By
Seni Hayati
“Barang siapa bangun di pagi hari tanpa memikirkan urusan umat
(nasib saudaranya) berarti dia bukan termasuk umatku” (sabda Rosululloh SAW
dalam HR Baihaqi)
“Jadi kamu
mau dipanggil apa? Mas? tapi bukan orang jawa..uda.? bukan dari
Padang..abang..mmm..saya panggil aa saja gimana?” tanya Jodha
“aa?? kaya
aa Gym dong”
“Bukan..bukan
aa Gym tapi aa Gon..aa gondrong..hehehe” jawab Jodha.
“Ga mau ah
jelek..masa aa gon..”
“Terserah..suka-suka
yang manggil” tegas Jodha.
***
Kini Jodha
tidur lebih dulu, besok dia harus bangun lebih awal untuk menghadiri aksi damai
bersama rekan-rekan sesama aktivis dakwah kampusnya. Adapun Jalal, dia masih
asyik dengan laptopnya..sekilas senyum licik terukir dibibirnya..kini matanya
menatap Jodha yang tertidur pulas..
'Dasar gadis bodoh.. mau-maunya aku
manfa'atin.. aku akan membuatmu bertekuk lutut di hadapanku..lalu akan aku
campakan dirimu sebagai gelandangan..setelah mimpiku jadi presdir terlaksana.. mudah
saja bagiku pura-pura jadi anak manis di depanmu' gumam Jalal dalam hatinya..lalu diapun
beranjak kesofa dan tertidur membawa ambisinya.
Jam tiga
subuh Jodha sudah bangun, membersihkan diri dan seperti biasa berkholwat
menjalin kemesraan dengan sang Khaliq..hanya itulah satu-satunya yang membuat
Jodha merasa sangat damai, hanya cinta pada sang Robb yang tidak pernah
mengecewakannya..Jodha melanjutkan taqorub dengan melantunkan tilawah
Al-Qur'an..baru beberapa ayat..Jodha harus berhenti
“Hai.. kenapa
sih..sepagi ini kau sudah mengganggu tidurku..berisik tau!!” bentak Jalal
sambil menutup kepalanya dengan bantal.
“Kalau
kamu mau jadi manusia pilihan..jauhkan lambungmu segera dari tempat
tidur..dasar pemalas!”balas Jodha tak kalah sewot
“Asal kau
tau aku sudah jadi manusia pilihan dengan memiliki rupa yang tampan dan harta
yang melimpah..satu-satunya nasib buruku adalah menikah denganmu tau!!”
Jodha
hanya bisa tersenyum getir..sebuah kenyataan pahit yang harus ia jalani,
setelah keluarganya tidak mau menerima kini diapun harus hidup dengan seseorang
yang sama sekali tidak mengharapkannya.. suara Jodha mulai melemah..menahan
getaran air mata yang sudah tak tertahan
“Bukannya
sudah ku bilang..klo ingin segera mengakhiri pernikahan ini..kau harus segera
merubah dirimu..semakin kamu mempertahankan zona nyamanmu semakin lama kamu
harus hidup dg orang berengsek ini. Tepatnya..orang yang sangat menyebalkan...”
lanjut Jodha samil menyeka air matanya.
Jalal
akhirnya bangun, dan duduk menyandarkan badannya di sofa..untuk melanjutkan
pertengkaran meluapkan kekesalan yang selama ini ia pendam, “Ya..sangat..sangat..menyebalkan..saking
menyebalkannya keluargamu sendiri sampai mengusirmu..” tendas Jalal.
“Kau tidak
tau siapa diriku..jadi tidak usah menghakimi..!!!” jawab Jodha
Kini Jodha
berdiri diatas sajadahnya..kekalutan hatinya biasanya akan segera sirna jika ia
mendirikan shalat. Jalal hanya menatapnya dengan tatapan sisnis..namun tidak
bisa dipungkiri ada aura ketenangan yang terpancar melihat Jodha yang khusu
dalam shalatnya. Entahlah Jalal tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi
dengan jiwanya..perasaan yang terus berganti-ganti seoalah diluar kehendaknya..meski
hatinya selalu berusaha untuk membenci, tapi jujur sosok Jodha sangat berbeda
dengan teman-teman wanitanya, dan mau tidak mau itu semakin membuat dia
penasaran dengan sosok Jodha.
Selesai
shalat Jodha beranjak ke meja belajar, membuka-buka buku..hatinya masih kesal
dengan ucapan Jalal.
“Hai..kenapa
tidak mengajariku”..rengek Jalal, setelah menyadari ucapannya menyinggung
Jodha. Jodha hanya diam, seolah tidak menganggap kehadiran Jalal.
“Jadi bu
guruku marah..??” Jalal mendekati Jodha, kakinya ditekuk dan kepalanya
diletakan diatas meja belajar Jodha (bayangin pic njat yg tiduran sambil gigit
pensil). Jodha memalingkan mukanya kearah yang lain.
“Baiklah...
aku gunakan jurus terkhirku” ucap Jalal sambil mendekatkan bibirnya pada wajah
Jodha, sebelum Jalal berhasil menciumnya, secepat kilat Jodha menampar Jalal
dengan buku yang sedang ia baca.
“Aww.....”
teriak Jalal sambil meringis kesakitan dengan sedikit lebay. Jodha cuek saja
asyik dengan bukunya.
Jalal pun
menyerah, dia berinisiatif mengambil wudhu, lalu mendirikan shalat
tahajud..sambil memegang buku bacaan shalat, karena masih ada bacaan yang
memang belum dia hapal. Mendengar bacaan shalat Jalal yang terbata-bata..Jodha
melirik dengan ujung matanya, namun dia kembali larut dengan buku-bukunya.
Sampai pagi Jodha tetap mendiamkan Jalal, bahkan ketika Hameda menawarkan agar
Jalal mengantarnya, Jodha menolak dengan dalih..akan berangkat bersama
teman-temannya.
Tanpa
sepengetahuan Jodha, ammijan menyuruh Jalal mengawasi Jodha selama aksi, Hameda
merasa khawatir akan keselamatan Jodha.
Sebelum ke
lokasi, Jodha nyamper sahabatnya yang bernama Mei, dia ngekost di sekitar jl.
Dipatiukur dekat kampus, mereka naik angkot menuju lokasi.
“Tumben
diem..biasanya kamu bawel Jo” tanya Mei yang merasa aneh dengan prerubahan
sikap sahabatnya, sebenarnya Mei tau perihal Jodha tinggal di rumah dosen
mereka Prof. Hameda, namun masalah pernikahannya dengan anak sang dosen Jodha
belum menceritakannya.
“Mei..aku
sudah menikah dengan anaknya bu Hameda”
“Apa??”
Mei kaget..akhirnya Jodha menceritakan duduk perkaranya termasuk kesepakatannya
pernikahannya., juga pertengkarannya semalam..dia hanya ingin tempat curhat,
untuk sekedar meringankan beban jiwanya.
“Mei kamu
rahasiahkan hal ini ya”
Mei
mengangkuk sambil tersenyum mengiya-kan
***
Peserta
aksi yang akhwat berkumpul di Taman Lansia yang berlokasi dekat dengan gedung,
Jodha menjadi KORLAP nya..sedang di pihak ikhwan Ilyas sebagai KORLAP nya, ada
beberapa koordinasi yang membuat Jodha harus berkomunikasi dengan sang ikhwan
ganteng yang selalu menjadi buah bibir para akhwat.
Di saat
yang sama..di sudut taman, sepasang mata sedang mengawasi Jodha, dari wajahnya
terlihat dia sangat kesal melihat Jodha berbicara dengan Ilyas..dia adalah
Jalal yang sedang ditugaskan Hameda untuk mengawasi Jodha.
'Siapa laki-laki itu? kenapa dia bicara
dengan Jodha? Ada hubungan apa dia dengan Jodha!' gumam Jalal dalam hatinya..ada rasa tidak
suka saat Jodha dekat dengan laki-laki lain.
Sejam
telah berlalu..aksi damai telah dimualai..terdengar pekikan takbir dimana-mana,
“ALLAHU AKBAR!! ALLAHU AKBAR!! ALLAHU AKBAR!!”
Jalal
melajukan motornya pelan, bergabung dengan para wartawan yang sedang meliput
berita, pandangan Jalal tidak lepas dari Jodha yang nampak aktif menyakinkan
kondisi barisannya kondusiaf..orasi telah dimulai..
“TURUNKAN
HARGA BBM, STOP PRTVATISASI DAN SWASTANISASI LADANG-LADANG MINYAK, USIR
PERUSAHANN ASING YANG MENGERUK SUMBER DAYA ALAM, LEPASKAN KITA DARI DOMINASI
DAN CENGKRAMAN NEGARA ADI KUASA... ALLAHU
AKBAR!!!”
Semuanya
berjalan lancar, karena ini hanya aksi damai, aksi mengoreksi penguasa dengan
mengeluarkan pendapat..bukan aksi anarkis...namun suasana berubah ketika
tiba-tiba ada sekelompok kubu lain yang datang mengacaukan aksi mereka..ada
beberapa batu yang melayang..suasana semakin mencekam ketika terdengar jeritan
dimana-mana, jumlah personil polisi yang sedikit tidak mampu menghalau kelompok
pengacau..Jalal ikut panik ketika Jodha hilang dari jangkauan pandangannya,
barisan sudah tidak teratur lagi, Jodha ikut mengevakuasi peserta ke tempat
yang aman. Jalal segera menyalakan motornya, ketika dia sudah mengetahui posisi
Jodha..namun na'as sebuah batu mengnai kening Jodha
“Aw.. Allahu
Akbar”teriak Jodha, tangannya yang reflek memegang merasakan cairan hangat
mengalir melewati pipinya, darah segar memenuhi sebagian kening dan pipi Jodha.
Kondisi yang padat membuat motor Jalal hanya mampu bergerak sedikit-sedikit,
ketika jarak mereka 5 meter lagi..ada sebuah motor menghampiri Jodha, motor
Ilyas laki-laki yang tadi berbicara dengan Jodha.
“Jodha.. ayo..naik..
kita ke rumah sakit!” perintah Ilyas, Jodha hanya berdiri terpaku..meski dia
mengagumi sosok Ilyas, namun dia risih kalo harus berboncengan dengannya.
“Jodha ini
darurat.. darahmu banyak keluar... gunakan rangselku untuk membatasi tempat
dudukmu” seru Ilyas, seolah memahami apa yang difikirkan Jodha.
Akhirnya
Jodhapun, mengambil ransel dan dijadikan penghalang agar tubuhnya dan tubuh Ilyas
tidak saling bersentuhan...
Jalal..menatap
mereka dengan geram, ditambah suasana hari yang terik membuat muka Jalal
semakin memerah...ada rasa sakit melihat Jodha dibonceng laki-laki lain.
Jalal
membututi Ilyas dari belakang..sebenarnya mudah bagi Jalal menyalip dan
memberhentikan Ilyas..namun mengingat kondisi Jodha yang membutuhkan
pertolongan, Jalal meredam ego kelaki-lakiannya. Mereka melewati bagian
belakang Gedung Sate karena jalannya lebih lengang dibandingkan dibagian depan.
Motor Ilyas mulai memasuki Jl. Riau dan belok di RS. Sariningsih..
“Ilyas..aku
tidak kuat lagi” seru Jodha ketika mereka memasuki gerbang RS.
Jodha
segera turun..banyak darah yang keluar membuatnya pusing, penglihatanya mulai
gelap, dan akhirnya ambruk, untung sebuah tangan kekear segera menopangnya, dan
membawa Jodha ke ruangan IGD. Sebenarnya Ilyas..sempet bertanya-tanya dalam
hatinya, tetang laki-laki yang membopong Jodha, setelah memarkirkan motornya
diapun segera menyusul Jodha.
Di depan
pintu IGD Jalal terlihat gelisah, namun ketikan melihat Ilyas datang amarahnya
kembali muncul. Dua laki-laki ini saling menatap, banyak pertanyaan yang
berkecamuk di benak mereka.
“Kenalkan
saya Ilyas, teman kuliahnya Jodha” ucap Ilyas sambil mengulurkan tangan, meski
enggan akhirnya Jalal menjabat tangan Ilyas.
“Saya
Jalal, suaminya Jodha.”
Ilyas
sangat kaget mendengar ucapan Jalal, karena setau dia, Jodha belum menikah. Jalal
menangkap ketidak percayaan Ilyas, dia pun menperjelas lagi.
“Kami
menikah beberapa hari yang lalu.. saya anaknya Prof. Hameda.. terima kasih
banyak sudah menolong istriku.. kamu boleh pulang sekarang”
“Baiklah...
selamat atas pernikahan kalian.. beruntung kamu mendapat gadis sebaik Jodha,
paling tidak.. sekarang saya merasa tenang ada yang melindungi Jodha, terlebih
setelah orang tuanya mengusirnya,,, kamu tau dia seorang mua'alaf.. namun dia
seorang pembelajar sejati..yang rela keluar dari zona nyaman demi mencari
sesuatu yang haq.. saya salut dan kagum dengannya” ucap Ilyas, diapun segra
pamit meninggalkan Jalal yang sebenarnya masih ingin mendapatkan informasi
lebih banyak tentang Jodha.
********************************