By:
Seni Hayati
(Setiap qolbu ada dalam genggaman-Nya, hanya Dia lah yang maha
membolak-balikan hati manusia, yang Maha mencinta..yang tidak pernah
mengecewakan setiap cinta..Dia lah Alloh SWT)
Jalal
segera membalikan badanny..menatap punggung Jodha yang mualai menjauh..ingin
rasanya Jalal mengejar Jodha..menjelaskan klo Benazir yang kini sedang
bersamanya, hanyalah teman tidak ada yang sepecial dengannya.
‘Ah..apa yang kau fikirkan Jalal.. apa pentingnya
untukmu memberi penjelasan padanya’ gumam Jalal dalam hatinya.
“Ada apa
Jalal...siapa wanita itu? kamu mengenalnya?” tanya Benazir, merasa aneh dengan
perubahan sikap Jalal.
Tak ada
respon, seolah Jalal tidak mendengar pertanyaan Benzair..itulah Jalal ketika
sedang fokus terhadap sesuatu, maka indra pendengrannya seolah tidak
berpungsi..konsentrasinya hanya tertuju pada pergulatan batinnya..
“Ben..kamu
pulang sendiri ya..aku ada perlu” ucap Jalal, tanpa menunggu jawaban Benaz, dia
segera berlalu...keinginannya cuma satu : ingin segera menemui Jodha.
Jalal
mengedarkan pandangannya..banyaknya pengunjung mall, membuat Jodha menghilang
dari pandangannya...namun senyumannya terukir kembali saat, dia melihat wanita
dengan kerudung hijau..Jalal segera berlari menghampirinya, dipegangnya tangan
wanita itu.
Wanita itu
menoleh kearah Jalal....Jalal shock..karena yang dia bukan Jodha, namun wanita
jadi-jadian (bayangin aja Resham) dengan dandanan yang menor, wajahnya nampak
aneh karena celak dibawah matanya meleleh terkena keringat...
“Mas..ganteng...mo..boking
mas”
“Astaghfirulloh...”
Jalal segera menyadari kekeliruannya., dan bergegas pergi.
Tiba-tiba
sudut mata elang Jalal melihat sosok gadis yang duduk di sudut teras sebuah
resto menikmati makan siang, sambil menertawakan dirinya...
Jalal
segera menghampiri dan duduk dikursi depan gadis itu. “Ga ada yang lucu..kenapa
tertawa” ucap Jalal
“Aku baru
tau.. ternyata dirimu selain doyan wanita seksi, suka juga sama wanita
jadi-jadian”
Jalal
tidak mendengrkan ocehan Jodha, dia malah balik bertanya, “Sedang apa..istriku
berkeliaran di luar rumah tanpa izin suami??”
“Bagaimana
saya bisa minta izin, klo suaminya juga sedang berkeliaran dengan wanita lain”
jawab Jodha ketus
“Oh.. jadi istriku cenburu???” goda Jalal
“Siapa yang
cemburu... coba fikir klo saya cemburu untuk apa tadi tersenyum padamu”
Jajal
terdiam..ada benarnya juga apa yang dikatakan Jodha.. “Baguslah..jadi saya bisa
tenang jalan dengan wanita manapun” jawab Jalal sambil berdiri hendak
meninggalkan Jodha.
“Tunggu.. tunggu..
apa kamu yakin akan membiarkan istrimu pulang sendiri? bagaimana klo ammijan
tau?” gretak Jodha
“Yakin
karena ammijan hemm??? atau cuma alasanmu saja biar aku jauh dengan teman
wanitaku??” ledek Jalal.
“Aku cuma
menghindarkanmu dari berbuat dosa, nempel-nempel sama wanita non muhrim..lagian
darimana saja tadi kalian??” tanya Jodha..sebenarnya ia ingin tau apa saja yg
dilakukan suaminya
“Kami cuma
nonton.. itu aja”
“Aku tidak
bisa membayangkan.. apa yang kalian lakukan di dalam bioskop.. di tempat
terbuka saja kalian begitu intim.. Jalal kamu memang mata kerangjang ya”
“Jangan
salahkan aku yanga mata keranjang..salahkan wanitanya kenapa mau di keranjangin”
“Ih.. mendengarnya
saja saya jadi mual.. kamu itu memang buaya darat ya”
Dengan
gaya so kegantengan Jalal berkata, “Jodha..dimana-mana buaya itu sukanya
daging, jangan salahin buayanya.. salahin wanitanya yang suka mamerin dagingnya haha”
Kara-kata
Jalal membuat Jodha semakin sebal saja dengan kelakuan laki-laki berengsek ini.
“Ayo cepat
pulang... nanti ammijan keburu datang” ucap Jodha sambil berjalan duluan meninggalkan Jalal yang
terpaksa harus membayar tagihan makan siang Jodha.
“Hai.. tunggu..!!!”
teriak Jalal sambil mempercepat langkahnya..namun Jodha terus saja bergegas menuju
tempat parkir, dia baru berhenti ketika menyadari dirinya tidak tau mobil Jalal
di parkir dimana..
“Makanya..
jangan so... dasar wanita sombong!!! ( Jalal menggenggam tangan Jodha sambil
menariknya) mobilku disana”
Mereka
kini telah menyusuri jl. Sukarno Hata, sepanjang perjalanan mereka hanya saling
diam..sesekali Jalal mencuri pandang pada Jodha yang sedang asyik dengan
bukunya..
“Apakah
buku itu lebih menarik dari diriku” sindir Jalal yang merasa dicuekin.
“Ya” jawab
Jodha pendek
“Mengapa
kamu tidak menikah saja sama buku” lanjut Jalal
“Itu
Pertanyaan bodoh tau! kenapa sih ga bisa diam..bagaimana saya bisa baca klo
kamu cerewetnya lebih-lebih dari perempuan” jawab Jodha sewot jawabannya
berhasil membuat Jalal diam.
Suasana
jalanan yang macet mempuat perjalanan mereka terasa lama, kini mobil
mereka tidak bergerak sama sekali.
Seperti
biasa klo kelamaan baca buku, Jodha akan terlelap dengan sendirinya, bibirnya
sedikit terbuka.. membuatnya tampak seksi dan berhasil menyihir penglihatan
Jalal, lama dia menatap wajah Jodha
‘Cantik juga gadis ini... sayang dia kelewat
sombong’ gumam Jalal..dan
kesombongan Jodha membuat Jalal penasaran ingin merasakan bibir itu, perlahan
Jalal mendekatkan wajahnya, namun ketika jarak mereka tinggal beberapa inci
lagi Jalal terdiam.. hati kecilnya berkata ‘Apa
yang akan kau lakukan Jalal, jangan kau hancurkan kesuciannya, jangan kau
hancurkan impiannya,dia hanya akan memberikan bibir suci ini pada laki-laki
impiannya’
***
Mereka
sudah sampai rumah,, benar saja ammijan yang hari ini cuma mengisi dua kelas
sudah tiba dirumah terlebih dahulu.
“Jodha.. Jodha..
ammijan sudah datang” Jalal membangunkan Jodha yang masih tertidur lelap di
mobil.
“Apa saya
harus menggendongmu hemm.. biar kita terlihat romantis di depan ammi??” ucap
Jalal sambil berbisik di telinga Jodha..sontak membuat Jodha terbanguan, dan
turun lebih dulu dari mobil..Jalal segera mengikuti.
“Jodha
tunggu.. ingat kita harus pura-pura akur didepan ammijan” kata Jalal, salah
satu tangannya memeluk pundak Jodha.. sebenarnya Jodha merasa risih dengan
perlakuan Jalal, tapi demi ammijan dia hanya bisa pasrah.
“Assalamu’alikum
sayang dari mana saja kalian?” sambut Hameda dari dalam rumah
“Kami
habis makan siang mi.. sekalian jalan-jalan ketoko buku.. iya kan sayang” jawab
Jalal sambil salah satu tangannya menyubit pipi Jodha.
Jodha
hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Ammi..kita
pamit dulu keatas ya”
“Baiklah..kalian
istirahatlah... oya..Jodha, aga sorean bantu ami masak ya..kita siapkan makan
malam special”
“Oke.. siap
ammi” jawab Jodha dengan riang.
Sesampainya
dikamar Jodha segera menghempaskan tangan Jalal yang masih bertengger di
pundaknya, “Jangan nyari-nyari kesempatan” bentak Jodha..namun tiba-tiba pintu
kamar mereka diketuk.
“Tok..tok..tok..ini
ammi sayang”
“Iya..ammi
sebentar” jawab Jodha.
Sebelum
Jodha membukakan pintu, Jalal segera memeluk tubuh Jodha dari belakang,
kepalanya menyandar di bahu Jodha...begitu pintu di buka, ammijan senyum-senyum
sendiri..
“Ma’af
ammi mengganggu kalian ya..ammi cuma mau pinjem leptopmu Jodha”
Jodha
melepas pelukan Jalal, bergegas mengamambil laptopnya..
“Makasih
sayang..silahkan dilanjutkan lagi” kata ibu Hameda sambil mengedipkan sebelah
matanya pada Jodha.
Setelah
menutup pintu kembali, Jodha segera menatap Jalal yang sedari tadi berdiri
dibelakangnya, “Sudah kubilang jangan nyari kesembatan!” bentak Jodha
“Ammi.....”
teriak Jalal memanggil ammijannya..sontak membuat Jodha membekap mulut Jalal.
***
Hidangan
makan malam telah siap, tertata rapi dimeja makan
“Jodha,,panggilkan
dulu Jalal nak” perintah Hameeda
“Iya ammi”
Jodha
segera bergegas menuju kamar, “Ammi..udah manggil..ayo turun”
“Oke..”
jawab Jalal, sambil menutup buku managmen bisnis yang ia baca.
Mereka
menuruni tangga.. tangan Jalal secepat kilat menggenggam jemari Jodha.. Jodha
berusaha melepaskan genggaman namun usahanya sia-sia, karena semakin keras
usahanya semakin kuat Jalal menggenggam jemarinya.
“Diam! nanti
ammi kira kita marahan” bisik Jalal.
Melihat
keromantisan anak dan mantunya Hameda tersenyum bahagia.
Jalal menarik
kursi untuk Jodha, “Silahkan sayang”
Jodha
membalasnya dengan senyuman.
“Jalal.. kamu
mau diambilkan yang mana??” tanya Jodha ramah.
“Jodha..(ammijan
menegur) di keluarga ammi, seorang istri tidak bolen memanggil suami dengan
nama..kamu bisa manggil Jalal mas, aa, abang, atau apapun asal jangan nama”
“Oh begitu
ya ammi.. baiklah”
“Oya nak..
kalian mau bulan madu kemana? Biar ammi siapakan”
Jodha
segera menjawab, “Mmm.. bulan madunya ditunda aja mi.. ammi kan tau sebentar
lagi UAS”
“Baiklah..
klo itu mau kalian... o..ya..Jalal..klo perlu obat kuat lagi, ammi masih punya
setoknya”
“Oh.. iya
boleh mi” Jodha memberi jawaban terlebih dahulu,sontak membuat Jalal menginjak
kaki Jodha...memberi isyarat agar Jodha diam
“Aw....”
Jodha berteriak karena kakinya kesakitan
“Ada apa
Jodha?” tanya Hameda
“Sepertinya
ada semut menggigit kakiku mi”
“Jalal klo
mau jamunya lagi ambil di kamar ammi sayang”ammijan menanyakannya lg
“Ga usah
mi,efek yang kemarin saja masih kerasa...iya kan sayang” jawab Jalal sambil
menoleh kearah Jodha, Jodha hanya mengangguk-anggykan kepalanya.
“Ammi..ma’af
besok..saya mau ikut aksi damai,menentang kenaikan BBM di depan gedung
sate..boleh ya mi...itu aksi gabungan dari berbagai kampus mi”
“Ammi
percaya sama kamu sayang...kamu boleh ikut, tapi hati-hati ya”
Mereka
kini telah kembali kekamar, Jodha duduk diatas ranjang sambil membimbing Jalal
menghapal bacaan shalat.
“Ayo
sekarang hapalin do’a iftitah..ingat klo salah, satu coretan spidol akan
mendarat diwajahmu”
“Tunggu
Jodha.. biarkan aku membacanya dulu... beri waktu 10 menit” pinta Jalal
menegosiasi
“Oke.. silahkan”
jawab Jodha.
Baru saja
lima menit, jodha sudah bilang, “Stop!”
“Jodha
inikan baru 5 menit” Jalal protes
“tidak..boleh
membantah..perkataan guru selalu benar”
Akhirnya
Jalal setor hapalan bacaan shalat pada Jodha..
“Salah..ulangi!!”
kata Jodha sambil mendaratkan sebuah coretan, berbentuk topel di pipi kanan
Jalal. Jalal pun mengulanginya lagi
“Salah..ya
Alloh susah banget kamu ngapalinnya..efek kebanyakan gaul sama
perempuan-perempuan seksi jadi tumpul otaknya”
“Aku
nyerah klo suruh hapalan Jodha,,”
Jodha mendaratkan
satu coretan di pipi kiri Jalal.
“Jodha..ini
namanya kekerasan dalam rumah tangga... ya Alloh.. kutukan apa yang menyebabkan
hamba mempunyai istri sekejam ini” Jalal menggerutu.
Sedang
Jodha hanya cekikikan melihat coretan di wajah Jalal. “Pelajaran hari ini
sampai situ dulu..cuci muka dulu sana.”
Kini Jodha
mempersiapkan atribut yang akan di pakai aksi besok...tak lama Jalal keluar
dari kamar mandi..
“Jodha... ammi
kan nyuruh kamu jangan panggil nama...memang kamu mau manggil aku siapa??”
********************************