Benazir bersama dengan Zakira di kamarnya. Ia mencium bunga berwarna putih dan setelah diciumnya, bunga itu langsung layu. “Aku masih memliki cukup racun.” Benazir menanyakan apa Zakira sudah mempersiapkan ularnya. Zakira membenarkannya. Ia kemudian menanyakan kepada Benazir apa benar-benar akan melakukan rencananya malam ini, padahal Imtiaz menyuruhnya melakukannya besok. Benazir mengatakan bahwa ia ingin segera melakukannya. Ia kemudian bercermin, “Aku akan memuaskan melihat diriku di cermin ini, karena setelah rencana ini berhasil, aku harus segera meninggalkan tempat ini.”
Jalal sedang duduk diatas tempat tidurnya. Benazir datang ke kamar Jalal. Ia memulai melancarkan rayuannya. Jalal jengah namun ia tak menolak. Benazir sudah bersiap untuk mencium Jalal sedangkan Jalal menutup matanya.
Namun aksi Benazir langsung terhenti saat Ruqaiya datang ke kamar Jalal dan menghentikan mereka. Benazir beranjak pergi dan Ruqaiya masuk menghampiri Jalal. Ia mengungkapkan kekesalannya pada Jalal. Jalal menenangkannya dengan mengatakan bahwa lain kali ia akan mengatakan bahwa Ruqaiya adalah Ratu Kepala dan memiliki kedudukan khusus.
Semua orang sudah berkumpul untuk menyaksikan adu gulat. Jalal tersenyum melihat Jodha yg gelisah. Jodha balas menatap Jalal tanpa menyembunyikan ketakutannya. Ia kemudian melihat Benazir yg berdekatan dengannya. Jodha kemudian melihat Jalal setelah melihat Benazir. Senyum Jalal langsung menghilang saat tahu bahwa Jodha berfikir ia menatap Benazir.
Atghah Khan mengungumkan bahwa Imtiaz telah menantang kerajaan mughal. Imtiaz akan bertanding dengan 3 penggulat pilihan dari Kerajaan Mughal. Jika Imtiaz kalah, maka ia akan dijadikan budak, dan jika ke 3 penggulat itu berhasil dikalahkan Imtiaz, maka kerajaan Mughal akan mengakui kekalahannya.
Zakira berbisik kepada Benazir bahwa menurutnya Imtiaz akan menang. Benazir menimpali, “Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Kerjaan Mughal memiliki banyak kesatria yg hebat.”
Adu gulat dimulai. Semua orang tampak tegang. Penggulat pertama berhasil dikalahkan Imtiaz dengan mudah. Semua rakyat yg sebelumnya mengeluk-elukkan nama Mughal, semua terdiam karena penggulat Mughal berhasil dikalahkan. Jalal pun tampak tak terima dan marah, ia semakin marah saat melihat penggulat ke 2 juga berhasil dikalahkan.
Atghah Khan hendak mengungumkan penggulat ke 3, namun Jalal menghentikannya dan ia yg akan maju, namun Maham Anga melarangnya. Kemudian ia meminta waktu untuk berbicara dengan Jalal berdua.
Maham Anga membujuk Jalal supaya menggunakan Adham Khan. Karena tidak layak jika seorang Raja menghadapi rakyatnya. Jalal tidak langsung menyetujuinya, ia harus bertanya kepada Ruqaiya. Maham Anga berkata dalam hati, ia berharap Ruqaiya akan berada di pihaknya sehingga Adham Khan dapat bebas dari penjara.
Jalal dan Ruqaiya berbicara berdua. Ruqaiya terus berbicara dengan nada tinggi. Ia bersikeras untuk menerima usulan Maham Anga. Semua ini ia usulkan demi Kerajaan Mughal. Jalal tidak seharusnya melawan rakyatnya, Raja harus melawan Raja dan Prajurit harus melawan Prajurit. Ruqaiya meyakinkannya bahwa ia sudah memaafkan Adham Khan, dan saat ini Adham Khan statusnya sudah sama dengan Rakyat biasa. Dan juga, Adham Khan sudah menerima hukumannya.