnya kita bertemu lagi” Kata Jodha senang karena akhirnya
Faridha mengingatnya, tanpa segan ia langsung memeluk Faridha
Faridha membalas pelukan hangat tersebut dengan terharu
“Apa pelukanku masih sehangat pelukan bundamu Nak?” Tanya Jodha, ia masih ingat dulu Faridha pernah mengatakan kalau
pelukannya sehangat pelukan bundanya yang sudah tiada
“Tante masih ingat itu?”
“Tentu saja sayang”
“Pelukan tante masih sehangat pelukan bundaku, memberiku kenyamanan” Kata
Faridha dengan memejamkan matanya menikmati pelukan Jodha
“Aku tidak tahu kenapa rasanya sangat
damai berada dalam pelukan tante Jodha, beruntung sekali anaknya yang selalu
mendapatkan pelukan seperti ini”
Batin Faridha
Jodha mengajak Faridha makan di kantin perusahaan tersebut
dan mereka mengobrol santai, ia sangat suka pada Faridha. Mungkin karena ia
tidak punya anak perempuan dan bertemu dengan Faridha yang cocok dengannya
membuat Jodha betah berlama-lama berbicara dengan gadis manis tersebut.
“Ngomong-ngomong sudah berapa lama kau bisa melihat Nak”
Tanya Jodha
“Baru beberapa minggu ini tante” Jawab Faridha, Jodha mengangguk
“Oh ya,, tante, tadi sepertinya saat tante jatuh banyak sekali yang ingin
membantu, tante salah satu client besar perusahaan ini ya? Mereka sepertinya sangat
mengenal dan menghormati Tante ” Tanya Faridha penasaran
“Hehee,,, Tante bukan client perusahaan ini Faridha”
“Lalu?”
“Rajatha pemilik perusahaan ini, dia adalah putra kesayanganku”
“Oohh,,, Ja-jadi,, Tante,, Ma-maaf,,”
“Hey,, Jangan bersikap seperti itu Nak” Kata Jodha yang melihat Faridha seperti
malu padanya
“Tapi tante,,aku,,” Faridha jadi salah tingkah, tadi ia masuk kesini karena
sudah membohongi seorang satpam
“Tenanglah Faridha, bersikaplah seperti biasa, aku tidak suka membeda-bedakan
orang lain. Kalau boleh aku tahu, ada keperluan apa kau disini? Apa kau bekerja
disini juga?” Tanya Jodha
“Eem,, Anu,, Itu,,Tadi,,”
“Kau lucu sekali Faridha, bicaralah dengan tenang Nak, ayo”
Faridha menarik napas dan membuangnya perlahan, ia takut kalau Jodha akan marah
saat tahu ia masuk kesini karena sudah berbohong pada salah satu satpam diluar sana
“Apapun yang aku katakan, tolong maafkan aku sebelumnya Tante. Tadi, saat aku
berjalan melewati perusahaan ini, eem,,, aku sangat penasaran ingin masuk
kedalam sini, aku sempat ingin berbalik tapi entah mengapa rasanya aku sangat
ingin masuk kedalam sini dan karena aku tidak punya alasan yang tepat untuk
masuk, akhirnya aku membohongi satpam didepan sana dan mengatakan kalau aku ada
janji dengan salah satu karyawan disini” Faridha menghentikan ucapannya dan
melirik Jodha yang saat ini tengah serius menatapnya, ia pun melanjutkan
kembali
“Dan akhirnya satpam itu percaya dan mengizinkan aku masuk” Faridha kembali
menunduk setelah menyelesaikan kata-katanya, setelah beberapa saat ia tidak
mendengar tanggapan apa-apa dari Jodha, Faridha pun memberanikan diri mengangkat
kepalanya dan ia melihat Jodha seperti menahan tawa saat ini
“Gadis manis yang nakal,,, Hahaha” Dan akhirnya Jodha pun tertawa, sungguh
Faridha tidak menyangka, ia pikir Jodha akan marah karena sudah berbohong di
perusahaan anaknya. Mereka pun tertawa bersama dan semakin akrab saja
“Maaf tante” Kata Faridha
“Tidak apa-apa sayang, tante senang dengan rasa penasaran mu” Kata Jodha
membuat Faridha tersenyum malu
“Oh ya, tadi kau bilang sedang berjalan melewati perusahaan ini, memang
sebenarnya kau mau kemana Faridha?”
“Hhm,,, Aku sebenarnya sedang mencari pekerjaan Tante”
“Sudah melamar disini?” Tanya Jodha dan Faridha pun menggeleng
“Loh,, kenapa?”
“Perusahaan milik anak Tante ini sangat besar, saya tahu diri Tante. Saya yang
hanya lulusan SMA tidak mungkin bisa diterima disini, beberapa perusahaan kecil
saja langsung menolak saya apalagi perusahaan ini, mungkin sebagai office girl
disini pun saya tidak akan diterima” Kata Faridha membuat Jodha menatap tidak
percaya
“Hhmm,, Saya mengerti kalau Tante tidak percaya, tapi inilah saya yang sekarang
Tante” Tambah Faridha lagi
“Maaf,, bukan begitu maksud Tante, Sayang” Kata Jodha tidak enak hati
“Tidak apa-apa, ada hal yang baru saja terjadi di hidup saya yang belum bisa
saya beritahukan pada Tante. Eem,, Kalau begitu saya permisi, mau mencari-cari
lowongan pekerjaan di tempat lain dulu” Pamit Faridha
“Kau diterima bekerja disini Nak” Kata Jodha cepat
“Hah?”
Jodha tersenyum dan menarik tangan Faridha keluar kantin tersebut
“Besok Senin kau datang kemari untuk bekerja, tapi tidak apa-apa kan kalau
untuk sementara kau menjadi office girl dulu, Tante janji itu tidak akan
selamanya. Rajatha menerapkan peraturan minimal para karyawan disini adalah
lulusan D3, dan lulusan dibawah itu adalah untuk office girl atau bagian
kebersihan, kecuali jika mereka bisa lolos dalam test yang diberikan langsung
olehnya dan untuk melakukan test itu minimal kau harus sudah bekerja selama
tiga minggu dan dia yang akan memilih secara langsung siapa saja yang akan
mengikuti test tersebut dan sebaliknya jika mereka yang merupakan lulusan
sarjana namun pekerjaan mereka tidak ada peningkatan maka Rajatha tidak akan
segan-segan menurunkan jabatan mereka. Jadi semua tergantung pada individu itu
sendiri apa mereka ingin maju atau tidak” Terang Jodha panjang lebar, Faridha
mengangguk mengerti.
“Bagus juga penerapan cara kerja
perusahaan ini” Batin Faridha
“Tidak masalah sama sekali Tante kalaupun menjadi office girl disini, tapi apa
anak Tante mau menerima saya bekerja disini?” Tanya Faridha masih tidak yakin
“Dia tidak akan bisa menolak kalau Tante sudah meminta” Jawab Jodha, Faridha
tersenyum
“Dia pasti sangat menyayangi Tante”
“Tante lebih menyayanginya Nak”
“Ya Allah,,, Bisakah aku merasakan kasih
sayang seorang ibu lagi, aku ingin” Do’a Faridha dalam hati
^^^
Rajatha pulang kerumah larut malam, ia menemui Papa nya sebentar di ruang
kerjanya. Jalal tetap bekerja dan memantau perkembangan The Worlds walau ia
berada jauh dari perusahaan nya tersebut.
“Baru pulang Sayang?” Tanya Jodha saat Rajatha keluar dari
ruang kerja Jalal
“Iya, selamat malam Mah” Sapa Rajatha dan mencium tangan Jodha
“Selamat malam sayang”
Rajatha kemudian berjalan menuju kamarnya namun Jodha memanggilnya
“Sayang, Mama lupa memberitahumu tadi. Nanti hari Senin ada office girl baru di
perusahaanmu. Mama titip dia ya, jangan disuruh bekerja terlalu berat, dia
gadis yang manis” Kata Jodha sumringah, sedangkan Rajatha menatap heran pada
Mamanya, sejak kapan Mamanya ini ikut mengurusi hal-hal seperti itu
“Tapi perusahaan ku sudah tidak membutuhkan orang baru lagi Mah, bahkan aku
sudah menutup lowongan pekerjaan di perusahaanku sejak dua minggu lalu. Office
girl dan Office boy pun sudah banyak” Kata Rajatha
“Hanya menambah satu orang tidak akan membuat perusahaan mu penuh Rajatha. Oh,,
Kalau kau tidak mau membayar gajinya, biar Mama saja yang membayarnya”
“Astaga,,, Bukan itu maksudku Mah” Kata Rajatha dan mendapat tatapan tajam dari
Mamanya
“Okey,, Baiklah,,Siap laksanakan Mamaku sayang. Aku akan menerima gadis manis
Mama itu bekerja di perusahaanku Senin nanti. Apa sudah cukup?” Rajatha akhirnya
mengalah pada Jodha, se-la-lu.
“Cukup. Terima kasih sayang” Jodha lalu mencium kedua pipi Rajatha dengan gemas
dan tepat saat itu Jalal keluar
“EHEM”
“Sayang, sudah selesai bekerjanya?” Tanya Jodha santai
“Apa tanganmu belum selesai jagoan?” Tanya Jalal pada Rajatha yang sedang
memeluk pinggang Jodha saat Jodha mencium pipinya tadi
“Uppss,, Sorry Bos,,” Kata Rajatha pura-pura takut dan
segera meninggalkan orang tuanya.
“Apa yang kalian bicarakan tadi, terdengar bising sekali
sampai kedalam” Tanya Jalal dan kini tangannya sudah memeluk dengan posesif
pinggang ramping istrinya itu
“Kita ke kamar dulu, nanti aku ceritakan” Jawab Jodha
Jalal tersenyum lalu menggendong Jodha membuat sang istri tersipu malu dan
mengalungkan tangannya di leher kokoh Jalal.
^^^
“Kau benar-benar sudah mendapatkan pekerjaan Dik? Pekerjaan apa? Dimana?”
Ardhan langsung mengintrogasi Faridha begitu ia pulang
Lavina hanya diam mendengarkan, ia senang akhirnya Faridha dapat membuktikan
kalau ia bisa mendapatkan pekerjaan dengan caranya sendiri
“Hhh,, Aku akan menjawab satu persatu ya Kak Ardhan tersayang. Pertama IYA, aku
sudah dapat pekerjaan. Kedua aku bekerja sebagai OFFICE GIRL. Dan yang terakhir
aku bekerja di perusahaan AKBAR INTERNATIONAL GROUP” Jawab Faridha
Ardhan sudah akan marah saat mendengar kalau Faridha bekerja sebagai Office
Girl namun ia langsung terkejut saat mengetahui bahwa Faridha bekerja di
perusahaan besar itu, perusahaan yang menjadi idaman semua orang saat ini,
perusahaan yang baru saja berdiri beberapa bulan namun mampu menarik banyak
investor asing untuk menanamkan modal mereka disana, Ardhan bahkan penasaran
untuk bertemu secara langsung dengan pemilik perusahaan tersebut, Bapak
Rajatha.
“Akbar International Group?” Tanya Ardhan tidak percaya
“Yapss,, Perusahaan yang sedang menjadi primadona saat ini, Kakak pasti lebih
tahu daripada aku kan” Kata Faridha tersenyum sambil menaikan-turunkan kedua
alisnya
“Bagaimana bisa?”
“Sudahlah Kak jangan ditanya bagaimana aku bisa bekerja disana, yang penting
perusahaan besar itu menerima ku sebagai office girl dan aku sudah mulai bisa
bekerja Senin nanti”
“Baiklah,, Walaupun Kakak masih tidak percaya kau bisa diterima diperusahaan
sebesar itu tapi apa kau yakin untuk menjadi office girl disana Dik?”
“Tentu saja, lagipula apa yang salah dengan office girl. Sudah ya Kak, aku
permisi dulu, ingin istirahat. Selamat malam Kak, Selamat malam Mbak” Pamit
Faridha dengan riang dan berlalu menuju kamarnya
“Jangan mematahkan semangatnya Sayang” Kata Lavina yang
melihat masih ada kebimbangan diwajah suaminya membiarkan Faridha bekerja
“Apa dia bisa menjadi office girl Sayang, selama ini dia adalah gadis yang
selalu dilayani oleh banyak pelayan. Aku hanya khawatir jika dia membuat
kesalahan dan orang-orang disana akan dengan seenaknya memarahi dia karena
posisinya yang hanya sebagai office girl. Ya Tuhan,,,” Ardhan mengusap wajahnya
“Biarkan dia belajar Kak, ini akan menjadi pengalaman untuknya. Aku yakin
Faridha tidak akan diam saja jika dia perlakukan semena-mena”
“Ya”
^^^
Next Part : Pertemuan Faridha dan Rajatha
__________________________________
- To Be Continue -