By: Sally Diandra
Sepeninggal Jalal ke kantor, Jodha segera bersiap untuk pergi kerumah ibunya, sesampainya disana bergegas Jodha membantu ibu Meinawati mengangkut semua pesanan makanan yang akan dibawa kerumah pelanggan ibunya, setelah semuanya selesai, Jodha segera meluncurkan pick up putih milik ibunya kerumah pelanggan ibu Meinawati bersama ibu dan adiknya Shivani.
Sesampainya dirumah yang memiliki halaman yang cukup luas, sesaat Jodha tertegun karena bila dilihat dari halamannya yang luas dan rumahnya yang megah, Jodha sempat teringat pada rumah keluarga Jalal yang mewah, tidak lama kemudian Jodha beserta ibu dan beberapa pegawai ibunya langsung menata semua makanan makanan tersebut,
“Jodha?” tiba tiba dari arah belakang Jodha mendengar suara yang memanggilnya, segera Jodha menoleh kearah suara tersebut, dilihatnya dihadapannya kali ini adalah Sujamal mantan pacarnya dulu yang telah menikah dengan seorang perempuan kaya “Apa kabar Jodha?” , “Baik, aku baik baik saja, jadi ini rumah istrimu?”Jodha langsung menebak sekenanya saja, “Yaa … ini rumahnya” Sujamal agak salah tingkah didepan Jodha “Bagaimana kabarmu?” Jodha balik bertanya “Aku baik, aku sehat dan aku bahagia” , “Baguslah … kalau begitu, aku ikut senang” , “Kamu sendiri?” , “Aku juga bahagia, aku baru saja menikah empat hari yang lalu” ujar Jodha sambil mengerjap ngerjapkan matanya hingga matanya terlihat berbinar binar, Sujamal bisa melihat ada rona kebahagiaan diwajah Jodha, perempuan yang sempat dipacarinya selama kurang lebih tiga tahun itu.
“Sujamaaaaalllll!!!” tiba tiba terdengar teriakan seorang wanita yang cukup lantang dari dalam rumah, “Aku harus pergi, Jodha … bisakah kita nanti ketemu lagi?”, “Soal itu gampang, cepatlah masuk, itu istrimu memanggil” Sujamal semakin salah tingkah didepan Jodha dan langsung beringsut dari depan Jodha, Jodha hanya bisa tertawa geli melihatnya,
Melihat kakaknya tertawa tawa sendiri Shivani jadi penasaran “Kenapa kamu, kak? kok ketawa ketawa sendiri?”, “Nggak papa, Shivani … tiba tiba saja kakak ingin ketawa”, “Tapi bukannya itu tadi kak Sujamal?”, “Yup! dan kamu tau ternyata rumah ini adalah rumah istrinya” Shivani langsung terperangah “Oh yaaa??? wah berarti istri kak Sujamal itu orang kaya dong, kak”, “Bisa jadi tapi kamu tau, tadi kak Sujamal kelihatan takut gitu waktu denger suara istrinya manggil dia, makanya aku ketawa” Shivani pun ikut ikutan tertawa “Kasihan ya, kak … hidupnya berada dibawah ketiak istrinya”, “Sudah jangan ngata ngatain dia lagi, ayook kerja”
Hari itu Jodha beserta keluarganya berusaha untuk menservice keluarga dan teman teman istri Sujamal dengan pelayanan yang excellent, mereka berusaha supaya tidak ada komplain dari keluarga dan tamu tamu istri Sujamal yang hadir pada acara tersebut, namun tanpa diduga ketika Jodha sedang melayani beberapa tamu, Jodha bisa melihat dengan jelas diantara tamu tamu tersebut ternyata bibi Maham Anga juga menjadi salah satu tamu istri Sujamal, Jodha benar benar terkejut karena ini adalah kali pertama Jodha bertemu kembali dengan bibi Maham Anga setelah inisden Jodha meninggalkan rumah Jalal sebelum mereka menikah.
Saat itu Jodha hendak meninggalkan tempat tersebut agar tidak bertemu dengan bibi Maham Anga, “Hey! Kamu mau kemana?”Jodha segera menghentikan langkahnya namun posisinya membelakangi bibi Maham Anga yang sedang menuju kearahnya “Kamu Jodha kan? Hey! Kenapa kamu tidak menatap kearahku?”, “Ada apa sih, tante?”tiba tiba Nazima istri Sujamal mendekati bibi Maham Anga “Nazima, bukankah itu salah satu pelayanmu?”, “Itu?”Nazima bingung ketika bibi Maham Anga menunjuk kearah Jodha yang sedang berdiri membelakangi dirinya “Itu bukan pelayanku, tante ... Itu dari pihak catering, memangnya ada apa?”bibi Maham Anga segera mengernyitkan dahinya “Catering, dia dari catering?”Nazima mengangguk sementara Jodha masih diam saja ditempatnya “Hey kamu! Berbalik! Aku sepertinya kenal dengan kamu!”Jodha menguatkan dirinya kemudian berbalik dan menghadap kearah bibi Maham Anga, bibi Maham Anga langsung tersenyum senang ketika dilihat didepannya kali ini adalah Jodha “Tepat seperti dugaanku! Hmm ... Rupanya kamu itu orang catering, kalau aku tidak salah kamu itu bukannya perawat ya?”, “Aku sedang membantu ibuku !”Jodha segera menjawab pertanyaan bibi Maham Anga yang menatapnya dengan sombong “Oh iya, aku baru ingat kalau kamu itu anak tukang kue, huh ...”, “Tante kenal dengan dia?”Nazima jadi penasaran “Aku? Aku kenal dengan dia? Nggak juga, Nazima ... Dia itu nggak lebih dari seorang pelayan bagiku jadi buat apa aku kenal dengan dia, nggak ada untungnya”
Jodha yang cuma hanya bisa diam seribu bahasa, sebenarnya sedari tadi menahan amarahnya, ingin rasanya Jodha menghardik bibi Maham Anga namun ditahannya semua itu karena bagaimanapun juga bibi Maham Anga adalah bibinya Jalal “Kalau bibi sudah selesai, saya mohon pamit, saya mau menyelesaikan pekerjaan saya”bibi Maham Anga menatapnya sombong “Bibi? Enak saja kamu memanggil aku dengan sebutan bibi, kamu tidak berhak menyebut aku seperti itu! Kamu harus memanggilku nyonya! Camkan itu! Pergi sana! Aku nggak sudi melihat kamu! Kamu itu tidak ubahnya sebuah lumpur yang mengotori kakiku!” saat itu Jodha sudah hendak menerjang bibi Maham Anga namun ibu Meinawati langsung memegang lengan Jodha seakan tahu apa yang akan dilakukan anaknya ini “Kita pergi saja dari sini, Jodha ... Masih banyak pekerjaan dibelakang yang belum selesai, ayooo”Jodha menatap ibunya sedih kemudian menuruti perintah ibunya meninggalkan ruangan tersebut,
Sepeninggal Jodha, Nazima masih penasaran dengan kehadiran Jodha yang membuat bibi Maham Anga seperti kebakaran jenggot “Tante kenal dengan dia?”bibi Maham Anga tertawa memandang Nazima “Aku? Kenal dia? Mana mungkin aku bisa kenal dengan orang rendahan seperti itu, tadi aku kira dia itu seseorang yang aku kenal ternyata cuma pelayan belaka, nggak penting! Ayooo kita lanjutkan acaranya”bibi Maham Anga segera masuk kedalam ruangan bersama Nazima.
Setelah acara selesai, semua yang hadir disana memuji masakan bu Meinawati dengan pelayanan yang memuaskan, namun tidak untuk bibi Maham Anga, ketika semua orang memuji ibu Meinawati, bibi Maham Anga malah hanya tersenyum sinis sambil menatap sombong kearahnya, Jodha hanya bisa mengepalkan tangannya sambil menahan gemuruh didadanya.
Ketika Jodha sudah siap hendak meluncurkan mobil pick up nya keluar dari rumah istrinya Sujamal, tiba tiba dari arah dalam rumah Sujamal melambaikan tangannya, memintanya jangan pergi “Jodha, kamu tidak apa apa? Aku dengar tadi kamu dibentak sama salah tamu, ada masalah apa?”, “Tidak ada masalah apa apa Sujamal, tadi cuma salah paham saja, aku pulang dulu yaa ...”, “Apakah kita bisa bertemu lagi?”Jodha cuma tersenyum menatap Sujamal “Bukannya aku nggak mau, tapi maaf aku sudah menikah, aku harus minta ijin terlebih dahulu dengan suamiku”, “Oh iyaaa … Aku tau, kalau begitu sampai ketemu lagi”Jodha hanya menganggukkan kepalanya kemudian melajukan mobilnya meninggalkan rumah istri Sujamal.
Sepulang dari sana Jodha memutuskan langsung pulang kerumah tanpa menunggu Jalal yang berjanji akan datang kerumah ibunya sepulang kantor, Jodha tidak ingin ibunya membahas soal perlakuan bibi Maham Anga kedirinya terlebih lagi ke Jalal, Jodha meminta ibunya untuk merahasiakan peristiwa tadi siang dari Jalal, Jodha memutuskan untuk pulang cepat ke rumah kontrakannya.
Malam harinya, ketika Jodha sedang merenung didalam kamarnya sambil berbaring, didengarnya diluar suara motor Jalal mulai memasuki halaman rumah kontrakan mereka yang mungil, bergegas Jodha segera keluar dari kamar dan menyambut suaminya itu. “Kok lama amat? Banyak lemburan dikantor?”, “Lho, bukannya tadi aku sudah sms kalau aku dirumah ibu, tadi pagi kamu menyuruh aku kesana kan? Kamu malah nggak ada”Jodha baru sadar kalau handhponenya sedari tadi dia matikan karena low batt “Maaf, tadi handphonenya aku matikan, sudah makan?”Jalal segera mengangguk sambil memegangi perutnya “Aku sudah kenyang, tadi ibu menyuruh aku makan banyak”Jodha tersenyum menatap suaminya “Kalau begitu bagaimana kalau segelas teh panas?”, “Itu lebih baik, aku mandi dulu ya?”Jalal segera meninggalkan Jodha.
Setelah selesai mandi, Jalal segera menghampiri Jodha yang sedang menonton televisi sambil berbaring diruang keluarga “Ada acara apa yang menarik?”, “Acara biasa, film film gitu ... Oh iya ini teh panasnya”Jodha segera memberikan segelas teh ke Jalal, Jalal menerimanya kemudian meminumnya sedikit demi sedikit “Gimana tadi acara ibu? Sukses?”Jodha mengangguk “Sukses, semua tamu suka masakan ibu, mereka memuji ibu, bahkan ada yang langsung order ke ibu untuk acara berikutnya”, “Oh ya? waaah bagus itu, mungkin memang ibu harus sering show off yaa ... Nanti biar aku akan meminta ibuku atau kak Salima untuk sering sering menggunakan catering ibu”
Tiba tiba Jalal menatap Jodha dengan tatapan penuh haru kemudian dibelainya wajah istrinya itu “Maafkan aku, saat ini aku belum bisa memberimu lebih”Jodha menggelengkan kepalanya sambil menyeka air mata yang membasahi pipi Jalal “Aku bahagia dengan keadaan seperti ini, aku malah sedih melihat keadaan kamu, gara gara aku, kamu harus seperti ini”Jodha membelai wajah Jalal “Gara gara aku, kamu harus melepaskan semua yang kamu punya, aku sebenarnya sedih melihat kamu seperti ini, ini bukan kamu”, “Aku tidak apa apa , Jodha ... Asal aku bisa bersamamu dan membuat kamu bahagia, itu sudah cukup buat aku, aku nggak masalah, buat apa mendapatkan semua kemewahan itu tapi aku tidak bisa mendapatkan kamu”lama mereka saling memandang satu sama lain, Jodha terharu memandang suaminya yang telah berkorban banyak untuknya, Jodha tidak akan membiarkan siapapun yang akan menyakiti keluarga mereka, tidak juga bibi Maham Anga yang sangat membenci dirinya.