Pengawal menyampaikan surat dari Raja Bharmal kepada kakak-kakaknya Jodha. Khangar Singh mengambil surat tersebut lalu membacanya. Setelah membacanya, Khangar berkata mereka harus segera pulang ke Amer. Bhaghwandas menanyakan mengapa, ia mengambil surat dari tangan Khangar. Ternyata di Amer sedang terjadi pemberontakan sehingga mereka harus cepat-cepat pulang untuk membantu.
Mereka menemui Jalal untuk meminta ijin, Jalal mengijinkan. Bahkan menawarkan bantuan prajurit kepada Bhaghwandas, namun ditolak. Menurut Bhagwandas, saat ini mereka masih mampu melawan sendiri. Jalal mengangguk dan bertanya apakah mereka akan menemui Jodha sebelum pergi? Bhaghwandas menjawab, sebenarnya mereka ingin namun tidak mempunyai waktu sebab mereka harus bergegas keAmer. Dia berharap Jodha dapat memaklumi. Mereka kemudian memberi salam lalu pergi.
Jalal berbicara sendiri, mereka memang tidak membutuhkan bantuan, Jalal telah melihat kemampuan serta keberanian mereka saat perang di Sujanpur.
Di kamarnya, Jodha berkata pada Moti, ia ingin ikut pulang ke Amer bersama saudaranya. Ia menuduh Jalal tidak menepati janji, dengan perasaan marah ia menemui Jalal.
Jalal sedang berlatih pedang, salah seorang prajurit mampu melukai Jalal. Prajurit tersebut ketakutan lalu meletakkan pedang dan meminta maaf. Namun Jalal malah memujinya.. selama dia memiliki prajurit sebaik ini dalam menggunakan pedang, maka keRajaan Mughal akan tetap aman.
Jodha sampai dihadapan Jalal, langsung berkata “Aku ingin berbicara denganmu.” Jalal melihat sekeliling, ia memerintahkan para pengawal pergi.
Sambil berlatih pedang, Jalal berkata, “Ini sudah menjadi kebiasaanmu Ratu Jodha. Saat aku sedang sibuk dengan hal penting kau datang mengganggu, benar kan?”
Jodha membalas ucapan Jalal, “Dan kau punya kebiasaan selalu tidak menepati janjimu. Kau bilang akan membiarkanku kembali ke Amer. Tapi kau biarkan saudaraku pergi tanpa menemuiku, kau sangat munafik”
Jalal terlihat kesal mendengarnya, “Kau sudah memberitahuku berkali-kali, kalau aku membuat keputusan tanpa mengetahui semua fakta yang ada, sepertinya kau juga melakukan hal yang sama. Aku meminta saudaramu agar menemuimu sebelum pergi, tapi mereka harus segera pergi sebab ayahmu membutuhkan mereka untuk membantunya melawan musuh. Setelah mendapat pesan mereka segera pergi, dan aku tidak dapat menghentikan mereka sebab itu menyangkut keselamatan Amer.”
Setelah berkata begitu Jalal menodongkan pedangnya ke leher Jodha. Jalal juga mengatakan ia telah melakukan persiapan untuk kepergiannya. Jodha bertanya persiapan apa? Namun Jalal hanya menjawab, “Kau akan segera mengetahuinya.”
Jodha mengaku ia merasa tersiksa selama di Agra, ia hanya ingin segera pulang ke Amer. Jalal berkata bahwa ia tidak akan menghentikan Jodha.
Jodha melihat luka di tangan Jalal, melihatnya Jalal jadi ikut melihat lukanya. Sejenak mereka saling pandang. Jodha lalu pergi mengambil pasir untuk menghentikan darah di tangan Jalal. Jalal heran mengapa Jodha tiba-tiba baik padanya. Jodha mengatakan tidak perlu alasan untuk membantu oarang lain. Jalal berkata ia tidak meminta Jodha mengobati. Jodha menjawab ia melakukan itu atas keinginan sendiri, bukan karena Jalal seorang Raja, tapi karena ia terluka. Sudah menjadi kewajibannya mengobati orang sakit.
Jalal tersenyum sinis, “Sungguh ironis. Disatu sisi kau menyakitiku, tapi di sisi lain kau mengobatiku. Aku tersentuh.” Jalal kemudian sengaja melukai telapak tangannya, Jodha kaget melihatnya. Jalal berkata, “Aku juga terluka disini, aku terluka lagi. Apa kau tak mau melakukan kewajibanmu sekarang?”
Adham Khan menemui Maham saat sedang sembahyang. Maham bertanya mengapa Adham datng pagi-pagi?
Adham berkata, “Ternyata selama ini kembaranmu yang melakukannya, aku harus merusak wajahnya sebelum membunuhnya.” Maham Anga terlihat kaget.. Adham melanjutkan ucapannya, “Lalu aku memenggalnya. Setelah itu aku memastikan kepalanya ditunjukan keseluruh Agra. Sulit bagiku untuk melakukannya, setiap aku melihat wajahnya, aku melihat dirimu.”
Maham Anga tersenyum mendengarnya, “tapi itu bukan aku, lihatlah aku berdiri di sini, di depanmu. Aku aman di sini, orang yang kau penggal adalah Lakhi.” Maham Anga kemudian mendoakan arwah Lakhi.
Adam bertanya kapan Maham berfikir untuk membawa Lakhi ke sana. Maham Anga bekata bahwa ia sudah mengenal Lakhi sejak lama, bahkan sejak Jalal msh kecil saat Jalal baru berumur 4 tahun. Maham Anga kemudian bercerita bagaimana ia bertemu Lakhi. Saat itu Maham sedang mencari tempat berlindung untuk dirinya dan Jalal. Maham sampai ke sebuah perkemahan, disana ia mencuri pakaian supaya tidak dikenali, ia kaget melihat orang yang sangat mirip dirinya sedang menari, orang itu pun kaget saat melihat Maham. Saking miripnya, seperti melihat ke dalam cermin. Saat itu musuh sedang mengejar Maham dan Jalal, Maham pun mendapat ide bagaimana cara menyelamatkan diri. Maham Anga kemudian memperkenalkan diri pada Lakhi, “Namaku Maham Anga, aku dari Agra.” sambil mendekap Jalal kecil ia berkata, “Dan dia adalah pewaris tahta Mughal, dia adalah Jalal. Saat ini sudah menjadi tugasku untuk menyelamatkan dia dari musuh.” Maham bertanya apakah lakhi bisa membantunya? Maham menjanjikan hadiah. Maham ingin Lakhi menyamar menjadi dirinya, yaitu Maham Anga. Dan meningglkan jejak palsu untuk para pengejar.
Lakhi melakukan tugasnya dengan baik. Para pajurit membawa Lakhi menggantikan dirinya. Sehingga Maham bisa membawa Jalal ke tempat yang aman. Maham Anga memberi Lakhi banyak emas dan juga membantu menikahkah putrinya. Lakhi berterimakasih kepada Maham. Dan berjanji jika Maham membutuhkan bantuan, ia pasti akan membantu.
Kepada Adham Maham berkata, ia tidak memberi Lakhi hadiah, ia membayar jasa Lakhi. Maham bahkan sudah melupakannya. Saat Jalal membebaskan Jodha dan menyelidiki sendiri peristiwa itu Maham Anga sangat ketakutan. Takut Jalal akan mengetahui yang sebenarnya. Saat mengunjungi gulbadan, Maham Anga mendengar Ratu Hamida bercerita tentang orang yang berpura-pura menjadi Raja menggantikan Raja yang sudah wafat, saat itulah ia teringat akan Lakhi. Ia kemudian menemui Lakhi dan menagih janjiny. Lakhi menyanggupi, ia bersedia mati menggantikan Maham asal Maham Anga bersedia mengurus keluarganya dengan baik.
Maham kemudian membawa Lakhi dan mengurungnya di ruangan rahasia. Saat Jalal menyaksikan Lakhi yang berpakaian seperti Maham menghisap hookah, saat itu Maham juga melihat Jalal. Ia jadi tahu bahwa Jalal mulai curiga. Maham Anga memuji Lakhi ia menyuruh Lakhi terus membuat Jalal bingung.
Rencana Maham berjalan lancar, Maham berkata “Setelah beberapa hari Jalal sendiri yang memberitahuku tentang kembaranku.” Maham Anga berpura-pura kaget saat Jalal menyuruhnya melihat Lakhi yang sedang memberi perintah ke pengawal. Jalal berkata orang itu memang mirip Maham, orang itulah yang dilihat Rahim tempo hari. Jalal berkata bahwa ada yang ingin menjebak Maham. Setelah Jalal pergi Maham merasa lega dan kini ia hanya perlu menunggu saat pengadilan. Maham Anga memberitahu Lakhi apa yang harus dilakukan di pengadilan.
Maham memuji Lakhi luar biasa karna tetap setia walau tahu dirinya akan di penggal. Mendengarnya Adham lalu berkata, yang luar biasa adalah Maham yang tidak pernah memujinya seperti memuji Lakhi. Maham menjawab itu karna memang Lakhi orang yang setia. Orang-orang dari suku Lakhi terkenal akan kesetiannya pada janji, walau harus mati. Maham berkata bahwa Lakhi sudah memenuhi janjinya, sekarang giliran Maham yang memenuhi janji pada Lakhi. Maham memerintahkan Adham memberi emas yang sangat banyak kepada keluarga Lakhi sehingga mereka tidak perlu bekerja untuk seterusnya.
Ruqaiya sedang bermain dadu saat Hoshiyar datang membawa berita, melihat ekspresi Hoshiyar Ruqaiya menebak bahwa ia membawa kabar baik, tentang apa yang akan di lakukan para Ratu di meena bazaar. Hoshiyar menyuruh Ruqaiya menebak Ratu yang tidak ikut meena bazaar. Ruqaiya berkata bhwa hanya setahun sekali pda saat meena bazaar para Ratu di ijinkan keluar dari istana, jadi para Ratu akan berlomba2 menarik perhatian Raja. Dan hanya orang bodoh yang melewatkan kesempatan itu. Orang itulah adalah Jodha.. Hoshiyar kecewa karena Ruqaiya bisa menebak dengan mudah.
Jalal memasuki kamar Ruqaiya, Jalal bertanya tumben Ruqaiya tidak menghisap hookah untuk menyenangkan diri. Ruqaiya menjawab itu karena ia mempunyai kabar yang lebih bagus dibanding hookah. Ruqaiya menyuruh para pelayan pergi. Jalal bertanya “Apa yang ingin kau beritahukan padaku?”
Ruqaiya berkata besok meena bazaar akan di adakan untuk menghormati Raja. Ruqaiya akan memberikan hadiah langka di bandingkan Ratu yang lain.
Jalal bertanya hadiah apa yang akan di berikan Ruqaiya, Ruqaiya menyuruh Jalal menunggu, besok Jalal akan mengetahuinya.. Ruqaiya berkata semua Ratu akan hadir kecuali 1 orang.. Jalal tertarik mendengarnya.. menurut Ruqaiya hal yang unik dari Jalal adalah, ia selalu tertarik pada orang yang tidak ada disisinya tapi malah mengacuhkan orang yang selalu ada untuknya. Jalal menyuruh Ruqaiya untuk tidak berbelit-belit dan langsung memberitahu siapa yang tidak akan hadir di meena bazaar. Ruqaiya menjawab “Ratu Jodha”
Jalal menjawab itu tidak mungkin, sebab sesuai tradisi semua Ratu harus mengikuti meena bazr, namun Ruqaiya membantahnya, tak ada hukum yang menyatakan semua Ratu harus mengikuti meena bazaar. Jalal hanya menjawab “itu adalah tradisi’
Ruqaiya bertanya mengapa Jalal selalu kesal jika menyangkut tentang Jodha, pdhal Jodha tidak penting. Jalal menjawab bkan Jodha tetapi tradisi yang dia anggap penting. Jalal bersiapa untuk pergi. Ruqaiya bertanya Jalal hendak kemana. Jalal berkata ia akan berbicara pada Jodha dan untuk yang terakhir kalinya akan memberi perintah pada Jodha. Ruqaiya bertanya mengapa itu akan menjadi perintah yang terkahir? Jalal menberitahu Ruqaiya ia akan memulangkan Jodha ke Amer. Ruqaiya tidak mengerti jika memang Jodha akan dipulangkan mengapa Jodha harus mengikuti tradisi disini. Jalal hanya menjawab, “karena ia masih disini” kemudian pergi.
Jalal kemudian pergi menemui Jodha yang sedang di luar, ia memerintahkan Jodha mengikuti meena bazar. Jodha bersikeras menolaknya, namun Jalal tetap memaksanya karena sampai saat ini Jodha masih menjadi istrinya.
Jalal kemudian meninggalkannya. Jodha bergumam bahwa ia tidak akan mengikuti Meena Bazar tersebut.
Sinopsis Episode yang lain >klik disini<