“Biarkan dia belajar Kak, ini akan menjadi pengalaman
untuknya. Aku yakin Faridha tidak akan diam saja jika dia perlakukan
semena-mena”
“Ya”
^^^
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, Senin. Yeaayy
Mungkin bagi sebagian besar orang Senin merupakan hari paling menyebalkan,
mulai dari anak sekolah hingga para karyawan membenci hari Senin. Hingga muncul
istilah-istilah “I Hate Monday”, “I don’t like Monday”.
Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi Faridha, justru sejak
ia dinyatakan diterima bekerja di perusahaan Akbar International Group sejak
itu pula ia menjadi tidak sabar menanti hari ini. Senin!
Selesai sholat Subuh, Faridha langsung bersiap ia sudah tidak merasa mengantuk
sama sekali padahal semalam ia baru saja bisa tidur pukul 01.00 dini hari, itu
karena Faridha sampai tidak bisa tidur memikirkan hari ini akan seperti apa
nantinya.
Kini Faridha, Lavina serta Ardhan sedang menikmati sarapan,
yang tentu saja sarapan tersebut tidak dibuat oleh Faridha, ia sama sekali
tidak handal dalam urusan masak memasak, sampai hari ini dapur masih menjadi
musuhnya.
Faridha akan menjadi Office Girls yang sudah pasti dapur lah tempat ia bekerja,
sudahlah Faridha tidak ingin memikirkan itu dulu, jalani saja semuanya setapak
demi setapak.
“Kakak akan mengantarmu bekerja ya Dik” Kata Ardhan setelah
mereka selesai sarapan
“Tidak usah Kak, aku bisa naik angkutan umum saja lagipula perusahaan Kakak kan
berbeda arah dengan tempatku bekerja” Tolak Faridha sambil mengecek kembali isi
tasnya takut ada yang tertinggal
“Yakin tidak mau Kakak antar?”
“Iya, sudah ya aku berangkat dulu. Bye Kak. Bye Mbak” Pamit Faridha pada Ardhan
dan Lavina, ia bersemangat sekali pagi ini.
^^^
Sedang dikediaman Rajatha
“Selamat pagi Pah” Sapa Rajatha saat ia menuju meja makan untuk sarapan bersama
orang tuanya
“Pagi Jagoan” Jawab Jalal
“Melupakan Mama eh?” Kata Jodha merajuk pada Rajatha
“Hahaha,,, Tentu saja tidak Mama ku sayang. Ucapan selamat pagi untuk Mama itu berbeda
dengan Papa” Kata Rajatha menggoda Mamanya dan mendapat lirikan tajam dari
Jalal
“Berbeda bagaimana?” Tanya Jodha tidak mengerti
CUP
Rajatha mencium pipi Jodha dengan cepat “Selamat pagi Mama ku sayang”
“Kau ini. Selamat pagi juga Sayang” Jodha menepuk pelan bahu Rajatha yang duduk
disampingnya
“Bisa kita mulai sekarang sarapannya” Kata Jalal membuyarkan suasana romantis ala
Rajatha dan Jodha, membuat mereka terkikik geli melihat wajah cemberut Jalal
CUP
Jodha mencium sekilas bibir suaminya, seketika membuat Jalal tersenyum penuh
kemenangan dan melirik Rajatha dengan tatapan mengejek
“Hahahaa” Rajatha tertawa melihat tingkah Papa nya tersebut
“Rajatha, kau masih ingat pesan Mama kemarin kan. Kalau hari
ini akan ada office girl baru di perusahaanmu, jangan menyuruhnya bekerja yang
berat, jangan biarkan orang lain sembarangan memarahinya, jangan membuatnya
terlalu lelah bekerja melayani para karyawan dan,,,”
“Astaga Mah,, Lalu untuk apa dia bekerja kalau Mama memberikan banyak sekali
larangan untuknya, dia itu karyawanku dan aku akan memperlakukannya sama
seperti karyawan yang lain” Kata Rajatha menyela ucapan Mamanya, dia jadi
penasaran apa yang sudah gadis itu pada Mamanya hingga Mamanya inni menjadi
sangat sayang pada gadis tersebut.
“Pokoknya tidak boleh, awas saja kalau sampai dia kelelahan karena disuruh
kesana kemari, Mama akan sering-sering datang ke perusahaanmu untuk
mengawasinya” Ancam Jodha
“Hhhh,, Sebenarnya siapa gadis itu Mah, kenapa Mama terlihat sangat
menyayanginya, apa Mama sudah lama kenal dengan dia?” Tanya Rajatha lembut, ia
tidak mau membuat Mamanya marah pagi-pagi begini hanya karena masalah sepele
seperti ini
“Nanti juga kau akan melihatnya dan Mama yakin kau juga akan menyukainya” Jawab
Jodha berteka teki
“Sudahlah Jagoan, turuti saja apa kata Mama mu. Papa saja sepertinya juga
menyukai gadis itu walau belum pernah melihatnya dan hanya mendengar tentang
gadis itu dari cerita Mama mu saja” Jalal ikut menimpali
“Ya Sudahlah, sekarang aku pergi dulu. Assalamu’alaikum” Kata Rajatha akhirnya
^^^
Rajatha sudah sampai di perusahaannya, semua karyawan menatap penuh hormat dan
segan padanya, Rajatha merupakan sosok atasan yang sangat tegas dan baik pada
para karyawannya, dia tidak membeda-bedakan kedudukan para karyawannya, jika
memang mereka bekerja sesuai dengan standar yang dia terapkan maka Rajatha
tidak akan berpikir dua kali untuk memberi mereka reward atas prestasi yang
telah mereka raih, bahkan ada beberapa karyawan disini yang diberi bea siswa
untuk melanjutkan kuliah olehnya.
“Selamat pagi Presdir” Sapa Melanie, sekretaris Rajatha
“Pagi. Tolong antarkan kopi keruanganku” Kata Rajatha dan masuk kedalam
ruangannya
“Baik presdir”
Rajatha
Akbar
(Presdir Akbar International Group)
Begitulah papan nama yang tertera di pintu ruangannya
Melanie langsung menghubungi pantry, meminta salah satu dari
OG disana untuk membuatkan kopi dan lansung mengantarkannya ke ruangan Rajatha.
^^^
“Siapa namamu?” Tanya seorang wanita dengan ketus, dia mengenakan baju seragam
sama seperti yang Faridha kenakan
“Faridha Anggun” Jawab Faridha mantap tanpa merasa terintimidasi sedikitpun
dengan tatapan tajam dari wanita yang menanyainya ini
“Aku Lina sebagai pengawas semua OB dan OG disini” Katanya lagi masih dengan nada
ketus dan terkesan angkuh, sejak tadi ia menatap tidak suka pada Faridha,
entahlah.
“Sombong sekali, baru menjadi pengawas OB
dan OG saja sudah seperti ini” Batin
Faridha
“Sekarang pekerjaan pertamamu adalah membuatkan kopi untuk Pak Presdir kita.
Cepat sana ke pantry dan antarkan padaku segera” Perintahnya
“Baik Mbak” Kata Faridha dan ia segera bergegas menuju pantry untuk membuatkan
kopi
“Ya Tuhan,, Kopi seperti apa yang diminta
pak presdir itu,, Bik Minn,,,” Kata
Faridha dalam hati, ia jadi teringat pada Bik Min yang selalu membuatkan apa
saja yang dimintanya
“Apa kau tidak bisa membuat secangkir kopi?” Tanya Lina mengejek
“Bi-bisa, tentu saja aku bisa. Tunggu sebentar” Jawab Faridha
“Kalau begitu cepatlah, Pak presdir tidak suka menunggu apalagi hanya untuk
secangkir kopi”
“Bismillah” Faridha mulai mengambil gelas kosong
“Hhmm,, Aku buatkan saja kopi seperti yang waktu itu aku buatkan untuk Putra,
semoga saja presdir itu suka. Ok,, Aku masih sangat ingat bagaimana takarannya”
Kata Jodha pelan dan ia mulai sibuk mencari kopi dan madu
“Tiga sendok kopi dan empat sendok madu. Dan siappp” Kata Faridha tersenyum
sambil mengaduk-aduk kopi tersebut “Dan sebuah senyuman” Tiba-tiba Faridha
teringat Putra pernah mengatakan itu. “Oke, sebuah senyuman manis pun sudah aku
berikan Tuan” Katanya lagi, ia jadi geli sendiri.
Faridha langsung memberikan secangkir kopi pada Lina dan
Lina langsung mengambilnya lalu keluar dari pantry menuju ruang presdir untuk
mengantarkan kopi tersebut.
“Letakan saja di meja” Kata Rajatha pada Lina tanpa
mengalihkan pandangannya dari laptopnya
Lina yang sudah memasang senyum termanisnya akhirnya mendesah kecewa dan
meninggalkan ruangan Rajatha dengan muka lesu.
Presdir tampan mereka ini memang menjadi incaran bagi para
karyawan dan client wanita nya, namun seperti biasa Rajatha tidak pernah mengindahkan
hal tersebut apalagi jika tidak ada hubungannya dengan masalah pekerjaan.
Rajatha akan meminum kopi nya namun deringan telepon di meja
kerjanya menghentikan gerakan tangannya untuk meminum kopi, ia meletakan
kembali cangkir kopi itu lalu mengangkat telephone
“Ada apa Melanie?” Tanya Rajatha
“Maaf presdir, sekarang sudah waktu nya melakukan kegiatan rutin anda”
“Baik, aku akan keluar sebentar lagi”
Kegiatan rutin yang dimaksud oleh Melanie adalah kegiatan
Rajatha untuk mengecek hasil kerja para karyawannya sebelum ia memutuskan untuk
memanggil siapa yang akan mengikuti test pada akhir pekan nanti, dan salah satu
syarat utamanya adalah karyawan tersebut sudah bekerja minimal tiga minggu di
perusahaan nya.
Rajatha sedang berjalan menuju beberapa ruangan dengan
Melanie berjalan dibelakangnya, Rajatha melihat dan mengecek hasil kerja para
karyawan pada masing-masing manager / pengawas mereka, beberapa para karyawan
wanita terlihat mencuri-curi pandang kearahnya.
Hingga tiba kini saatnya ia memasuki ruangan pantry, para OB
dan OG sudah berjejer rapih sebelah kiri dan kanan dengan menundukan kepala
mereka penuh hormat, Rajatha mulai berjalan di tengah-tengah diantara mereka.
“Wangi
ini, aku sangat mengenalnya dan juga begitu merindukannya. Parfum yang sama
dengan,,,,, Ya Allah, apa Putra juga bekerja sebagai OB? Tapi bagaimana aku
mengenalinya diantara puluhan OB yang ada disini?” Batin
Faridha
Faridha yang sibuk bertanya-tanya sendiri tidak menyadari
kalau sang Presdir sudah berdiri tepat di depannya.
“Faridha?!! Dia bekerja sebagai OG di
perusahaanku?” Kata Rajatha dalam
hati, ia masih diam membeku di depan Faridha, walaupun Faridha menundukan
kepalanya, Rajatha tahu gadis itu adalah Faridha, Rajatha sangat hafal dan
tidak akan salah mengenalinya.
“Kenapa semakin nyata saja aroma parfume
nya?” Batin Faridha lagi
Tanpa berbicara sepatah katapun Rajatha langsung berbalik
dan meninggalkan ruangan pantry tersebut diikuti dengan Melanie yang heran akan
sikap Boss nya itu, tidak biasanya Rajatha pergi tiba-tiba tanpa mengatakan
apa-apa setelah melakukan pengecekan, Rajatha langsung masuk keruangannya tanpa
memberi tahukan siapa yang akan mengikuti test minggu ini pada Melanie.
“Ada apa dengan presdir? Tidak seperti biasanya dia seperti
ini?” Kata Melanie lalu ia menuju meja kerjanya