mso 9]>
Normal
0
false
false
false
EN-US
X-NONE
X-NONE
“Andai aku tahu
jika orang itu Benazir, aku tidak akan menerimanya Jodha. Aku akan tetap
memaksamu yang akan menjadi sekretarisku tapi aku tidak bisa menarik kembali
ucapan ku kemarin dan membatalkan kontrak kerja secara sepihak. Semoga dia
tidak mencari gara-gara denganmu nantinya. Aku ingin selalu melihatmu tersenyum
seperti tadi Jodha” Kata jalal setelah Jodha keluar dari ruangan nya
^^^
Jodha kembali
berkutat dengan pekerjaan nya, hatinya kembali berbunga-bunga setelah apa yang
terjadi di ruangan Jalal tadi, “Dia
bahkan mengucapkan terima kasih karena aku tersenyum padanya,,, Hihihi” Batin Jodha terlonjak kegirangan dan masih
tidak percaya
Tak lama berselang, Salima membawa Benazir ke hadapan para seluruh staff khusus
CEO, ia akan mengenalkan Benazir kepada mereka semua sekarang.
“Maaf saya
mengganggu kegiatan kalian sebentar, saya disini ingin memperkenalkan pada
kalian sekretaris Mister Jalal yang baru yang akan menggantikan saya mulai hari
ini, namanya nona Benazir, semoga kalian bisa saling mendukung dan bekerja sama
dengan baik dengan nya demi kelancaran perusahaan kita The Worlds” Kata Salima
Mendengar nama Benazir Jodha mengernyitkan kening nya, ia seperti mengenal nama
itu, segera saja Jodha mengalihkan pandangan nya kearah wanita yang berdiri di
belakang Salima
“Dia?!! Apa,, Apa mata ku tidak salah lihat” Jodha mengerjap-ngerjapkan matanya
seakan tidak percaya matanya sedang menatap siapa saat ini
Tibalah Benazir menyalami satu persatu para staff itu tentu saja dengan senyum
keramahan palsu nya, hatinya sangat malas berpura-pura baik sedari tadi, tujuan
dia bekerja di The Worlds bukan untuk sebuah jabatan atau uang tapi tujuan nya
tidak lain adalah Jalal, pria yang diam-diam sudah ia kagumi dari dulu tapi
karena Ruk sahabatnya mencintai Jalal makanya ia bersedia mengalah dan
mengorbankan perasaan nya, tapi tidak lagi setelah Ruk meninggal beberapa tahun
lalu, dia tidak akan menyia-nyiakan semua yang sudah ada di depan matanya
sekarang, Jalal harus menjadi miliknya.
Salima langsung
mendekati Jodha yang masih terus memperhatikan Benazir yang sedang berkenalan
dengan staff lain.
“Jodha” Bisik
Salima memanggilnya
“Hmm” Jawab Jodha singkat dengan pandangan nya yang masih terus menatap Benazir
penuh selidik
“Aku tahu kau pasti tidak menyangka kalau orang yang menggantikan aku adalah
dia, hati-hati lah jika berbicara dengan nya Jodha, dia sangat menyebalkan,, Dasar,,”
Geram Salima tertahan
“Sudahlah Salima, nanti dia mendengar mu. Terima kasih sudah mengingatkan ku
teman” Kata Jodha dan mengalihkan pandangan nya lalu tersenyum pada Salima,
sedangkan Salima masih terlihat kesal mengingat kelakuan Benazir tadi.
Hingga tiba
Benazir di depan meja kerja Jodha sedangkan Jodha hanya diam saja ia
berpura-pura sibuk dengan membicarakan masalah pekerjaan dengan Salima, Jodha
juga malas menegur Benazir duluan karena sudah bisa dipastikan suasana akan
memanas nantinya
“Apa kabar nona pembunuh” Kata Benazir sinis pada Jodha
Benazir sengaja memancing amarah Jodha dengan kembali mengucapkan kata pembunuh
padanya, ia ingin Jodha marah atau mungkin menamparnya karena ucapan nya
barusan dan jika Jodha melakukan itu maka semua berjalan sesuai rencana, rencana
awal yang bagus. Dan ia akan memperlihatkan pada semua orang dan menunjukan
pada Jalal bahwa salah satu karyawan nya sudah melakukan kekerasan pada seorang
karyawan baru, Jalal pasti akan menegur keras Jodha atau mungkin memecatnya
sesuai harapan nya karena Jalal pasti tidak ingin reputasi The Worlds tercoreng
karena salah satu karyawan nya berulah tidak sopan, lagipula kehilangan satu
karyawan tidak berpengaruh untuk The Worlds “Kau
memang licik Benazir, tapi aku suka kelicikan mu” Batin Benazir pada dirinya sendiri.
Jodha membuang nafasnya dengan kasar, kalimat singkat Benazir barusan cukup
membuka kembali lukanya di masa lalu, andai Jodha masih bersifat seperti dulu
tentu sudah daritadi ia melabrak Benazir dan menyumpal mulut sialan itu, tapi
sekarang Jodha bukanlah gadis arrogant lagi ia lebih bisa menyikapi segala
sesuatu dengan bersikap dewasa tanpa emosi.
Melihat Jodha
yang hanya diam saja tidak menanggapinya membuat Benazir kesal, bukan respon
seperti ini yang diharapkan Benazir dari Jodha, ia kembali ingin mengucapkan
lagi kata-kata pedas pada Jodha tapi Salima sudah lebih dulu memotongnya.
“Maaf nona
Benazir, aku rasa perkenalan anda kepada para staff disini sudah cukup,
sekarang kembali ke ruangan ku dan lanjutkan untuk membuat laporan yang tadi diminta
oleh Mister,karena ia akan memerlukan laporan itu sore ini untuk meeting dengan
client kita dari Australia”
“Kenapa kau suka sekali mengganggu ku sih Salima” Kata Benazir tidak suka pada
Salima
“Terserah anda
menganggap saya apa nona, saya hanya menjalankan pekerjaan saya yang hanya
tinggal beberapa jam lagi disini” Balas Salima
“Kau,,,” Geram Benazir, ia mencengkram lengan Salima
“Lepaskan tanganmu dari lengan sahabatku Benazir” Kata Jodha yang langsung menyadari
tindakan Benazir pada Salima, sedangkan Benazir tidak menggubris sama sekali
perkataan Jodha, tanpa menunggu lagi Jodha langsung menyingkirkan dengan kasar
tangan Benazir dari lengan Salima. Melihat tindakan
Jodha barusan semakin menambah percikan api di hati Benazir, dia kemudian
berbalik meninggalkan Jodha dan Salima menuju ruangan Salima yang sebentar lagi
akan menjadi miliknya.
^^^
Malam ini Jodha
pulang telat ke appartement karena ia memenuhi undangan makan malam dari Salima
karena hari ini adalah hari terakhir nya bekerja dan mungkin setelah ini mereka
akan jarang bertemu karena kesibukan diri masing-masing. Jodha baru kembali ke
rumah saat anak-anak sudah terlelap dengan mimpi mereka, bahkan Javeda dan
Bhaksi sedang bersiap untuk tidur sekarang tapi saat melihat kepulangan Jodha,
mereka menyambutnya.
Setelah berganti
pakaian tidur, Jodha mengajak Javeda dan Bhaksi duduk di ruang tengah, ia ingin
segera mencurahkan dan menceritakan tentang Benazir pada mereka.
“Apa kau tidak lelah Jodha, kau baru saja pulang, lebih baik kau segera tidur
sekarang ya” Kata Bhaksi pada Jodha
“Nanti saja, aku ingin memberitahu kalian tentang seseorang, dengarkan aku
dulu” Kata Jodha pada Bhaksi dan Javeda yang duduk di samping kanan dan kiri
nya
“Hhm,, Baiklah, ceritakanlah tentang orang itu, siapa dia”
“Kalian tahu kan kalau aku menolak tawaran untuk menjadi sekretaris Jalal dan
apa kalian tahu siapa orang yang akhirnya menjadi sekretaris baru Jalal”
“Siapa?” Tanya Bhaksi dan Javeda hampir bersamaan
“Sahabat kalian di masa lalu, atau mungkin masih sampai sekarang” Kata Jodha
berteka teki
“Hufh,, Aku tidak mengerti maksudmu Jodha, sudah katakan saja siapa namanya”
Kata Javeda malas dan menyenderkan badan nya ke senderan sofa yang di dudukinya
“Benazir”
“APAA,,??!!!!” Teriak Javeda dan Bhaksi tidak percaya pada Jodha
“Bisa tidak
jangan berteriak, apa kalian mau membangunkan anak-anak hah? Lagipula gendang
telinga ku bisa pecah tahu..” Oceh Jodha pada kedua sahabatnya ini
“Ap,, Apa,, kami tidak salah dengar Jodha,, dia,, Benazir?” Tanya Bhaksi dengan
mengabaikan ocehan Jodha
“Iya, Be-Na-Zir, dia bahkan hampir menyakiti Salima. Tadinya aku tidak ingin
ambil pusing dengan meladeni kata-kata pedas nya tapi saat dia mulai bermain
fisik dan itu menyakiti Salima aku tidak bisa diam saja jadi aku terpaksa
membentak nya tadi dan sepertinya karena hal itu ia semakin tidak suka padaku”
Jelas Jodha
“Entahlah,, aku tidak mengerti dengan nya, dulu saat kami masih bersama dan
bersahabat ia dan Atifah begitu baik, mereka mulai berubah saat (Negara api menyerang? *skip,,)
meninggalnya Ruk,, hmm” Kata Bhaksi
“Kau hati-hati saja Jodha dengan nya, dia memang tidak suka dengan mu dari dulu
dan mendengar dari ceritamu tadi sepertinya ia memang ingin mencari gara-gara
denganmu” Kata Javeda
“Iya benar” Timpal Bhaksi lagi
“Ya,, Terima kasih aku akan ingat itu, aku menyayangi kalian sahabat-sahabat
ku” kata Jodha memeluk kedua sahabatnya dengan perasaan haru, ia benar-benar
merasa disayangi hari ini mulai dari Jalal yang pertama memperingatinya kemudian
Salima dan sekarang kedua sahabat tercintanya.
^^^
The Worlds,..
Kini sudah satu minggu Benazir menjadi sekretaris Jalal, dari segi pekerjaan
memang Benazir bisa di andalkan, tapi diluar itu sikap dia yang sebenarnya
sungguh menyebalkan, dia begitu sombong dan bermuka dua, dia juga hanya
berteman pada orang yang dianggap selevel dengan nya saja dan selalu menganggap
remeh orang lain dibawah nya.
Usahanya
mendekati Jalal semakin gencar, tapi untunglah sejauh ini tidak pernah berhasil
karena Jalal selalu bisa bersikap professional padanya, diluar membicarakan
pekerjaan Jalal tidak pernah memanggil nya, kalaupun Benazir lebih dulu yang
mendatanginya ia selalu bisa menghindarinya dengan memberikan
pekerjaan-pekerjaan lain yang akan membuat Benazir sibuk
Lalu bagaimana
dengan Jodha?
Tidak banyak berubah, Benazir menganggap Jodha dan staff khusus CEO lainya
hanya karyawan bawahan biasa, tidak jarang pula Benazir menyindir Jodha dan
menatap sinis kearahnya tapi Jodha menganggap itu semua hanya angin lalu, tidak
ada yang perlu dia takutkan hanya dari seorang Benazir, toh semua orang disini
pun tahu bagaimana sikap Benazir, tapi ada satu hal yang membuat Jodha muak
dengan tingkah Benazir yaitu sikap sok akrabnya pada Jalal, untung saja Jalal
tidak pernah menanggapinya dan yang terpenting bagi Jodha adalah sikap Jalal
padanya tidak berubah, selalu hangat dan penuh perhatian yang membuatnya senang
^^^
Jodha saat ini sedang sibuk dengan banyak email di computernya, tiba-tiba
handphone nya berdering, sekilas ia melihat kearah handphone-nya, Jodha mengernyit heran dengan nama yang
tertera di layar ponsel nya, “Jalal” gumam Jodha pelan, ia lalu menerima
panggilan itu, baru saja Jodha ingin mengatakan sesuatu tapi suara Jalal sudah
lebih dulu di dengarnya.
“Jangan menyebutkan namaku nona” Kata Jalal cepat pada Jodha sesaat setelah
Jodha menerima panggilan nya
“Kau? Ada apa?”
“Tenang saja nona, kenapa bingung begitu,, hmm”
“Kau ada di dalam ruangan mu kan dan sekarang menghubungi ku melalui handphone
ku, apa maksudmu, apa kau tidak ada perkerjaan lain Jalal” Gerutu Jodha pada
Jalal
“Hey,, Bukankah sudah ku katakan jangan menyebutkan namaku, aku hanya ingin
menelphon ke hp mu saja karena ku rasa itu lebih privat untuk kita”
Jodha memicingkan matanya mendengar penuturan Jalal padanya barusan
Jalal lalu melanjutkan “Sebenarnya ada yang ingin ku bicarakan padamu Jodha”
“Bukankah daritadi kau terus berbicara hah, apalagi yang ingin kau bicarakan,
aku sibuk” Setelah mengatakan itu Jodha langsung menutup panggilan Jalal dan
meletakan hp itu diatas mejanya, tapi tak lama berselang handphone nya kembali
berdering, Jodha melirik sekilas ke layar handphone nya kemudian ia memutar
bola matanya kesal. “Huh,, Ada apalagi sih dia” Ternyata Jalal kembali menelphonnya,
Jodha tidak menanggapi panggilan Jalal, ia kembali focus pada layar computer dan
pekerjaan-nya, tapi handphone-nya lagi dan lagi berdering dengan nama pemanggil
yang sama, merasa sudah sangat kesal Jodha langsung beranjak dari kursinya dan
langsung berjalan menuju ruangan bosnya yang kurang kerjaan itu sekarang.
Tanpa permisi
Jodha langsung masuk ke ruangan Jalal dan berjalan cepat menuju meja kerjanya,
wajah Jodha terlihat begitu kesal tapi bagi Jalal itu malah sebaliknya, Jodha
terlihat begitu menggemaskan baginya saat ini, dengan mengulum senyum Jalal
menyambut kedatangan Jodha di depan meja kerjanya.
Dan seperti
tidak berdosa Jalal menyapa Jodha dengan
manis seperti biasanya
“Hay Jodha,, kau kemari”
“Hay,, Hay,,
Jangan menunjukan wajah seolah tidak terjadi apa-apa Jalal” Balas Jodha kesal
“Hahahaa,,, Baiklah, kemari lah dulu”
“Ada apa sih Jalal??” Kata Jodha pada Jalal dengan sedikit berteriak, Jalal
sungguh menyebalkan
“Duduklah dulu, jangan marah-marah nona” Balas Jalal lembut
“Tidak perlu” Jawab Jodha acuh. Jodha melanjutkan “Lebih baik kau cepat katakan
apa yang ingin kau bicarakan padaku, waktu ku tidak banyak, aku sedang sibuk
mengurusi para client-client mu itu”
Jalal mengacuhkan perkataan Jodha, tanpa basa basi ia memegang tangan kiri
Jodha dan menariknya lembut membawa Jodha berjalan menuju pintu keluar ruangan
nya, Jodha yang kaget dengan perlakuan Jalal ingin mengatakan sesuatu tapi
tiba-tiba saat sudah berada diambang pintu, Jalal menghentikan langkahnya dan
menoleh kearah Jodha dengan tidak melepaskan genggaman tangan nya pada gadis
itu, Jalal tersenyum melihat ekspresi Jodha saat ini, mata indah gadis itu sedang
melotot tajam kearahnya
“Ikut aku” Kata
Jalal singkat lalu hendak membuka pintu ruangan nya dengan satu tangan nya yang
tidak sedang menggenggam tangan Jodha
“Tu,, Tunggu dulu” Balas Jodha dan entah sadar atau tidak tangan kanan Jodha
juga meraih handle pintu yang saat ini sedang dipegang oleh Jalal, jadilah
kedua tangan mereka menyatu, yang satu dengan Jalal yang menggenggam erat tangan
kiri Jodha dan satu lagi tangan kanan Jodha kini yang berada diatas tangan
Jalal yang berada di handle pintu, mereka terdiam sejenak dan merasakan
desiran-desiran aneh yang tiba-tiba menyeruak di hati keduanya. “Apa ini,, mengapa sekarang aku jadi gugup?
Kenapa susah sekali mengeluarkan kata-kata saat ini?” Batin Jodha
(Mungkin butuh
kursus merangkai kata untuk bicara,,,,)