Jaksa Lee sangat marah setelah pertemuan itu, Ia mengakui bahwa firma hukum Cha sudah mulai bergerak. Atasannya memerintahkannya untuk mencari bukti lain dan segera memerintahkan menuntut mereka sebelum vonis dijatuhkan.
@@@
Sang Tae sepulang kerja datang ke apartemen Seok Joo. Seok Joo memberitahunya bahwa ia mengambil kasus ayahnya karena kesehatan ayahnya yang buruk. Sang Tae setuju akan hal itu, karena selama ini Seok Joo bukanlah anak yang baik, dan sekaranglah saatnya ia berbuat baik kepada ayahnya. Seok Joo mengelak, bahwa ia tak pernah membuat onar dan tentu saja ia beranggapan bahwa yang dikatakan Sang Tae tidaklah benar. Sang Tae tak memperdulikannya, dan mengatakan bahwa Aplikasi Injuksi yang diajukan Seok Joo menimbulkan kehebohan, dan tentu saja Seok Joo akan mulai sibuk.
Mereka berdua mulai serius membahas tentang bagaimana firma hukum Cha. Banyak daftar anggota terbuka didepan mereka. Sang Tae menjelaskan, “Ini daftar undang-undang perdata. Tidak ada Jaksa, hanya hakim dan pengacara firma Cha Yeong Woo. Beberapa dari firma lain namun bukan masalah. Terdiri dari para jagoan top. Terbaik dari yang terbaik dibidang hukum.”
Seok Joo meragukan Sang Tae yang juga termasuk didalamnya. Sang Tae mengatakan bahwa ia juga termasuk didalamnya, karena ia adalah lulusan terbaik. Sang Tae juga mengatakan bahwa Seok Joo saat itu tidak ikut karena ayahnya seorang politikus. Semua orang penting dalam hukum terdaftar disana. Seok Joo mengatakan, jika ada hakim muncul dari daftar tersebut, maka Firma Cha telah membuat langkah besar.
Pembicaraan mereka mengarah ke masalah pribadi. Sang Tae mngatakan bahwa Ji Yoon selama ini yang memberi makan Khan selama Seok Joo berada dirumah sakit merawat ayahnya. Seok Joo kemudian teringat akan jam tangan yang diterimanya dari Ji Yoon. Sang Tae yang mengetahui hal itu langsung tersadar dan mengatakan bahwa Ji Yoon ternyata sudah mengembalikannya, namun ia belum sadar bahwa Seok Joo belum mengetahui kejadian sebenarnya. Ia mengatakan bahwa jam tangan itu adalah hadiah perunangan.
Seok Joo menyakan siapa yang memberikan hadiah jam tangan dihari pertungannya. Sang Tae mengatakan bahwa Ji Yoon yang memberiaknnya. Sang Tae kemudian tersadar bahwa Seok Joo belum mengetahui hal yang sebenarnya. Ia kemudian buru-buru pamit pergi dan menyuruh Seok Joo untuk bertanya sendiri kepada Ji Yoon.
Seok Joo tak membiarkan Sang Tae pergi begitu saja. Ia menarik Sang Tae duduk kebali, “Aku hilang ingatan dan kau temanku. Katakan yang sebenarnya.” Sang Tae menolak memberitahukan yang sebenarnya, ia langsung berlari pergi dan Seok Joo tak mampu berbuat apa-apa. *LOL. Tak bisa menahan rasa geli saat menonton adegan ini, meskipun diulang-ulang, tetap saja tertawa. Ekspresi mereka berdua, ya ampuuuunnnn... lucu banget.*
Seok Joo akhirnya meluangkan waktu pergi ke apartemen Ji Yoon. Ia menyadari bahwa Ji Yoon akan pindah rumah. Ji Yoon menjelaskan bahwa keberadaannya disana karena Seok Joo yang menjadi alasannya. Ia menanyakan alasan Seok Joo datang ketempatnya. Ji Yoon langsung tergagap saat Seok Joo menanyakan tentang jam tangan itu dan ia menengaskan Ji Yoon supaya jujur. Ia sudah menanyakannya pada Sang Tae, namun Sang Tae.
Dengan tergagap, Ji Yoon mengatakan bahwa jam tangan itu tertinggal dikantor bersama dengan hardisk. Seok Joo sadar bahwa Ji Yoon tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Namun ia tak kehabisan cara untuk membuat Ji Yoon luluh sehingga mau mengatakan yang sebenarnya. Dengan ekspresi memelas, Seok Joo mulai berkata, “Aku tidak ingin merincinya. Namun ayahku sakit. Dia menderita alzheimer. Dia hilang ingatan dan ingatanku belum kembali. Aku bisa tahu bagaimana hubungan kami dulu. Aku ingin ingatanku segera kembali, jadi aku bisa berbaikan dengannya.”
Seok Joo melirik Ji Yoon yang sudah masuk dalam triknya, “Apakah ada alasan mengapa ingatanku tidak mau kembali?”
Ji Yoon mendesah keras dan akhirnya mengatakan yang sebenarnya, “Kau meninggalkannya di kamar mandiku.” Seok Joo terkejut mendengar kenyataan itu.
“Aku bertemu denganmu dipernikahan temanku. Aku mabuk dna kau kerumahku.”
“Aku? Kenapa?”
“Aku rasa aku membawamu?”
“Kau rasa?”
“Menurut CCTV benar. Temanku memohon padaku untuk mengeluarkanmu dari sana dan aku mabuk. Aku tidak ingat dengan baik, tapi kau datang kerumahku setelah jam 5 sore dan pergi jam 9 malam.”
“Kenapa kau memeriksa CCTV?”
“Untuk menuntut. Kupikir kau memperkosaku.”
Seok Joo terdiam sesaat mendengar penuturan Ji Yoon. “Kenapa temanmu memintamu mengeluarkanku?”
“Aku tidak tahu, ia tak pernah mau mengatakannya padaku. Tapi ia menyangkal pernah berpacaran denganmu dan dicampakkan.”
“Lalu?”
“Lalu aku bertemu denganmu di Firma. Kecelakaanmu minggu berikutnya. Apa kau ingat?”
Seok Joo masih belum mengingat apapun, ia justru kebingungan dengan apa yang dilakukannya selama 4 jam dirumah Ji Yoon. “Tidak terjadi apa-apa kan?”
Ji Yoon kembali mengingat kejadian dulu saat Seok Joo berada dikamar mandinya dan berkata, “Kupikir aku diundang. Kau sangat putus asa.”
“Kau juga bilang, “Aku tidak pernah melakukan hal yang memalukan.” Kau tidak ingat apa-apa?”
Seok Joo menanyakan apa Ji Yoon benar-benar tak mengingat apapun.
“Aku sungguh tidak ingat apapun.” Dan jawaban Ji Yoon itu membuat Seok Joo frustasi. Ia tetap bersikap cool namun tak berani menatap Ji Yoon, “Sejauh yang kita tahu, kurasa menurut apa yang aku katakan, tidak terjadi apa-apa.
Ji Yoon justru meledek Seok Joo, “Kau lupa ingatan, namun kau sangat mengenal dirimu.”
“Ya, fikirkan saja seperti itu dulu untuk sekarang. Kita bicara lagi nanti saat sudah ada yang ingat sesuatu.
Seok Joo langsung buru-buru pergi. Ji Yoon hendak bertanya kepada Seok Joo tentang tunangannya. Namun Seok Joo tak menghiraukannya, “Tanyakan saja pada Park Sang Tae. Semoga proses pindahmu menyenangkan.” (Aku agak ragu dengan terjemahan yang satu ini. Yang benar keuangan atau tunangan?)
Ji Yoon bergumam, bahwa ia akan senang jika tidak terjadi apapun. Namun perasaannya tetap tidak nyaman.
Setelah keluar dari apartemen Ji Yoon, Seok Joo masih bingung dengan apa yang terjadi. Ia berharap tidak ada suatu hal yang tak diinginkan terjadi. *Hayooo Ahjussi, fikirannya mengarah kemana tuh?*
Namun Seok Joo tak memiliki waktu untuk memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Ji Yoon. Keesokan paginya, Seok Joo mencari saksi ahli yang bisa bersaksi bahwa bank-bank sengaja melakukan penipuan dengan menghubungi Profesor Seok Jae berdasarkan daftar yang telah diberikan Sang Tae.
Profesor Kim mengakui bahwa dia sudah didekati oleh perusahaan Cha Yeong Woo dengan menawarkan sebuah apartemen mahal. Meskipun ia menolak, namun ia tidak mau memberikan pendapatnya kepada pihak manapun. Dia juga perlu memikirkan murid-muridnya, yang mungkin tidak bisa disewa oleh bank-bank besar jika dirinya bersaksi melawan mereka.
Tuan Kim mengunjungi Seok Joo dikantornya dengan membawa kenalan lamanya untuk membantu Seok Joo hingga menemukan orang baru.
Bersambung Ke Part 2.
Komentar:
Kasus kali ini benar-benar kasus yang menegangkan dan teramat rumit. Butuh waktu berjam-jam untuk menyelesaikan sinopsis part satu. Entah berapa jam lagi untuk menyelesaikan bagian keduanya. Dibutuhkan kejelian mengamati setiap detail alur cerita. Meskipun begitu, mungkin ada bagian yang sepertinya terlewatkan olehku. Karena aku sendiri tidak begitu faham dengan politik.
Hukum benar-benar mengerikan saat tidak dijalankan dengan benar dan hanya penuh dengan manipulasi. Lagi-lagi uanglah yang utama dimata kebanyakan orang.
Aku berterima kasih sekali kepada Sang Tae, Seok Joo dan Ji Yoon dipertengahan ini. Setelah lelah menulis bagian yang begitu berat, akhirnya ada juga adegan yang membuatku jadi senyum-senyum sendiri. Hehehe^_^
Apa yang sebenarnya ingin ditanyakan Ji Yoon pada Seok Joo. Dan sampai sekarang hubungan Seok Joo dan Miri belum diketahui. Dan selama Seok Joo berada dirumah Ji Yoon, apa yang ia lakukan? Di episode pertama aku tak begitu menghiraukannya, karean sikap Seok Joo yang arogan, nampaknya ia tak mungkin melakukan suatu hal yang tak bermoral.
Dan tinggal 2 episode lagi. Namun sampai di episode 14 ini, Ji Yoon belum juga tahu bahwa Firma Cha yang menyebabkan keluarganya menderita dan kakeknya dipenjara. Bagaimana nantinya Ji Yoon akan menghadapi Firma Cha tempatnya bekerja jika ia mengetahui fakta tersebut?