Jodha masih memeluk Jalal dan berbicara dengan nada marah, “Shahenshah, Aku begitu takut padamu....”
Jalal menyeringai mendengar keluhannya, ia melepaskan pelukannya dan menatap matanya. Ia berbicara dengan nada serius, “Hmmm... Jadi begum favoritku sangat takut padaku... Bisa kau katakan mengapa kau begitu takut padaku???”
Dalam nada rendah Jodha menjawab, “Shahenshah, aku benar-benar takut pada kemarahanmu. ketika Kau marah Kau melupakan semuanya... Hari ini aku pikir Kau akan membunuhku... Matamu seakan mengancamku sampai ke hatiku...”
Mendengar Jodha ketakutan, Jalal bertanya dalam nada sangat tenang, Jodha, katakan sesuatu padaku, jika Kau merasa kemarahanku menakutkan maka mengapa Kau tidak meninggalkan aku ketika aku bersikeras??? Pertama Kau membuatku marah lalu kau mengeluhkan hal itu. Semua ratu seharusnya takut pada suami mereka...”
"Aku tahu kau sangat marah, tapi aku juga tahu bahwa pada saat yang sama Kau tidak terluka. Matamu memancarkan kesedihan lebih dari kemarahanmu dan aku tidak dapat melihatmu menghadapi kemarahan dan rasa sakitmu tapi aku takut dan takut dan Shahenshah aku tidak setuju denganmu bahwa ratu harus takut pada suami mereka... Aku percaya para ratu harus menghormati suami mereka karena cinta bukan karena rasa takut." Jodha menjawab dengan kasih.
"Baiklah, aku setuju denganmu Jodha!!! Kau telah memenangkan perdebatan ini... Aku tidak tahu tentang ratu yang lain aku tapi aku ingin Kau menghormati aku karena cinta bukan karena takut. Tapi aku juga setuju bahwa ketika aku marah aku bisa menjadi kejam dan menakutkan tapi tahukah Kau bahwa Kau lebih mengerikan saat mengancamku, aku takut pada keheninganmu? Kau adalah orang yang memperkenalkan ketakutan padaku... Aku tidak pernah tahu apa rasa takut itu, sebelum Kau datang dalam hidupku... Keheninganmu jauh lebih buruk dan menakutkan dari kemarahanku.” Ia menjawab dalam nada tenang dan sangat dikontrol.
Oh Kanah! Dia begitu tajam setiap kali aku mengeluh dia membuat aku merasa bersalah. Jodha bertindak polos dan bertanya lebih lanjut dalam nada lucu “apa??? Aku tidak mengerti... apa maksudmu?”
Jalal menjawab dalam nada serius, “Pertama kali Kau mengancamku dengan kediamanmu saat malam Kau menerima tinggal dengan aku selama satu hari dan satu malam, ketika orangtuamu datang ke Agra untuk pag fere rasam dan malam itu Kau mengikuti semua yang aku katakan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, aku menunggu untuk satu kata keluar dari mulutmu tapi Kau diam dan berdiam diri Kau membunuh aku dari dalam... Ini benar-benar menggangguku. Aku membenci diriku sendiri untuk pertama kalinya dalam hidupku. Dan yang kedua, ketika kita berada di kota Amer dan aku berkata dalam cemburu-Ku dan kemarahanku untuk memilih aku atau Amer dan Kau memilih diriku tanpa berdebat, Kau terima untuk datang ke Agra denganku, Kau bahkan tidak berdebat atau berperang denganku, keheninganmu benar-benar membuatku takut, Aku tidak bisa tidur sepanjang malam dengan damai dan kemudian Kau mencoba bunuh diri dengan penuh keheningan. Aku benar-benar ingin menamparmu pada saat itu... Aku benar-benar takut keheninganmu... Kemarahanku lebih baik daripada keheninganmu. KEHENINGANMU TERLALU BERBAHAYA..."
Jodha dengan manja menjawab “Jika Kau tidak ingin melihatku seperti itu, maka Kau jangan pernah marah padaku..."
Jalal dengan senyum lucu menariknya mendekat padanya dan dengan tatapan romantis menjawab, “Bagaimana aku bisa marah pada istriku tercinta dan berharga???" dan membawanya dalam pelukannya. **Haddecchhh,,, rayuanmu Shahenshah**
"Dapatkah aku meminta sesuatu padamu Shahenshah??" Suara Jodha dipenuhi dengan rasa khawatir.
Jalal menganggukkan kepalanya. Jodha melanjutkan ucapannya dengan nada cemas, "Shahenshah, dapatkah Kau merahasiakan hubungan kita?? Aku tidak ingin orang tahu bahwa kita telah menerima satu sama lain... terutama orang-orang di harem, aku tidak ingin meraka memainkan politik kotor untuk membuat kita terpisah dan aku tidak ingin mendapatkan penghinaan yang lain. Mereka semua membenciku karena aku Ratu hindu Rajvanshi... Semua selir menertawakanku sepanjang waktu. Jika mereka mengetahui bahwa Kau telah menerimaku sebagai raumu maka mereka akan membuat hidupku lebih sengsara. Kau tidak tahu, ketika Kau mengatakan bahwa Kau akan menghabiskan malam denganku seluruh harem membahas tentang kita. Karena kesalahan Reva mengatakan pada Rukaiya begum tentang rencana kita menghabiskan malam bersama, mendengar itu ia begitu marah padaku. Aku pikir akan lebih baik jika kita menyembunyikan kenyataan hubungan kita dari setiap orang... Aku lelah dengan semua masalah dan kesulitan yang ada... Aku tidak menginginkan apapun selain dirimu... Berjanjilah padaku Shahenshah, bahwa Kau akan merahasiakan hubungan kita dari orang lain."
Jalal tahu apa yang ada di dalam pikiran Jodha... mengapa ia ingin menyembunyikan hubungan mereka dari orang lain... dia sendiri telah melihat ratu-ratu harem tertawa dan mengolok-olok dirinya berkali-kali... Dia ingat, di luar ruangannya sekelompok ratu harem yang mengejek Jodha, tertawa dan menuduh Jodha ketika dia meninggalkan ruangannya dan bagaimana ia menangis tak berdaya. Dia merasa bersalah dengan kemarahan di dalam dirinya, seperti dia mengutuk dirinya yang mengapa ia tidak berbicara pada waktu itu. Dia tahu bahwa sebagian besar wanita di harem tidak menghormati Jodha, meskipun dia adalah salah satu dari tiga istri resmi yang telah dinikahinya... tapi mereka masih memperlakukan dia seperti selir biasa. Ia mendapat kesimpulan bahwa karena dirinya setiap orang tidak menghormati Jodha... Dia tidak pernah memberikan rasa hormat dan betapa pentingnya dirinya. Dia pernah diundang dalam setiap diskusi atau keputusan politik besar seperti Salima begum dan Rukaiya begum. Untuk menyembunyikan emosinya dan cinta terhadap Jodha, dia selalu bertindak kasar padanya di depan orang lain dan berpura-pura bahwa dia tidaklah penting... Ia telah menghinanya berkali-kali di depan banyak orang. Ia menuduhnya berselingkuh dan mengeluarkan kata-kata kejam padanya dan dia juga menamparnya dengan marah di depan banyak orang, ia menyadari bahwa ia sendiri bertanggung jawab karena telah merusak reputasinya. Seluruh Agra tahu mengapa dia dikirim kembali ke Amer... Dia dipermalukan berkali-kali olehnya, ia memang ratu yang telah dinikahinya namun nilainya tidak lebih dari mamuli dasi (pembantu umum). Dia benar-benar bergantung pada Rukaiya untuk setiap kebutuhan tunggal. Rukaiya dan Salima begum masing-masing memiliki sepuluh pelayan pribadi dan Jodha hanya memiliki Moti dan Reva untuk merawatnya tapi dia tidak pernah mengeluh tentang apapun. Dia selalu tampak puas... Dia tidak pernah meminta hal material... Dia hanya ingin waktunya. Jalal menyadari bahwa sudah saatnya Jodha perlu diakui sebagai khaas begum Jalal (Ratu favorit).
Jodha hampir berteriak... “Shahenshah...”
Jalal terhenyak dan menjawab “Ya Jodha...”
Jodha bertanya, “Kemana kau Shahensha...? Aku berbicara kepada,u dan Kau bahkan tidak memperhatikanku... Aku meminta sesuatu padamu... Apakah Kau mendengarku??”
Jalal menjawab dalam nada serius, “Jodha, aku tidak bisa memberimu janji itu...”
Jodha dengan syok memandangnya dan berkata, “Shahenshah, aku tidak pernah meminta apapun padamu, ini adalah pertama kalinya aku meminta sesuatu padamu. Aku tidak punya kekuatan yang tersisa untuk menghadapi Rukaiya begum dan semua begums. Mereka akan memisahkan kita dan aku tidak akan mampu menanggung rasa sakit itu.”
Jalal dengan tegas, “Jodha, Kau adalah istri resmiku yang telah aku nikahi, jadi mengapa aku harus menyembunyikan hubungan kita dari orang lain??"
Jodha memohon dengan nada memperingatkan, “Shahenshah, jika Kau benar-benar ingin melihat aku bahagia, tolong terima permintaanku.”
“oh Jodha!!! Tolong, percayalah, aku berjanji segalanya akan menjadi lebih baik dan aku ingin Kau ingat satu hal selamanya, aku membutuhkanmu lebih dari Kau membutuhkan aku... Aku mencintaimu lebih dari kau mencintaiku dan tidak ada orang di dunia yang bisa memisahkan kita.” Jalal menjawab dengan nada meyakinkan.
Air mata Jodha sudah terbendung, ia berkata dalam nada rendah, “Jalal, Harap menerima satu permintaanku, aku tidak punya kekuatan lebih banyak lagi, tolonglah!!"
Kondisinya rentannya membuat Jalal kesal, dia menjawab dalam nada tegas, “Jodha, jangan lupa bahwa aku raja dari segala raja... Shahenshah Hindustan dan Kau adalah istriku. KAU ADALAH CINTA DAN HIDUPKU, TAKDIRKU... Aku ingin Kau bangga akan cinta kita... Jangan takut konsekuensinya. Aku tahu Kau masih sangat muda dan belum melihat politik kotor, pengkhianatan dalam hidupmu... tetapi Kau harus belajar dan memahami semua ini dari orang lain dan aku akan selalu bersamamu dan akan melindungimu dari semua orang.” Dia berhenti dan menunggu untuk melihat reaksinya...
Dia menjawab dengan suara yang sangat tenang namun tegas... “Jalal, aku telah melihat politik paling kotor dimainkan dalam kehidupanku sendiri. Kau bermain politik yang besar untuk menikah dengaku... Aku tahu ketika beberapa permainan kotor dilakukan akan membuat orang lain menderita... Aku tak punya kekuatan untuk menghindarinya... Aku tidak ingin kekuasaan... Aku tidak ingin menjadi khaas begum... Aku hanya ingin dirimu... hanya Kau... Aku tidak ingin kehilanganmu... tanpamu hidupku telah ada artinya...” **Ember mana ember??? Kalau tissue kan sudah biasa... hehehe**
Jalal menyadari bahwa Jodha benar-benar telah kehilangan kepercayaan dirinya dan yang terpenting adalah rasa takut kehilangan dia (Jalal).
Dia sekali lagi memandang matanya dan berkata... “Jodha, Kau adalah orang yang sangat baik, tulus dan tegas. Apakah Kau tahu, mengapa aku sangat mencintaimu??” Ia berhenti selama beberapa detik, kemudian melanjutkan, “karena, Kau tidak pernah takut untuk menghadapi kebenaran. Kau tidak pernah merasa rendah, bahkan setelah banyak siksaanku yang kejam. Kau masih berdiri teguh dengan kepala terangkat tinggi. Kau selalu berjuang kembali. Kau setia kepada Amer dan keluargamu. Kau telah membuktikan diri sebagai penyelamat negaramu, Amer. Hari ini, orang Ameri dan keluarga mereka merasa bahagia hanya karena keberanian, pengorbanan, dan kesetiaanmu... Aku bersyukur karena harga dirimu. Aku ingin Kau untuk menjadi dukunganku dan kekuatanku... Aku ingin Kau berdiri di sampingku dengan bangga dan kepercayaan diri. Aku tahu karena semua politik dan permainan kotor, Kau telah kehilangan semua keberanian, tapi aku ingin Kau tahu bahwa Kau telah memenangkan hatiku dan jantungku berdetak hanya karena dirimu. Jangan meremehkan kekuatanmu. Kau memiliki kekuatan untuk mengubah orang kejam kejam menjadi orang baik, penuh kasih. Kau telah mengajarkan aku makna kemanusiaan. Kau telah mengajarkan aku bagaimana untuk mengasihi orang-orang. Aku ingin Kau untuk menjadi kekuatanku. Jodha aku ingin Kau untuk selalu ingat bahwa kasih kita tidak lemah dan aku percaya tidak ada yang bisa datang di antara kami. Jodha, aku ingin melihat api di matamu... Aku ingin Jodhaku yang sengit kembali yang dapat mengalahkan sepuluh tentara seorang diri untuk menyelamatkan temannya... Aku tahu Kau sangat menderita... tapi sekarang saatnya untuk menunjukkan kepada semua orang JODHA yang sebenarnya."
Translate by ChusNiAnTi