Seok Joo begitu mencemaskan ayahnya yang pergi sendirian, ia berjalan mondar-mandir di rumah ayahnya. Panggilan darinya tak dijawab oleh ayahnya, semakin menambah kekhawatiran Seok Joo. Seok Joo semakin kesal karena cemas, saat pengurus rumah ayahnya mengatakan Tuan Kim pergi ke kantornya. Seok Joo pun berjalan pergi sambil terus mencoba menghubungi ayahnya.
CEO Cha bersama Wakil CEO dan Ji Won sedang mendiskusikan petinggi yang bisa disuap, meskipun Ji Won hanya mendengarkan dan memperhatikan saja dengan sedikit rasa tidak percaya.
CEO Cha memerintahkan Ji Won untuk menciptakan teori karena injusi tidak mungkin bisa ditolak. Kasus yang mereka hadapi semakin rumit. CEO Cha mulai menunjukkan hukum yang penuh dengan manipulasi dengan memerintahkan hal yang tak seharusnya dilakuakan pemerintah.
CEO Cha juga memberikan tugas kepada wakilnya untuk mencari penerus yang baik dengan memanfaatkan kelemahan dari orang-orang yang ingin sukses namun kesulitan biaya dan hal lainnya. Hal itu membuat Ji Won terkejut, dan mungkin ia tersadar bahwa dirinya juga termasuk korban dari rencana CEO Cha.
CEO Cha juga mengetahui wakilnya dan Ji Won telah ditahan di Bank selama satu jam. Ji Won yang awalnya mengungkapkan keterkejutannya karena CEO Cha sampai berbuat sangat jauh langsung terdiam saat CEO Cha mengungkapkan ketidak sukaannya karena pengacaranya diperlakukan semena-mena. *Haish... benar-benar bermuka tebal nih CEO Cha. Sampai-sampai bisa menyembunyikan kelicikanya dengan sangat baik.
CEO Cha juga mengutarakan, jika mereka tidak memotong tindakan Seok Joo sebelum permainan dimulai, maka mereka akan mati kehabisan darah. *Ucapan CEO Cha cukup menandakan bahwa Seok Joo benar-benar harta yang paling berharga di firma CHA sebelum ia amnesia. Karena Seok Joo adalah orang yang cerdas dan tangkas.*
CEO Cha menjamu seorang petinggi entah hakim atau bukan. Sudah dapat ditebak maksud CEO Cha dibalik acara jamuan. Ia membicarakan Lee Dong Ho (orang yang menurut CEO Cha mudah dipengaruhi) supaya ditempatkan di bagian kepala perpustakaan.
CEO Cha menanyakan kapan keluarnya keputusan dari kasus yang teramat rumit kali ini. Petinggi mengatakan bahwa keputusan beragam, ada satu hakim juri diputuskan dan 3 lainnya diberhentikan. Bahkan semuanya mengajukan naik banding. Ia juga menambahkan bahwa mereka sangat khawatir jika keputusan mereka sampai dikritik atasan karena kasus kali ini kasus yang sangat besar.
Melihat Ji Won yang keluar dari ruangannya dan kemudian masuk keruangan CEO Cha, Jeong Wook mengatakan kepada yang lain bahwa Ji Won benar-benar dikurung. Ia juga menuturkan bahwa Kim Seok Joo yang telah keluar kini sukses, dengan aplikasi injuksi yang miliknya telah disetujui. Ji Yoon terkejut mendengarnya, karena Seok Joo sebelumnya mengatakan bahwa ia ingin beristirahat. Sang Tae yang tak mau keceplosan, akhirnya memilih pergi. Ji Yoon menatap kepergiannya dengan pertanyaan yang masih berkelebat dibenaknya.
@@@
Seok Joo masuk ke kantor ayahnya namun tak menemukan siapapun. Ia menemukan kertas kasus penipuan dan yakin kalau ayahnya datang ke kantor sebelumnya. Ia menghubungi pengurus rumah, namun ayahnya belum juga pulang.
@@@
Di tempat lain, Ji Won melaporkan kepada CEO Cha tentang apa yang terjadi. “Perusahaan mengajukan dokumen perintah ketaatan meminta pada bank untuk melakukan perhitungan harga opsi. 31 juri memintanya dan 21 menolaknya. Perusahaan dan Bank mengajukan naik banding. Dari 4 hakim juri, 2 diantaranya menunggu petusan dari pengadilan tinggi.”
[Hakim Lee Seung Gi]
Saat ditanya CEO Cha alasan 4 hakim juri menunggu keputusan dari Pengadilan Tinggi, Ji Won menjawab bahwa pengadilan menganggap contoh kasus. CEO Cha pun membenarkan. Ia juga mengatakan bahwa ia sudah mengirimkan buku teori yang dibuat oleh Ji Won (karangan, bukan teori otentik) mengenai kasus tersebut karena kasus yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk memecahkannya, dan kebanyakan dari hakim hanya mengikuti arus.
Meskipun hakim merasakan tekanan untuk mengambil keputusan minggu depan, CEO Cha mengatakan bahwa ada hakim yang bersedia menetapkan tanggal putusan.
Ji Won pu terkejut mendengarnya. Karena hakim juri saat ini kebanyakan angkatan yang sama dan lebih nyaman mendiskusikannya daripada mengambil keputusan sendiri untuk kasus seperti ini.
CEO Cha menanggapi salah satu juri adalah hakim peradilan dan jika juri tidak bebas memutuskan maka akan membahayakan kebebasan hakim.
@@@
Ketua komite sedang marah-marah karena harus setoran tiap bulan ditambah lagi pemeriksaan pajak. Tuan Kim yang berada disana merasakan efek dari sakit yang dideritanya. Tuan Kim berusaha keras menahan sakitnya, ia mengeluarkan sebungkus makanan dan memakannya diam-diam.
Tuan Kim semakin terkejut saat seorang dari mereka mengatakan bahwa Prof. Seoul National University yang seharusnya membantu juga diperiksa. Tuan Kim lemas dan dibantu duduk oleh yang lain. Mereka meminta Tuan Kim untuk pulang saja, karena putranya (Seok Joo) pasti akan mencemaskannya.
Seok Joo yang sedari tadi mencemaskannya akhirnya mendapatkan panggilan dari mitra ayahnya yang mengabarkan bahwa ayahnya baru saja ke kantor mereka.
Tuan Kim yang baru pulang langsung mendapat omelan dari Seok Joo karena tidak ada kabar darinya dan panggilan darinya pun juga tak dijawab. Tuan Kim yang awalnya mengeluarkan makanannya lagi, saat melihat kehadiran Seok Joo langsung menyembunyikannya, dan hal itu dilihat oleh Seok Joo.
Tuan Kim menangkan Seok Joo bahwa dirinya baik-baik saja. Dengan mata berkaca-kaca, Seok Joo berteriak didepan ayahnya, “Ayah tidak peduli ada orang yang mengkhawatirkan ayah?”
Seok Joo menyiapkan obat untuk Tuan Kim. Seok Joo mengingatkan ayahnya bahwa sebelumnya ayahnya telah mengatakan bahwa pengacara independen seperti dirinya tidak mungkin mengerjakan kasus itu sendirian. Tuan Kim tetap bersikeras bahwa mereka telah meminta bantuannya, dan ia berkewajiban untuk membantu.
Seok Joo mengatakan ia yang akan melakukannya. Ia akan melakukan semua keinginan ayahnya tanpa memperdulikan ucapan ayahnya yang mengatakan bahwa seorang ayah tidak berhak meminta anak yang sudah dewasa untuk bekerja sesuai keinginan ayahnya. Ia beranggapan bahwa melakukan semua keinginan ayahnya akan lebih baik daripada harus mati khawatir karena menunggu ayahnya, ia juga takut kalau ayahnya akan pingsan lagi. Seok Joo akhirnya pamit pulang dan mengatakan bahwa ia akan kembali besok pagi dan meminta ayahnya untuk berada dirumah.
Sekepergian Seok Joo, Tuan Kim melihat bungkusan obat yang disediakan Seok Joo kini telah bertuliskan “Malam”. Membuat Tuan Kim tahu bahwa ia belum minum obat saat malam hari.
@@@
Jaksa Lee begitu senang mendapat balasan dari SEC yang diserahkan oleh bawahannya. (SEC: Securities and Exchange Commision).
Jaksa Lee langsung memberitahukan kabar bahagia tersebut kepada atasannya. Bahkan CFTC juga memberikan balasan yang sama. (CFTC: Commodity Futures Trading Commission). Jaksa Lee memberitahukan bahwa di Jerman kasus yang sama dengan yang mereka tangani saat ini menang saat sidang pertama di Mahkamah Agung.
@@@
Kabar SEC dan CFTC yang diterima Kejaksaan yang membuktikan bahwa kasus tersebut adalah penipuan telah didengar oleh Firma CHA. CEO Cha langsung memberi perintah untuk bergerak cepat. Menyuruh merubah jabatan-jabatan dari para pihak yang berwenang yang sekiranya dapat mereka manfaatkan kedudukannya.
Setelah CEO Cha pergi, Wakil CEO yang melihat keterkejutan Ji Won, menjelaskan bahwa kepala sekertaris presiden dulunya adalah bagian dari Firma Cha. Dan juga firma Cha memiliki banyak koneksi dalam pemerintahan.
@@@
Para wartawan langsung menyerbu kedatangan Han Sang Wook yang ditunjuk sebagai Kepala Kejaksaan Wilayah Seoul.
“Perubahan susunan jabatan yang tidak biasa. Park Ji Won, mantan Kepala Kejaksaan Wilayah Seoul, pensiun”
Atasan Jaksa Lee memberi perintah Jaksa Lee untuk bersiap-siap mempresentasikan laporannya didepan Kepala Kejaksaan Wilayah (Kepala Han Sang Wook). Jaksa Lee mulai merasakan kejanggalan dari semua yang terjadi, bagaimana bisa Kepala Kejaksaan harus meminta laporan terlebih dahulu, padahal biasanya semua hal dari Kejaksaan selalu diprioritaskan tanpa harus dilaporkan terlebih dahulu.
Dalam pertemuan tersebut, terlihat jelas bahwa semua pihak terkait telah dimanfaatkan oleh Firma CHA. Semua penelitian, dan opini dari para ahli Amerika yang diterima oleh Kejaksaan ditolak oleh Kepala Han. Kepala Han tak memperdulikan pendapat Jaksa Lee dan mengatakan bahwa mereka perlu mendengarkan pendapat dari seluruh departemen baru mengambil keputusan.
Atasan Jaksa Lee mencoba memebela Jaksa Lee dengan mengatakan bahwa karena ini adalah kasus pidana, jaksa yang bertugas harus menyelidiki kasus tersebut. Namun ucapan atasan Jaksa Lee juga tak diharaukannya, dan Kepala Han tetap bersikeras untuk meminta pendapat seluruh departemen.
Jaksa Lee sangat marah setelah pertemuan itu, Ia mengakui bahwa firma hukum Cha sudah mulai bergerak. Atasannya memerintahkannya untuk mencari bukti lain dan segera memerintahkan menuntut mereka sebelum vonis dijatuhkan.
@@@
Sang Tae sepulang kerja datang ke apartemen Seok Joo. Seok Joo memberitahunya bahwa ia mengambil kasus ayahnya karena kesehatan ayahnya yang buruk. Sang Tae setuju akan hal itu, karena selama ini Seok Joo bukanlah anak yang baik, dan sekaranglah saatnya ia berbuat baik kepada ayahnya. Seok Joo mengelak, bahwa ia tak pernah membuat onar dan tentu saja ia beranggapan bahwa yang dikatakan Sang Tae tidaklah benar. Sang Tae tak memperdulikannya, dan mengatakan bahwa Aplikasi Injuksi yang diajukan Seok Joo menimbulkan kehebohan, dan tentu saja Seok Joo akan mulai sibuk.
Mereka berdua mulai serius membahas tentang bagaimana firma hukum Cha. Banyak daftar anggota terbuka didepan mereka. Sang Tae menjelaskan, “Ini daftar undang-undang perdata. Tidak ada Jaksa, hanya hakim dan pengacara firma Cha Yeong Woo. Beberapa dari firma lain namun bukan masalah. Terdiri dari para jagoan top. Terbaik dari yang terbaik dibidang hukum.”
Seok Joo meragukan Sang Tae yang juga termasuk didalamnya. Sang Tae mengatakan bahwa ia juga termasuk didalamnya, karena ia adalah lulusan terbaik. Sang Tae juga mengatakan bahwa Seok Joo saat itu tidak ikut karena ayahnya seorang politikus. Semua orang penting dalam hukum terdaftar disana. Seok Joo mengatakan, jika ada hakim muncul dari daftar tersebut, maka Firma Cha telah membuat langkah besar.
Pembicaraan mereka mengarah ke masalah pribadi. Sang Tae mngatakan bahwa Ji Yoon selama ini yang memberi makan Khan selama Seok Joo berada dirumah sakit merawat ayahnya. Seok Joo kemudian teringat akan jam tangan yang diterimanya dari Ji Yoon. Sang Tae yang mengetahui hal itu langsung tersadar dan mengatakan bahwa Ji Yoon ternyata sudah mengembalikannya, namun ia belum sadar bahwa Seok Joo belum mengetahui kejadian sebenarnya. Ia mengatakan bahwa jam tangan itu adalah hadiah perunangan.
Seok Joo menyakan siapa yang memberikan hadiah jam tangan dihari pertungannya. Sang Tae mengatakan bahwa Ji Yoon yang memberiaknnya. Sang Tae kemudian tersadar bahwa Seok Joo belum mengetahui hal yang sebenarnya. Ia kemudian buru-buru pamit pergi dan menyuruh Seok Joo untuk bertanya sendiri kepada Ji Yoon.
Seok Joo tak membiarkan Sang Tae pergi begitu saja. Ia menarik Sang Tae duduk kebali, “Aku hilang ingatan dan kau temanku. Katakan yang sebenarnya.” Sang Tae menolak memberitahukan yang sebenarnya, ia langsung berlari pergi dan Seok Joo tak mampu berbuat apa-apa. *LOL. Tak bisa menahan rasa geli saat menonton adegan ini, meskipun diulang-ulang, tetap saja tertawa. Ekspresi mereka berdua, ya ampuuuunnnn... lucu banget.*
Seok Joo akhirnya meluangkan waktu pergi ke apartemen Ji Yoon. Ia menyadari bahwa Ji Yoon akan pindah rumah. Ji Yoon menjelaskan bahwa keberadaannya disana karena Seok Joo yang menjadi alasannya. Ia menanyakan alasan Seok Joo datang ketempatnya. Ji Yoon langsung tergagap saat Seok Joo menanyakan tentang jam tangan itu dan ia menengaskan Ji Yoon supaya jujur. Ia sudah menanyakannya pada Sang Tae, namun Sang Tae.
Dengan tergagap, Ji Yoon mengatakan bahwa jam tangan itu tertinggal dikantor bersama dengan hardisk. Seok Joo sadar bahwa Ji Yoon tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Namun ia tak kehabisan cara untuk membuat Ji Yoon luluh sehingga mau mengatakan yang sebenarnya. Dengan ekspresi memelas, Seok Joo mulai berkata, “Aku tidak ingin merincinya. Namun ayahku sakit. Dia menderita alzheimer. Dia hilang ingatan dan ingatanku belum kembali. Aku bisa tahu bagaimana hubungan kami dulu. Aku ingin ingatanku segera kembali, jadi aku bisa berbaikan dengannya.”
Seok Joo melirik Ji Yoon yang sudah masuk dalam triknya, “Apakah ada alasan mengapa ingatanku tidak mau kembali?”
Ji Yoon mendesah keras dan akhirnya mengatakan yang sebenarnya, “Kau meninggalkannya di kamar mandiku.” Seok Joo terkejut mendengar kenyataan itu.
“Aku bertemu denganmu dipernikahan temanku. Aku mabuk dna kau kerumahku.”
“Aku? Kenapa?”
“Aku rasa aku membawamu?”
“Kau rasa?”
“Menurut CCTV benar. Temanku memohon padaku untuk mengeluarkanmu dari sana dan aku mabuk. Aku tidak ingat dengan baik, tapi kau datang kerumahku setelah jam 5 sore dan pergi jam 9 malam.”
“Kenapa kau memeriksa CCTV?”
“Untuk menuntut. Kupikir kau memperkosaku.”
Seok Joo terdiam sesaat mendengar penuturan Ji Yoon. “Kenapa temanmu memintamu mengeluarkanku?”
“Aku tidak tahu, ia tak pernah mau mengatakannya padaku. Tapi ia menyangkal pernah berpacaran denganmu dan dicampakkan.”
“Lalu?”
“Lalu aku bertemu denganmu di Firma. Kecelakaanmu minggu berikutnya. Apa kau ingat?”
Seok Joo masih belum mengingat apapun, ia justru kebingungan dengan apa yang dilakukannya selama 4 jam dirumah Ji Yoon. “Tidak terjadi apa-apa kan?”
Ji Yoon kembali mengingat kejadian dulu saat Seok Joo berada dikamar mandinya dan berkata, “Kupikir aku diundang. Kau sangat putus asa.”
“Kau juga bilang, “Aku tidak pernah melakukan hal yang memalukan.” Kau tidak ingat apa-apa?”
Seok Joo menanyakan apa Ji Yoon benar-benar tak mengingat apapun.
“Aku sungguh tidak ingat apapun.” Dan jawaban Ji Yoon itu membuat Seok Joo frustasi. Ia tetap bersikap cool namun tak berani menatap Ji Yoon, “Sejauh yang kita tahu, kurasa menurut apa yang aku katakan, tidak terjadi apa-apa.
Ji Yoon justru meledek Seok Joo, “Kau lupa ingatan, namun kau sangat mengenal dirimu.”
“Ya, fikirkan saja seperti itu dulu untuk sekarang. Kita bicara lagi nanti saat sudah ada yang ingat sesuatu.
Seok Joo langsung buru-buru pergi. Ji Yoon hendak bertanya kepada Seok Joo tentang tunangannya. Namun Seok Joo tak menghiraukannya, “Tanyakan saja pada Park Sang Tae. Semoga proses pindahmu menyenangkan.” (Aku agak ragu dengan terjemahan yang satu ini. Yang benar keuangan atau tunangan?)
Ji Yoon bergumam, bahwa ia akan senang jika tidak terjadi apapun. Namun perasaannya tetap tidak nyaman.
Setelah keluar dari apartemen Ji Yoon, Seok Joo masih bingung dengan apa yang terjadi. Ia berharap tidak ada suatu hal yang tak diinginkan terjadi. *Hayooo Ahjussi, fikirannya mengarah kemana tuh?*
Namun Seok Joo tak memiliki waktu untuk memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Ji Yoon. Keesokan paginya, Seok Joo mencari saksi ahli yang bisa bersaksi bahwa bank-bank sengaja melakukan penipuan dengan menghubungi Profesor Seok Jae berdasarkan daftar yang telah diberikan Sang Tae.
Profesor Kim mengakui bahwa dia sudah didekati oleh perusahaan Cha Yeong Woo dengan menawarkan sebuah apartemen mahal. Meskipun ia menolak, namun ia tidak mau memberikan pendapatnya kepada pihak manapun. Dia juga perlu memikirkan murid-muridnya, yang mungkin tidak bisa disewa oleh bank-bank besar jika dirinya bersaksi melawan mereka.
Tuan Kim mengunjungi Seok Joo dikantornya dengan membawa kenalan lamanya untuk membantu Seok Joo hingga menemukan orang baru.
Bersambung Ke Part 2.
Komentar:
Kasus kali ini benar-benar kasus yang menegangkan dan teramat rumit. Butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan sinopsis part satu. Entah berapa jam lagi untuk menyelesaikan bagian keduanya. Dibutuhkan kejelian mengamati setiap detail alur cerita. Meskipun begitu, mungkin ada bagian yang sepertinya terlewatkan olehku. Karena aku sendiri tidak begitu faham dengan politik.
Hukum benar-benar mengerikan saat tidak dijalankan dengan benar dan hanya penuh dengan manipulasi. Lagi-lagi uanglah yang utama dimata kebanyakan orang.
Aku berterima kasih sekali kepada Sang Tae, Seok Joo dan Ji Yoon dipertengahan ini. Setelah lelah menulis bagian yang begitu berat, akhirnya ada juga adegan yang membuatku jadi senyum-senyum sendiri. Hehehe^_^
Apa yang sebenarnya ingin ditanyakan Ji Yoon pada Seok Joo. Dan sampai sekarang hubungan Seok Joo dan Miri belum diketahui. Dan selama Seok Joo berada dirumah Ji Yoon, apa yang ia lakukan? Di episode pertama aku tak begitu menghiraukannya, karean sikap Seok Joo yang arogan, nampaknya ia tak mungkin melakukan suatu hal yang tak bermoral.
Dan tinggal 2 episode lagi. Namun sampai di episode 14 ini, Ji Yoon belum juga tahu bahwa Firma Cha yang menyebabkan keluarganya menderita dan kakeknya dipenjara. Bagaimana nantinya Ji Yoon akan menghadapi Firma Cha tempatnya bekerja jika ia mengetahui fakta tersebut?