Karena hari yang sudah larut malam, anak-anak nampak tertidur disepanjang
perjalanan, begitupun dengan Javeda yang berada di dekat mereka, sedangkan
Jodha matanya enggan terpejam ia hanya menatap ke samping jendela mobil dan
nampak memikirkan sesuatu.
“Aku merestui hubungan kalian nak”. Lagi,,,
Kata-kata itu lagi yang terus terngiang di pikiran nya, kalimat singkat yang
diucapkan dengan lembut oleh Ny Hamida namun mempunyai efek berkepenjangan
untuk Jodha dan membuat perasaan Jodha tidak karuan, tidak munafik Jodha merasa
bahagia dengan kalimat yang diucapkan Ny Hamida padanya tapi seperti ada yang
mengganjal dihatinya,
“Apanya yang direstui, sedangkan aku dan Jalal tidak ada
hubungan apapun sampai saat ini. Hey,, Apa aku berharap aku mempunyai hubungan
special dengan Jalal?” Batin Jodha
“Jodha,, Kita
sudah sampai” Kata Bhaksi yang berada di sampingnya yang seketika membuyarkan
lamunan nya
“Ah,,Iya”
Mereka pun membangunkan Javeda dan anak-anak lalu segera masuk ke appartement
untuk beristirahat
^^^
Di rumah Jalal,
setelah Jodha dan lain nya pulang
Ny Hamida tidak memperbolehkan Jalal masuk ke kamarnya sebelum Jalal
menjelaskan dengan sejelas-jelasnya hubungan dia dengan Jodha
“Masih diam saja” Tegur Ny Hamida pada putranya dengan nada sedikit menggoda
“Ap,, Apa ma?” Jawab Jalal pura-pura tidak mengerti
“Javeda” Kata Ny Hamida santai, walau usianya tidak lagi muda tapi Ny Hamida
masih sering bergurau dan senang sekali menggoda putra satu-satu nya ini
“Hah?”
Ny Hamida tersenyum melihat ekspresi Jalal lalu ia melempar bantal sofa kearah
anaknya itu
“Dasar anak bodoh, tentu saja Jodha” Kata Ny Hamida dengan tertawa kecil
“Dia,, Karyawan ku mah, salah satu staff khusus ku di The Worlds” Jawab Jalal
Tentu saja bukan
itu yang diharapkan Ny Hamida, tapi dia maklum mungkin Jalal masih malu untuk
berbicara secara langsung padanya tentang apa yang dirasakan nya saat ini, karena
ia tahu walau usia Jalal yang cukup matang dan dengan segala kesuksesan yang
sudah di raihnya dalam dunia bisnis tapi Jalal adalah pria awam jika berurusan
cinta.
“Lalu” Kata Ny Hamida lagi dengan lembut pada Jalal
“Kami cukup dekat, baik di kantor dan di luar kantor, mungkin dia satu-satunya
gadis yang cukup dekat dengan ku setelah Ruk, tapi,,emm,,, aku merasa sesuatu
yang lain yang aku rasakan saat aku bersama Jodha, padahal tidak ada hubungan
special diantara kami, berbeda dengan Ruk yang sempat menjadi tunanganku dulu,
aku,,, entahlah ma, aku tidak mengerti” Kata Jalal sambil mengangkat kedua
bahunya dengan wajah menerawang
Ny Hamida mengangguk-anggukan kepalanya sesekali ia tersenyum mendengar curahan
hati putranya
“Apa karena itu kau mengenalkan Jodha dengan Mama?” Tanya Ny Hamida
“Iya Ma, aku merasa mama harus tahu dan jujur aku senang melihat Mama
menyukainya” Jawab Jalal
“Kau mencintai nya nak?”
“Hhmm,,, Aku tidak tahu, perasaan ini baru untuk ku mah”
“Apa yang kau rasakan padanya nak?”
Jalal terlihat mengambil nafas dalam dan menghembuskan nafas panjang, seperti
sedang menenangkan dirinya sendiri sebelum ia mengatakan pada ibunya apa yang
tengah ia rasakan sekarang
“Aku rindu kalau tidak melihatnya, tidak suka bila pria lain meliriknya, ingin
terus melindunginya dan membuat ia nyaman saat bersamaku, aku juga senang
berada di sisinya bahkan ingin selalu bersamanya dan aku bahagia hanya dengan
melihat dia tersenyum, aku juga merasakan jantung ku berdebar tak menentu
setiap dia di dekatku, jika semua yang ku rasakan itu di sebut cinta, maka YA
AKU MENCINTAINYA” Kata Jalal mantap, Ny Hamida tersenyum puas dengan jawaban
Jalal
“Ya, kau sangat mecintainya
putraku. Mama merestui kalian, cepatlah kau katakan pada gadis mu itu”
Jalal tersenyum lega mendengar itu, segera ia memeluk ibunya dan mencium sayang
kening Ny Hamida
“Terima kasih mah, bagaimana menurut mama, apa Jodha juga mencintaiku” Tanya
Jalal dengan tidak melepaskan pelukan nya pada Ny Hamida
“Ya, dia juga mencintaimu, jangan ragu untuk mengatakan padanya nak” Jawab Ny
Hamida dan menepuk punggung putranya memberi semangat
Jalal melepaskan pelukan nya, ia mencium tangan Ny Hamida
“Aku akan mengatakan padanya minggu depan Mah”
“Minggu depan? Kenapa tidak besok saja kau katakan padanya, mama sudah tidak
sabar melihat mu dan Jodha sebagai sepasang kekasih, kalian sangat serasi nak.
Kalau kau ingin menikah dengan Jodha secepatnya mama juga tidak keberatan, mama
akan memberi tahu papamu untuk segera kembali dari Amerika dan mengurusi
pernikahan mu dengan Jodha” Kata Ny Hamida berbinar
“Aku pasti akan menjadikan Jodha menantu mama dan papa. Tetapi minggu ini aku
harus menghadiri meeting di beberapa
Negara, aku pasti tidak punya banyak waktu untuk nya, aku tidak ingin setelah
aku menyatakan cinta padanya aku malah pergi jauh darinya, seharusnya kan kami
menikmati waktu berdua sebagai sepasang kekasih baru, sabarlah sebentar lagi
mah satu minggu tidak akan lama”
“Hufh,, Selalu saja pekerjaan yang menghalangimu Jalal, mengapa tidak kau atur
semua meeting itu disini saja, lagipula kau pemilik perusahaan besar seperti
The Worlds, pasti para client mu tidak akan keberatan untuk meeting bersama mu
disini”
“Itu dia yang juga aku pikirkan ma, aku sudah mengatakan nya pada sekretaris ku
kalau aku tidak mau jika menghadiri meeting di luar negri, tapi kemarin aku mendapat
email dari client ku bahwa mereka sudah menyiapkan semua keperluan meeting ku disana,
jadi tidak mungkin aku menolak nya mah, tapi nanti aku akan menanyakan nya pada
mereka disana dan mungkin aku harus lebih keras lagi dalam memberi perintah
pada sekretarisku itu”
“Baiklah kalau begitu, Mama tunggu janji mu nak jangan buat kami menunggu terlalu
lama sayang” Kata Ny Hamida lembut lalu mencium kening putranya
^^^
The Worlds,,
Keesokan harinya
Jalal sudah sampai di The Worlds dan berjalan dengan di iringi tatapan lapar
dari mata para karyawan wanita nya, suatu hal yang sudah biasa bagi Jalal dalam
hidupnya selama ini, ia menuju ruangan nya tanpa melewatkan “ritual kecilnya”
pada Jodha, apalagi kalau bukan sekedar melirik Jodha yang tengah sibuk bekerja
baru setelah itu masuk keruangan nya.
Saat Jodha sedang berkutat dengan layar computer di depan nya, tiba-tiba
Benazir datang dan berdiri disamping nya
“Mana file yang ku minta kemarin” Kata Benazir ketus dan enggan menyebutkan
nama Jodha
Jodha melirik sebentar kearah Benazir dan menyerahkan file yang dimaksud, Jodha
menyerahkan file pada Benazir tanpa menoleh juga tanpa bicara padanya, Benazir
mengambil file dari tangan Jodha dengan kasar dan berbalik tapi belum
sepenuhnya ia kembali menghampiri Jodha
“Oh ya,,, Nona,, Aku melupakan sesuatu, untuk satu minggu ini aku harap kau
baik-baik saja ya”
“Apa maksudmu?” Jawab Jodha cepat
“Eemm,, Tapi jika kau kenapa-napa bahkan sampaii gila juga tidak apa-apa
menurutku,,, hahaa”
“Jangan bertele-tele Benazir” Jodha berdiri menatap tajam Benazir
Mereka berbicara
tidak terlalu keras sehingga tidak ada karyawan lain yang menyadari kalau
sebenarnya sedang ada perang antara Jodha dan Benazir
“Kau tidak sabaran sekali nona, baiklah,, ini kabar yang sangat baik untuk ku
tapi tentu saja kabar buruk untuk mu,, Kau tahu, Jalal dan aku akan melakukan
perjalanan bisnis selama satu minggu ini keluar negri, ya memang ini perjalanan
bisnis tapi TIDAK untuk ku, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan selama
kami disana nanti, aku akan terus berduaan dengan Jalal, merayu nya dan
memilikinya seperti yang aku impikan selama ini, bisa kau bayangkan sendiri apa
itu nona,,,hahha” Kata Benazir dengan menyeringai licik pada Jodha
Dada Jodha seketika bergemuruh mendengar kata-kata menjijikan Benazir, hatinya
luar biasa panas, ingin rasanya Jodha menyumpal mulut dan mengacak-acak makhluk
sialan di depan nya ini, tapi belum sempat Jodha menjawab dan melakukan apapun
pada Benazir, ia sudah berlalu dari hadapan Jodha dan kembali ke ruangan nya
dengan senyum kemenangan.
Setelah kepergian Benazir, Jodha jadi gelisah dan tidak konsentrasi bekerja,
ingin dia masuk ke ruangan Jalal dan menemuinya tapi ia sadar Jalal pasti
sangat sibuk sekarang karena sebentar lagi ia harus segera pergi. “Mungkin dia sedang bersiap untuk perjalanan
bisnis itu, aku tidak mungkin menganggunya” Kata Jodha dalam hati.
Jodha memutuskan untuk pergi ke toilet untuk sekedar membasuh wajahnya dan
berharap bisa sedikit mendinginkan hati dan kepalanya dari rasa panas yang
ditimbulkan dari ucapan Benazir padanya tadi
“Benar,,, Memang kami tidak ada hubungan apa-apa, tapi aku tidak suka dia dekat
dengan gadis lain apalagi wanita sialan itu, terserah orang mau berkata apa
mengenai aku tapi inilah yang kurasakan, aku tidak bisa bersikap seolah aku baik-baik
saja. Apa ini namanya egois? Menurut ku tidak juga, aku hanya tidak mau dia
pergi wanita sialan itu, Aarrrggghhh,,,,” Jodha tampak mondar-mandir di toilet
itu dan bergumam tidak jelas pada dirinya sendiri
Satu jam berlalu,, Jalal nampak keluar dari ruangan nya dan Jodha sudah kembali
ke mejanya walau daritadi ia tidak bisa mengerjakan apapun, mendengar pintu
ruangan Jalal terbuka Jodha langsung menoleh ia melihat Jalal tersenyum
padanya. Jodha tidak membalas senyuman Jalal, di wajahnya nampak sekali
kegelisahaan dan ketidak relaan melepas Jalal pergi dengan Benazir.
Jodha tahu waktu Jalal tidak banyak lagi, jadi ia harus segera mengatakan pada
Jalal apa yang dirasakan nya, ini jarang sekali terjadi karena biasanya Jodha
sering mengatakan apa yang tidak sesuai dengan hatinya, mungkin saat ini
keadaan nya sudah sangat genting untuk Jodha jadi mau tidak mau ia harus
berterus terang seterang-terang nya pada Jalal.
Setelah ia merasa sudah cukup dekat Jalal, Jodha langsung berbicara pada Jalal
“Kau mau pergi” Tanya Jodha pelan
“Iya, aku harus menghadiri beberapa meeting seminggu ini di beberapa negera
tetangga” Jawab Jalal, ia merasa agak aneh dengan gelagat dan cara bicara Jodha
padanya
“Kenapa mendadak? Dengan siapa kau pergi? Apa tidak bisa meetingnya move disini
saja, walau aku bukan sekretarismu tapi aku bisa mengaturnya untuk mu” Binggo!
Ucapan Jodha terkesan seperti seseorang yang sedang merajuk pada kekasihnya.
Kini Jalal benar-benar bingung dengan Jodha, ia berfikir apa Jodha tidak mau
jauh-jauh darinya? Selama ini Jalal berfikir bahwa hanya dirinyalah yang tidak
ingin berada jauh dari Jodha tapi ternyata Jodha juga sama sepertinya, seketika
desiran halus merambat di dadanya dan membuat relung hatinya menghangat, apa
benar yang Ibunya katakan tadi malam bahwa Jodha juga mencintainya, Jalal
tersenyum tipis di tengah lamunan nya
“Jalal” Jodha menyenggol lengan Jalal, menuntut penjelasan padanya
“Ah,,Ya Jodha” Kata Jalal yang langsung tersadar dari lamunan dan fikiran indah
nya tentang perasaan Jodha
“Jawab” Jodha benar-benar tidak sabar sekarang
Jalal hendak menjawab pertanyaan Jodha tapi tiba-tiba Benazir menghampiri
mereka, Benazir tampak sangat berbeda, kelihatan sekali ia sudah berhias
mati-matian demi menemani Jalal pergi sebentar lagi
“Mari Mister, kita harus segera pergi ke airport sekarang juga, semua keperluan
kita selama disana hingga kembali lagi kesini sudah saya siapkan semuanya” Kata
Benazir pada Jalal dengan sesekali melirik sinis kearah Jodha
Jodha kembali menampakan wajah kesal nya pada Benazir, diliriknya Jalal yang
berada di sebelahnya yang sekarang menatap lembut padanya, Jalal seolah tidak
perduli dengan kehadiran Benazir di tengah-tengah mereka, ia menikmati
memandang wajah Jodha yang menurutnya penuh dengan kecemburuan, Jalal sengaja
tidak menjawab Jodha sekarang lagipula ia memang harus segera pergi sekarang,
ia akan menjelaskan nya nanti pada Jodha
“Aku pergi dulu Jodha, aktifkan selalu ponselmu dan tunggu aku kembali” Kata
Jalal lembut pada Jodha dengan sebelah tangan nya membelai pucuk kepala Jodha,
ia tidak perduli dengan tatapan para karyawan atau pun tatapan tidak suka
Benazir
Jodha tersenyum dan mengangguk pelan “Hati-hati dan cepat kembali” Balas Jodha
tulus
Setelah kepergian Jalal dan Benazir, Jodha kembali ke meja kerjanya tapi bukan
untuk bekerja tapi ia sibuk memperhatikan layar ponsel nya, ia berharap Jalal
mengirimi nya pesan “Ayolah Jodha, dia
baru saja pergi 15 menit yang lalu, yang benar saja kau mengharapkan dia
menghubungimu” Batin Jodha
^^^
Dan sudah dua jam berlalu tidak ada juga pesan atau panggilan dari Jalal di ponsel
nya, Jodha mendengus kesal ia tidak berani membayangkan apa yang sedang terjadi
atau sesuatu yang akan terjadi antara Benazir dan Jalal disana dan sampai jam kantor
selesai pun masih tidak ada tanda-tanda pesan atau panggilan dari Jalal di
handphone nya.
“Dasar,, untuk apa dia menyuruhku mengaktifkan ponselku kalau dari tadi dia
tidak menghubungi ku sama sekali” Kata Jodha memandang kesal pada ponsel nya
Jodha lalu meninggalkan The Worlds dengan perasaan hampa, ini baru satu hari
Jalal pergi bagaimana ia bertahan selama satu minggu ini dengan terus
berprasangka yang tidak-tidak antara Jalal dan Benazir disana.
^^^
Pagi ini Jodha sudah berada di The Worlds, ia sudah berusaha menyemangati
dirinya sendiri untuk tetap bekerja dan ber-positif thinking
“Mungkin saja dia kelelahan Jodha, makanya dari kemarin dia belum sempat
mengabarimu, sebentar lagi pasti dia akan menghubungimu, tenang saja nona” Kata
Jodha menenangkan dirinya sendiri, memang sejak kemarin hingga pagi ini Jalal
masih belum menghubunginya
Ia mulai bekerja menyibukan diri dengan pekerjaan nya yang sempat tertunda
karena ke-galau-an nya kemarin.
Jodha tengah sibuk dengan file-file di mejanya, ia melihat seseorang masuk
keruangan sekretaris CEO dengan tergesa-gesa
“Dia?” Kata Jodha tertahan. “Ya Tuhan,,, apa itu,, Benazir??,,, Lalu?” Kata
Jodha bingung pada dirinya sendiri, bukan kah Benazir pergi bersama Jalal tapi
mengapa sekarang dia ada disini, Jodha yakin dia tidak salah lihat, tadi itu
memang Benazir, belum selesai keterkejutan Jodha dengan kehadiran Benazir di
The Worlds pagi ini, handphone nya berdering dan tertera nama yang dari kemarin
di nanti-nanti kan nya atau mungkin seseorang yang dirindukan nya
“Jalal”
“Selamat pagi nona, apa kabar. Maaf aku baru bisa menghubungimu sekarang, setelah
sampai aku menerima laporan bahwa beberapa proyek ku sedang dalam masalah
disini, aku bahkan baru tiba di hotel 3 jam yang lalu dan segera istirahat
sebentar dan terbangun dan langsung menghubungimu” Jelas Jalal panjang lebar,
ia tidak mau Jodha marah padanya karena sudah mengabaikan nya dari kemarin
“Emm,, Tidak apa-apa, aku mengerti,, Kau harusnya istirahat lebih lama Jalal,
jangan terlalu lelah” Kata Jodha dengan begitu perhatian nya pada Jalal
“Jodha” Panggil Jalal
“Ya?”
“Aku tidak pergi dengan Benazir, kau bisa bekerja dengan tenang disana”
“Eh?”
“Aku tahu itu yang ada di otak mu dari kemarin kan, aku sama sekali tidak
membutuhkan dia disini, aku bisa menghandle sendiri pekerjaan ku disini,
kecuali jika kau yang menjadi sekretaris ku itu akan berbeda ceritanya” Goda
Jalal pada Jodha di akhir kata-kata nya
Jodha tersenyum mendengar kata-kata Jalal, memang sangat besar efek suara Jalal
bagi Jodha jika mereka sedang berjauhan seperti ini.
“Jangan terlalu lama menunjukan senyum manis dan wajah mu yang sedang tersipu
itu nona”
“Apa?” Kata Jodha tidak menyadari apa yang dikatakan Jalal barusan padanya
karena ia sedang asyik dengan dunia nya sendiri karena godaan Jalal tadi
“Hhmm,, Rasanya aku ingin sekali berada di samping mu dan memandangi wajah mu
yang semakin cantik itu karena tersipu malu oleh kata-kata ku” Kata Jalal lagi
dengan lembut
Rasanya Jodha sudah tidak sanggup mendengar godaan Jalal yang bertubi-tubi
padanya daritadi
“Sudahlah Jalal, apa yang kau katakan” Kata Jodha pura-pura tidak mengerti
“Hahaa,, Baiklah, sekarang lanjutkan pekerjaan mu, ku harap hati mu sudah lebih
baik setelah aku menjelaskan padamu tadi mengenai Benazir”
“Eem,, I-iya”
“See you next week Jodha” Kata Jalal lalu mematikan panggilan nya
Senang,, Bahagia dan Luar biasa,,, Juga Lega,,, itulah yang dirasakan Jodha
sekarang, senyum manis tersungging di bibir tipis nya sejak tadi.
^^^
*Flashback,,, Lobby The Worlds di hari keberangkatan Jalal
Jalal berjalan keluar menuju mobilnya yang sudah siap dengan sopir nya, saat
Jalal akan masuk ke dalam mobilnya, ia menyadari ada seseorang di sebelahnya
“Benazir, kau masih disini? Ada apa?” Kata Jalal
Benazir yang mendapat pertanyaan seperti itu dari Jalal membuatnya bingung
“Sa,, Saya ikut meeting bersama anda Mister”
“Oh,, sepertinya aku lupa memberi tahumu Benazir, bahwa aku telah merevisi
proposal yang kau berikan padaku tadi pagi, aku sudah mengkonfirmasi kan pada
client kita disana untuk menyiapkan semua kebutuhan untuk satu orang saja
karena hanya aku yang akan pergi, kau tidak perlu ikut denganku, ada banyak
pekerjaan yang harus kau lakukan disini selama aku pergi” Kata Jalal santai
Benazir tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, bukankah dia adalah
sekretarisnya bagaimana Jalal melakukan revisi proposal tanpa memberi tahu apapun
padanya.
“Nona Benazir, apa kau mengerti?” Tanya Jalal pada Benazir yang dilihatnya diam
saja
“I-iya Mister, tapi maaf sepertinya saya harus segera pulang kalau begitu, tiba-tiba
badan saya tidak enak” Kata Benazir beralasan, tidak mungkin ia kembali masuk
kedalam, mau taruh dimana wajahnya jika Jodha melihat ia kembali masuk kedalam
“Oke, tidak masalah, kau bisa pulang sekarang, aku pergi dulu” Kata Jalal lalu
masuk kedalam mobil nya
“Tidak apa-apa aku melakukan pekerjaan ku sendiri selama disana, aku sengaja
merevisi proposal yang diberikan Benazir padaku tadi pagi dengan menghilangkan
namanya dari proposal itu, aku tidak mau Jodha berprasangka yang tidak-tidak
padaku, tatapan serta gelagat aneh nya tadi semakin membuatku yakin bahwa yang aku
lakukan sudah benar, I miss you Jodha” Batin Jalal
*Flashback off