Jodha berjalan mendekati Jalal. Jalal berkata :” pagi ini penuh berkah. Ada apa?”
jodha gugup “ sebenarnya..” ia sangat gugup, ia memilin kertas di tangannya. Jalal melihatnya, :” Apa itu? biar aku melihatnya.”
Jodha :’ tidak, jangan di lihat sekarang” namun Jalal sudah mengambil dan membukanya
jalal tersenyum senang :’ ada tulisan AKBAR”
jodha :” aku sedang latihan menulis nama mu”
Jalal memuji :” bagus sekali. ini cukup bagus ratu jodha”
Jodha senang :” aku berusaha semampu ku.”
jalal
:’ ini bagus sekali” Jalal lalu bertanya :” wanita rajput tidak boleh
memanggil nama suami mereka. apakah mereka boleh menulisnya?”
Jodha :’ ya, tentu”
Jalal : “ratu ruqaiya memanggilku ‘Jalal’. ingin sekali mendengar kau memanggil nama ku.”
jodha merajuk :’ aku sudah bilang ku tidak bs melakukannya.”
Jalal
menggoda :” saat kau membenciku dulu, kau selalu memanggilku Jalal,
namun sekarang kau sudah tidak mau menyebut nama ku “ Jodha menunduk, ia
tersenyum malu-malu.
jalal
:” kau tahu aku tidak bs membaca, bisakah kau bacakan ini untukku?
apakah tulisannya ‘Jalal’?” ia menunduk melihat kertas yg di berikan
Jodha tadi.
jodha mendekat :’ tidak, nama mu yg satu lagi”
Jalal :” raja?”
Jodha :” bukan yg itu, “
jalal :” kalau begitu, tulisannya jalal”
jodha
jadi tidak sabar :” tulisannya adalah Jalalludin Muhammad..” Jodha
terdiam, ia sadar telah menyebut nama suaminya. Jalal tersenyum senang,
namun jodha cemberut“ apa yg telah ku katakan? “
jalal senyum-senyum :’ syukurlah, aku sudah mendengar nya.” Jodha sadar telah di tipu, “ kau menggoda ku lagi!”
Jalal
beralasan :” setiap kali kuminta menyebut nama ku, kau tidak pernah
mau. terimakasih” jodha tersenyum, ia tidak jadi marah setelah melihat
wajah jalal yg terlihat sangat senang krna sudah mendengar Jodha
menyebut namanya. Jalal bertanya apakah jodha tahu arti dari namanya?
Jodha
menjawab :” akbar berarti maha besar, maha kuasa dan yg paling mulia.”
jalal terdiam, ia seperrti mernungkan namanya. jodha bertanya :’ ada
apa? kau terlihat begitu serius”
Jalal menjawab :” sudah seharusnya, karena rakyat sudah memberi ku tanggung jawab yg begitu besar.’
Jodha :” kau tak perlu membuktikan apapun, karena kau sudah melakukannya dengan baik.”
jalal
berbalik membelakangi jodha :’ tidak jg ratu jodha. aku bukan anak yg
baiik, Istri ayahku, ibuku, aku tidak bisa membantunya”
Jodha
menaruh tangan nya di pundak jalal, ia menghibur jalal “ setidaknya kau
sudah berusaha mencarinya. kalau kau bisa, kau pasti akan berhasil
menemukannya”
Jalal kembali bersemangat :” aku akan menemukannya, ratu jodha. walau kita tidak tahu seperti apa keadaannya sekarang”
Maham
datang ke tempat ia menyembunyikan Ratu Chand dan bertanya, “Apakah
Anda mengenali saya?” Ratu Chand menjawab dengan terba-bata, “Tidak.”
Maham kesal, “Apa yang Anda lakukan?” Ratu Chand tertawa, “Nigar, putriku bagaimana aku bisa melupakanmu.”
Maham: “Aku bukan putri Anda.”
Ratu
Chand ketakutan dan mendekap boneka di gendongannya, “Pergi dari sini.
Aku tidak akan memberikan putriku, kau di sini untuk membawanya.”
Maham
menjabak rambutnya, “Anda harus mengakui di depan semua orang, siapa
aku dan diri Anda sendiri. Anda akan mengingat segalanya.”
Maham
Anga keluar dari gua. Maham menutup wajahnya dengan selendang ketika
dia keluar. Ia melihat tanda di dinding. “Ini tampak seperti ada orang
yang menandai untuk mengingatnya. Ada seseorang yang mengetahui tentang
tempat ini.”
Di dalam suatu tenda yang sedikit gelap, Malam itu Sharifudin bersama dengan Abul Mali.
Sharifudin:
“Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bagaimana cara menghancurkan
Jalal, ini seperti memenangkan hati orang yang ingin membunuhku. Aku
ingin kau menjadi menurutiku.”
Abul
mali: “Ya bersabarlah. Aku telah menjadi bawahan selama ini. Aku tidak
bisa melakukannya lagi. Aku harus mendapatkan tambangnya. Jangan
khawatir kau akan mendapatkan semua yang kau inginkan segera.”
Sharifudin:
“Sampai jalal masih hidup ini tidak mudah. Yang lain mengatakan kau
telah mengalahkan Yang Mulia membunuh hanya pilihan.” Sharifuddin
tertawa.
Abul
mali: “Aku pikir lebam telah dilakukan otakmu. Jalal akan kalah. Ya dia
akan segera kalah. Perang ini akan mengambil segala sesuatu darinya.
Bukan aku. Seorang tentara yang telah menyebar. Mereka akan memukulinya.
Jalal adalah seperti singa dia tidak bisa dikalahkan dengan mudah. Aku
memiliki pikiran rubah dan kecepatan macan tutul. Pembunuhan adalah
kebiasaanku. Ada sesuatu seperti rahmat dan damai sejahtera yang ku
dengar. Satu yang dapat membuat Jalal bertekuk lutut. Dia adalah ibu
tiri Jalal, Machuchak.
Diperlihatkan
beberapa orang yang berada di daerah dingin dan seorang wanita datang
berkuda dengan wajahnya tertutup. Seorang pria digantung dengan kakinya
diatas. Wanita itu turun dari kudanya dan bergerak ke arah pria
tersebut. Pria itu ketakutan, “Ampunilah saya. Seseorang tolong
selamatkan saya.”
Wanita
tersebut mengatakan, “Keinginan terakhir orang sekarat harus diberikan
tetapi kau meminta sesuatu yang tidak aku punya. Tidak ada pengampunan,
tidak ada belas kasihan.” Dia mengambil pisau, “Kau harus meninggalkan
dunia ini tanpa kau inginkan.” Dia menyayat dadanya.”
Pria itu menjerit histeris, “Ampunilah saya.”
Wanita itu memotong tali yang mengikat kakinya sehingga dia terjatuh. “Kematiannya harus baik sehingga aku bisa bahagia.”
Dua
orang pria menmbawa pria terebut ke ditempat didepannya dan metakkan
kepalanya disana. Seorang pria datang dan memotong lehernya.
Wanita
tersebut melepaskan kain yang menutupi wajahnya dan tertawa. “Jalal
akan mengingat namaku sampai penghakiman hari ini.” Dan wanita itulah
yang bernama Machuchak.
Sinopsis by Hime dilengkapi oleh ChusNiAnTi
Picture by ChusNiAnTi