Woo Jin bergegas pulang. Ia melihat rumahnya dalam keadaan rapi. Ia langsung menuju ke meja kerjanya, namun disana ia hanya menemukan korek pematik milik Eun Bi.
Woo Jin bergegas ke rumah Kabang Han, ia memencet bel berulang kali, namun tak ada yang membukakan pintunya. Eun Bi berada di luar dengan ice cream di tangannya. Ia menanyakan apa Woo Jin kehilangan sesuatu.
Woo Jin bergegas menghampirinya. Ia ingin menanyakan tentang buku itu. Woo Jin sadar ada seseorang yang mengawasinya. Woo Jin juga teringat dengan ucapan Ketua Choi, ia langsung mengalihkan topik pembicaraannya tentang Eun Bi yang merokok di rumah Kabang Han. Eun Bi tak menyadari apa yang terjadi, ia terus menyangkal tuduhan Woo Jin.
Woo Jin melihat ice cream yang ada ditangan Eun Bi. Ia mendapatkan ide dengan menarik tangan Eun Bi sehingga ice creamnya mengotori jasnya. Woo Jin pura-pura marah dan meminta Eun Bi untuk mengikutinya.
Seorang pria yang sedari tadi mengawasi mereka, menanyakan kepada orang didepannya tentang hubungan mereka. Pria itu tersenyum sinis saat tahu bahwa Eun Bi adalah ABG bermasalah yang tinggal di rumah Kabang Han.
Eun Bi membersihkan jas Woo Jin dengan kesal. Woo Jin sudah berdiri dibelakang Eun Bi dengan secarik kertas ditangannya. Eun Bi yang semakin kesal karena omelan Woo Jin, langsung berbalik dan berteriak dihadapan Woo Jin. Woo Jin memperlihatkan tulisannya yang memberitahukan bahwa mereka sedang diawasi, ia juga meminta Eun Bi menjaga bicaranya. Karena Eun Bi gadis yang pintar, ia langsung mengerti hal itu.
Woo Jin membwa jasnya di depan jendela dan memberi tanda kepada Eun Bi supaya duduk di sofa. Woo Jin masih melihat mobil diluar yang terus mengawasinya.
Woo Jin menyalakan tape dengan suara yang keras supaya pembicaraan mereka tidak terdengar. Awalnya Eun Bi terus mengelak saat ditanyakan tentang buku rekening itu. Ia kemudian mengakuinya, bahwa ia yang mengambilnya. Ia berjanji akan menjaga buku itu dengan baik.
Woo Jin meminta Eun BI memberikan buku itu padanya, karena buku itu sangat penting. Eun Bi bersedia mengembalikannya namun harus ada imbal baliknya. Karena di dunia ini tidak ada yang gratis.
Eun Bi meminta Woo Jin untuk mencari ayahnya. Ia memberikan kertas yang tertulis nama ayahnya disana, Jo Bong Hee. Woo Jin merasa tidak asing dengan nama itu, ia berusaha mengingatnya namun tetap tak dapat mengingatnya.
Kabang Han dan Eun Bi berada di kamar mandi bersama. Mereka bersiap untuk tidur. Eun Bi menanyakan alasana mereka bertiga (Kabang Han, Penyidik Go dan Woo jin) tinggal bersama. Kabang Han memberitahukan bahwa tempat mereka adalah hunian dari kantor kejaksaan. Kabang Han langsung salah tingkah saat Eun Bi menanyakan alasan mereka masih single.
Kabang Han mengalihkan pembicaraannya dengan memuji pakaian Eun Bi. Kabang Han memberitahukan bahwa tidur harus mengenakan piyama. Kabang Han sadar bahwa Eun Bi tidak memilikinya. Ia memutuskan akan membelikan piyama untuk Eun Bi besok. Eun Bi merasa tak enak hati karena hal itu.
Mereka berdua kini beralih ke tempat tidur. Kabang Han sudah menata tempat tidur mereka. Eun Bi begitu menyukai tempat tidurnya kali ini. Namun ia merasa bersalah, karena kasur itu dibelikan untuknya. Kabang Han menenangkannya, ia memang tak memiliki kasur di rumahnya, dengan ini, ia harap Eun Bi nyaman tinggal dirumahnya.
Eun Bi tak mempermasalahkan dimana ia tidur. Karena biasanya ia selalu tidur disauna yang tanpa alas untuk tidur (di lantai). Eun Bi merebahkan tubuhnya dan begitu menyukai tempat tidurnya kali ini. Kabang Han senang melihat Eun Bi yang ceria. Gadis yang selama ini hidup menderita dan tak tentu arah, kini sudah sedikit melepaskan beban yang selama ini ia rasakan.
Eun Bi kembali bangkit saat Kabang Han memberitahunya bahwa besok Eun Bi harus sudah mulai sekolah. Eun Bi meminta setelah persidangan saja, ia malu jika harus masuk sebelum persidangan. Kabang Han menenangkannya, ia meminta Eun Bi menganggapnya sebagai pembaptisan untuk masuk ke dunia (Pembaptisan=Upacara kelahiran kembali) “Kalau kau menunjukka rasa bersalahmu kepada Hakim, mungkin saja ia akan memberikanmu keringanan. Dengan begitu, jiwa dan ragamu akan terlahir kembali. Kau akan menjadi orang yang baru. Lalu, kau bisa memulainya. Kau bisa hidup seperti apa yang kau inginkan.”
Eun Bi masih mengeluhkan hal itu, “Pembaptisan. Hidup yang ku inginkan. Sekolah.” Namun Kabang Han hanya tersenyum melihat tingkah Eun Bi yang lucu. Ia meminta Eun Bi segera tidur dan ia akan mematikan lampunya.
Mereka berbaring bersebelahan. Kabang Han memastikan bahwa Eun Bi tidak merokok, karena ia sangat sensitif dan tidak bisa tidur jika bau rokok. Kabang Han pun menutup matanya. Eun Bi tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia begitu bahagia, kasih sayang seeorang ibu yang selama ini tidak ia peroleh, kini ia dapatkan dari Kabang Han. Ia kemudian menutup matanya dan tertidur lelap disamping Kabang Han.
Bersambung ke Part 2-->
Komentar:
Siapa saja pelaku yang ada dibalik semua peristiwa yang terjadi, sepertinya ada didalam buku rekening itu. Mengingat buku itu sangatlah penting dan sangat rahasia. Namun yang pasti, banyak petinggi yang terlibat dalam kasus ini. Saat ini aku tidak ingin membahas tentang hukum. Bagaimana bisa disebut hukum, jika semua hukum disalah gunakan dan banyak penyelewengan didalamnya. Memang benar, “Tidak ada pelanggaran jika tidak ada peraturan.”
Jo Bong Hee. Siapakah ia? Mungkinkah ia adalah keluarga Seung Hee, cinta pertama Woo Jin.