Jalal berkata kalau dia mempunyai kabar gembira untuk Jodha. Jodha menjawab dia tahu kalau Jalal sudah membuat persiapan untuk kepulangannya ke Amer. Jodha merasa bahagia sangat bahagia. Meskipun harus pulang sebagai seorang wanita yang diceraikan suaminya, setidaknya dia akan mendapat kedamaian kalau kembali ke Amer. Sebagai Janda kalau kembali ke rumah orang tuanya, orang tuanya akan merasa malu, namun Jodha yakin mereka akan menerimanya dan berusaha untuk membuatnya bahagia. Jodha meminta Jalal mengatakan tujuannya, dan berjanji akan mematuhi apapun yang di perintahkan Jalal dan tidak akan membuat malu ayahnya.
Jalal menatap Jodha dan mendengarkan kata-katanya dengan emosi membara. Jalal membentak Jodha karena sejak dia bebas, dia selalu bicara tentang Amer-Amer dan Amer saja. Jalal menginggatkan Jodha kalau dirinya masih di Agra.
Jodha membalas dengan mengatakan bagaimana dia bisa lupa, di sini dia sekarat setiap saat. Tangan Jalal mengepal menahan marah. Jodha melihatnya dan menantang Jalal agar meluapkan amarahnya. Dan dia akan merasa senang karena telah membantu Jalal melepas amarahnya. Jalal berkata kalau dia memang sangat marah dan ingin mengatakan banyak hal, namun dia tidak akan mengatakannya, karena untuk apa mengeluh di depan tamu. Jalal meninggalkan Jodha yang terlihat tidak bahagia.
Javeda menemui Maham yang sedang bersama Resham. Melihat Javeda Maham langsung merasa sakit kepala, dia mengeluh, "Ya allah, datang juga kesalahan terbesarku." Javeda mengucapkan salam, Maham dengan wajah tersenyum membalasnya. Javeda berkata kalau dia tidak suka ketika Jalal melempar Maham ke tanah. Maham berkata kalau itu bukan dirinya.
Javeda bersikeras mengatakan kalau orang-orang berpikir itu Maham karena sangat mirip sekali. Javeda berkata, coba pikir kalau Lakhi sampai sukses dengan rencana jahatnya, kerajaan Mughal akan hancur, dia pasti akan memengal kepala Maham dan mengambil alih tahta. Maham dengan kesal berkata, “Lakhi sudah dipenggal kepalanya, memgerti!"
Javeda berkata, "Oho... aku tidak sedang membicarakan apa yang sudah terjadi, aku bepikir apa yang kira-kira akan terjadi." Maham berkata, "Tuhan tidak memberimu kemampuan itu. Kenapa membuang-buang waktumu Javeda?"
Dengan polos Javeda bertanya, "Apa maksudmu, ibu? Aku tidak paham." Maham menjelaskan agar Javeda jangan berpikir atau mencoba untuk memahami sesuatu, karena jika Javeda mencoba berpikir nanti malah sakit kepala.
Javeda menatap Maham masih dengan tatapan tidak mengerti. Maham berbisik pada Resham, "Aku kira dia bahkan tak bisa sakit kepala." Resham tertawa mendengarnya. Javeda berpamitan namun sebelum pergi dia meminta mahan berpaikir hal-hal yang tidak mungkin dan Jodha selalu mendapat masalah karena ulah Maham. Maham emosi mendengarnya menyuruh Javeda agar pergi secepatnya.
Maham berkata kalau dia bukan istri Adham, dia akan memenggal kepalanya. Namun Resham setuju dengan kata-kata Javeda, kalau Jodha selalu mendapat masalah karena Maham.
Maham berkata kalau dia juga mendapat masalah karena Jodha mengatakan kecurigaanya didepan semua orang. Resham berkata apakah kira-kira sekarang Jodha tidak mencurigai Maham lagi? Maham berkata dia akan segera tahu saat dia menemuinya.
Maham pergi menemui Jodha. Dalam perjalanan dia melihat Rahim bermain. Maham mendekati dan menatap Rahim dengan melotot, dia berkata, "Kau yang mencuri botol itu, iya kan?" Rahim ketakutan dan berlari memeluk Jodha.
Jodha menyangka Rahim membuat masalah dengan ibunya dan menegurnya. Rahim berkata kalau Maham Anga yang mencarinya bukan Salima. Jodha heran, kenapa Maham mencari Rahim. Maham datang menemui Jodha dan Rahim. Melihat Maham Anga, Rahim memeluk Jodha lagi.
Maham bertanya pada Rahim, "Ada apa, kenapa kau bersembunyi setelah melihatku? Aku kemari untuk bicara denganmu" Maham menarik Rahim dari pelukan Jodha. Maham bertanya apa kabarnya Rahim. Rahim menjawab dia baik-baik saja. Maham berkata, "Syukurlah. Kau terlihat sangat akrab dengan Ratu Jodha hanya dalam beberapa hari. Apakah kau tidak rindu Maham Anga lagi? Kau masih ingat cerita yang aku dongengkan padamu? Kau masih ingat cerita Raja dan peri?"
Rahim menjawab kalau dirinya sudah lupa. Maham tersneyum dan mencubit pipi Rahim. Maham berkata itulah anak-anak, mereka tidak ingat hal-hal yang sudah lama. Jodha menatap Maham Anga dengan rasa penasaran. Maham mengucapkan terima kasih pada Rahim, karena telah mencuri botol itu karena tanpa itu dia tidak akan bisa membuktikan kalau dirinya tidak bersalah. Maham menyuruh Rahim main di luar.
Jodha bertanya alasan Maham mengunjunginya. Maham mengatakan kalau dia senang mereka semua terbebas dari tuduhan. Karena itu dia ingin membuat kheer yang dibuat Jodha di dapur hari itu. Jodha teringat peristiwa di dapur ketika dia memanggil Maham Anga dan menuduhnya telah mencampur dathura dalam kesar. Jodha terkejut.


Maham Anga tersenyum dan beranjak pergi, namun Jodha menahannya. Jodha berdiri dihadapan Maham dan berkata, "Apapun yang kau katakan, yang ada di dapur itu adalah dirimu, kan? Bukan tiruanmu?" Maham tersenyum licik dan berkata, "Haruskah ku katakan kepadamu Ratu Jodha, tak ada gunanya menangisi susu yang tumpah. Jalal telah membebaskan aku dari segala tuduhan, pelaku telah di hukum. Semua percaya kalau aku tidak bersalah, namun kenapa aku berpikir kau masih mencurigaiku?" Maham bertanya bagaimana caranya membuang kecurigaan Jodha? Maham mengajak Jodha menemui Jalal untuk meminta keadilan sekali lagi. Jodha masih ingat apa yang terjadi saat mereka berdua menghadap Jalal. Jodha menatap Maham dengan tatapan muak. Maham berkata kalau tatapan Jodha mengingatkan dia pada ibunya. Bahwa jika kau yakin ada racun di depanmu, kau tidak bisa mencicipinya untuk membuktikan keyakinanmu, karena kau akan mati, dan keyakinan anda tidak akan terbukti. Maham berkata dia akan pergi dan mereka akan bertemu lagi.


Jodha berdiri terpaku dengan menahan rasa kesalnya karena kelicikannya Maham Anga.
Source: Sinopsis Jodha Akbar